Beberapa Self Awareness In Leadership Yang Sering Dilupakan

Beberapa Self Awareness In Leadership Yang Sering Dilupakan

Self Awareness In Leadership. Banyak Pemimpin sulit memimpin secara efektif. Ini  disebabkan kurang mampunya ia memimpin diri (Self Leadership). Sebut saja, seorang Pemimpin ingin mengelola tim, tapi tidak dituruti dan diikuti. Satu-dua kejadian, menjadikan Sang Pemimpin baper dan mulai menyalahkan tim tanpa mengoreksi diri. Pada sebagian kasus lain, Sang Pemimpin kehilangan percaya diri, merasa tak pantas memimpin.

Sesungguhnya, kunci Self Awareness In Leadership ada pada pengendalian diri. Seberapa mampu Pemimpin mengendalikan diri agar dapat melakukan segala upaya yang diperlukan secara sadar dalam rangka mencapai tujuan.

Kesalahan komunikasi antara Pemimpin dan Tim tak jarang juga terjadi akibat kurang mampunya Pemimpin melakukan proses Self Leadership. Ditunjukkan oleh enggan bersabar memahami kondisi riil, tidak mau berpikir mendalam, dan sering menganggap diri paling benar.

Pengendalian diri dalam Self Leadership ini tidak terkait khusus dengan emosi tertentu. Misal, Pemimpin dengan Self Leadership tinggi bukan berarti ia tak pernah marah. Namun ia bisa memutuskan untuk marah saat dibutuhkan, dan meredamnya jika tak lagi diperlukan. Semua diukur seberapa efektif marah itu menggerakkan tim pada tujuan.

Kesuksesan sebuah perusahaan terletak pada sosok pemimpin yang mampu mengajak seluruh pegawainya mencapai tujuan. Bicara soal pemimpin, tentu seseorang harus memiliki kesadaran dan karakter terhadap peran dirinya baik terhadap diri sendiri maupun organisasi.

Jika ditinjau dalam keseharian, self awareness ini bermula dari pola pikir yang kemudian termanifestasi dalam perilaku saat mengambil keputusan. Ketika seseorang ingin melihat keyakinan, bias, dan asumsi yang mendasarinya, perubahan pikiran bisa terjadi. Kemudian seseorang itu dapat menemukan jalan untuk mengubah perilakunya sendiri.

Dalam sebuah industri, kepemimpinan yang efektif memiliki beberapa unsur.  Di antaranya karakteristik, kompetensi, dan keterampilan. Selain itu perlu adanya self awareness atau kesadaran dalam sosok pemimpin perusahaan. Self awareness adalah kesadaran menilai diri sendiri sehingga mampu menyesuaikan dan tingkah lakunya.

Pengertian Self Awareness In Leadership

Mengembangkan kesadaran diri sebagai pemimpin akan memperkuat tidak hanya kinerja individu, tetapi kinerja organisasi. Pada akhirnya, sejumlah pemahaman, kepercayaan, dan kebijaksanaan akan dimiliki pemimpin yang sadar diri. Kesadaran diri dan keterampilan yang dimiliki pemimpin menjadi paket komplet. Hal ini membantu pemimpin mengembangkan integritas yang lebih besar dalam prosesnya.

Baca :   Breaking Silo Mentality Through Talent Mobility

Self awareness merupakan bagian dari social emotional learning. Merujuk dari buku “Emotional Intelligence: Why It Matter More than IQ” dan “Emotional Self Awareness” karya Daniel Goleman, self awareness terdapat tiga hal pokok meliputi:

1. Emotional awareness

Emotional awareness berarti kemampuan seseorang untuk mengenali dan menyadari emosi yang dirasakannya. Kemampuan tersebut disebut pula dengan emotional literacy (kemelekan emosi). Dalam hal ini pemimpin perlu mengenali pola-pola emosi sehingga dirinya mampu mengelola respons terhadap emosi atau kebiasaannya dalam merespons suatu hal.

