Mengelola bisnis keluarga bukanlah perkara yang mudah, beberapa masalah umum yang dapat terjadi dalam bisnis milik keluarga termasuk argumen atas operasi sehari-hari, perbedaan pendapat tentang pembagian dan penggunaan laba bisnis, atau tingkat turnover yang tinggi di antara karyawan non-keluarga.
Perbedaan pendapat tidak selamanya menimbulkan perselisihan, tetapi akan ada gangguan pada hubungan emosional antara anggota keluarga dan menjadi sulit untuk membuat keputusan objektif.
Menjalankan bisnis keluarga tidak membedakannya dengan menjalankan bisnis kecil apa pun. Namun, ada masalah tertentu yang spesifik untuk mengoperasikan sebuah bisnis milik keluarga.
Mengelola bisnis milik sendiri dengan bisnis milik keluarga itu berbeda. Untuk bisnis keluarga, perlu usaha dan kerja keras yang lebih karena ini menyangkut nama besar dan keberlangsungan masa depan keluarga. Karena biasanya bisnis keluarga itu akan selalu diwariskan ke generasi penerusnya. Untuk itu bisnis keluarga perlu bisa terus bertahan dan berkembang agar bisa menjadi kebanggaan keluarga.
Mengelola sebuah bisnis itu tidaklah mudah, perlu adanya konsistensi dan totalitas dalam menjalankannya. Karena jika bisnis dijalankan setengah hati, maka nanti hasilnya juga tidak akan berarti. Begitu juga dengan mengelola bisnis keluarga, yang mana di dalamnya ada banyak kepala yang akan ikut campur di dalamnya.
Mengelola bisnis milik sendiri dengan bisnis milik keluarga itu berbeda. Untuk bisnis keluarga, perlu usaha dan kerja keras yang lebih karena ini menyangkut nama besar dan keberlangsungan masa depan keluarga. Karena biasanya bisnis keluarga itu akan selalu diwariskan ke generasi penerusnya. Untuk itu bisnis keluarga perlu bisa terus bertahan dan berkembang agar bisa menjadi kebanggaan keluarga.
Agar bisnis keluarga bisa berjalan dengan lancar, maka dalam pengelolaannya perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Membuat Aturan yang Jelas
Salah satu kelebihan dari bisnis keluarga adanya rasa kedekatan antar pemiliknya. Hanya saja masalah kedekatan ini jika tidak dibuatkan aturan yang jelas nantinya bisa merepotkan. Misalnya saja si A ingin seperti ini, si B ingin seperti itu, akhirnya bisnis malah tidak bisa berjalan baik.
Jadi perlu dibuat aturan yang jelas termasuk peran dan tanggung jawab masing-masing keluarga yang terlihat dalam bisnis tersebut. Tidak semua anggota keluarga yang ada dalam bisnis keluarga bisa menjadi pemimpin. Pemimpin dalam bisnis keluarga perlu ada satu saja, jika semua menjadi pemimpin maka akan merepotkan.
Jangan lupa juga untuk menyatukan visi misi bisnis, agar semua anggota keluarga yang terlibat bisa sama-sama punya tujuan yang sama.
2. Bedakan Antara Kepentingan Pribadi / Keluarga dengan Bisnis
Nah kadang yang jadi masalah dalam bisnis keluarga adalah menyatukan urusan pribadi / keluarga dalam bisnis. Padahal ini berbeda dan tidak baik jika ada campur tangan urusan keluarga dalam bisnis. Jadi sebaiknya perlu dipisahkan antara urusan keluarga dengan bisnis.
Yang kadang terjadi itu ketika keluarga sedang ada masalah, kemudian masalah itu dibawa sampai ke urusan bisnis. Padahal masalah itu murni urusan keluarga. Inilah yang perlu dicegah dan tidak baik jika dicampuradukan.
3. Mempersiapkan Generasi Penerus
Sifat dari bisnis keluarga pastinya ingin mewariskan bisnis tersebut ke generasi selanjutnya. Tapi yang jadi masalah, kadang ada bisnis keluarga yang akhirnya collapse karena tidak adanya generasi yang mau meneruskan bisnis keluarga. Tentu ini sangat disayangkan sekali, apalagi jika potensi bisnis keluarga masih sangat besar.
Jadi selain mengelola bisnis dari sisi internal, juga perlu mempersiapkan generasi penerus yang nantinya siap meneruskan bisnis tersebut. Karena bisnis keluarga ini bukan sekadar aset pribadi tetapi aset seluruh keluarga.
4. Menjaga Transparansi Keuangan
Masalah keuangan di bisnis keluarga juga sangat sensitif. Kadang meskipun sudah dibagi perannya masing-masing, masih saja ada yang merasa curiga dengan pengelola keuangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya masalah transparansi keuangan perlu diperhatikan. Bisnis keluarga perlu membuat sistem keuangan yang baik dan sistematis, agar semua anggota keluarga yang terlihat bisa dengan mudah melihat kondisi bisnisnya.
5. Menjaga Komunikasi yang Efektif
Masalah dalam bisnis keluarga tak jarang diakibatkan karena komunikasi yang buruk antar anggota keluarga. Masalah transparansi dan komunikasi yang tidak efektif menjadi masalah yang bisa memecah belah bisnis keluarga. Sebaiknya dalam mengelola bisnis keluarga, semuanya perlu dikomunikasi secara terbuka dan efektif, sehingga tidak ada yang merasa ditutupi.
Dalam mengelola bisnis keluarga perlu adanya sinergi dari seluruh anggota keluarga yang terlihat. Dan semua harus menyadari sesuai dengan porsinya masing-masing. Jangan sampai ada hal-hal sepele yang nantinya bisa jadi masalah besar. Jangan lupa juga dalam bisnis keluarga perlu ada pemimpin yang tegas dan bisa mengambil keputusan secara adil.
Sebagai pionir tepercaya dalam konsultasi bisnis keluarga di Indonesia, The Jakarta Consulting Group secara khusus memandu banyak keluarga melewati masa transisi menuju kepemimpinan generasi muda, memfasilitasi diskusi yang produktif, merumuskan solusi terkait tata kelola (governance), perencanaan suksesi, strategi, resolusi konflik, pengembangan talenta, dan akses kepada jejaring. Semuanya berperan signifikan dalam menciptakan pertumbuhan dan kesinambungan bisnis keluarga. Kami juga membantu keluarga menyusun visi bersama untuk menciptakan hubungan keluarga yang harmonis demi kejayaan bisnis keluarga dari generasi ke generasi.
Related Posts:
TikTok for Recruitment: Can it Attract the Right Talent?
Turnover Contagion: Responding to the Wave of Resignations that Threatens Team Stability
Pros and Cons of Experiential Hiring
Leadership Without Position: The Real Impact of Shadow Leadership
Glass Cliff: Tantangan Kepemimpinan bagi Wanita dan Minoritas di Tengah Krisis