2. Accurate self assessment

Kemampuan seseorang untuk mengevaluasi dirinya sendiri tergolong dalam accurate self assessment. Kesadaran untuk melihat potensi ataupun kesalahan diri menjadi hal penting dalam kepemimpinan. Bagaimana tidak, seorang pemimpin sebaiknya menyadari bahwa dirinya tidak boleh antikritik. Ia bisa menyadari bagaimana kecenderungan orang lain menilai dirinya. Kemampuan penilaian yang akurat menjadi dasar untuk pengembangan diri.

3. Self confidence

Self confidence adalah bagian dari kemampuan diri untuk percaya terhadap dirinya sendiri. Penelitian menyebut bahwa tingkat kinerja seseorang berkaitan langsung dengan kepercayaan seseorang terhadap dirinya.

Setelah mengetahui bagaimana cara seseorang mengenali emosinya, tentu ada praktik-praktik tersendiri untuk mengasah kemampuan menciptakan self awareness. Seperti yang diungkapkan Carla Tantillo Philibert dalam bukunya The Mindful Practices atau latihan kesadaran. Ia menjelaskan teori SELF. Program tersebut memiliki empat bagian antara lain:

1. Kesadaran diri (self-awareness)

Kesadaran diri dalam hal ini mencakup kesadaran diri terhadap tubuhnya (body awareness), harga diri (self esteem), hingga tanggung jawab dalam pilihan emosional.

2. Pengaturan diri (self-regulation)

Pengaturan diri merupakan kesadaran untuk mengontrol dan mengatur tubuhnya. Proses pengaturan diri meliputi adaptasi, cara mengekspresikan emosi, mengelola stres dan kecemasan, pemecahan masalah, serta keterampilan dalam pengambilan keputusan.

3. Kepekaan sosial (social-awareness)

Baca :   Pendekatan Human-Centric dalam Merekrut Karyawan

Sebagai seorang individu, tentunya dibutuhkan kepekaan sosial yang tinggi apalagi bila ia menjadi pemimpin. Kepekaan sosial yang dimaksud meliputi aktif mendengarkan, berempati, dan upaya membangun komunitas.

4. Efikasi diri (Self-efficacy)

Efikasi diri merupakan keyakinan dalam diri terhadap keahlian dan kemampuannya ketika mengambil peranan penting. Misalnya Bagaimana seseorang dalam bertindak, perasaan seseorang terkait posisinya di dunia sehingga menuntun seseorang dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai.

5. Keharmonisan sosial (Social-harmony)

Seorang individu merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri. Jika dikaitkan dengan keharmonisan sosial, tentu sikap kepemimpinan sangat diperlukan dalam mengelola kerentanan, kolaborasi, dan kerja sama tim. Sebagai seorang pemimpin, dalam mengendalikan perilaku tentunya diperlukan kesadaran terhadap emosinya terlebih dahulu.

Cara meningkatkan Self Awareness In Leadership

Jika telah memiliki kesadaran diri (self awareness), tentu ketika mendapat peran atau posisi sebagai pemimpin perlu terus diasah untuk menjadi pemimpin yang baik. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan self awareness dalam kepemimpinan di antaranya:

1. Kebijaksanaan kepemimpinan (Leadership Wisdom)

Kebijaksanaan kepemimpinan adalah salah satu hal yang sebaiknya dimiliki seorang pemimpin. Mulai dari cara pemimpin bertindak dan mengambil sikap terhadap tantangan yang dihadapi.

Pemimpin terbaik memiliki banyak pelajaran yang dapat mereka bawa untuk menghadapi tantangan baru. Kemampuan ini tidak muncul secara spontan, tetapi merupakan hasil dari latihan yang berkelanjutan.

Kunci untuk menumbuhkan kebijaksanaan kepemimpinan adalah meluangkan waktu untuk merenungkan pengalaman. Langkah tersebut menjadi momen untuk meninjau kembali pengalaman yang dimiliki dari berbagai perspektif, mengidentifikasi tindakan dan perilaku masa lalu, kemudian mempraktikkan untuk memeriksa keyakinan serta asumsi yang mendasarinya.

Refleksi ini harus dilakukan berulang kali, dan pemimpin yang baik seringkali kembali ke pengalaman yang sama berulang kali untuk mendapatkan wawasan baru saat mereka tumbuh.

2. Identitas Kepemimpinan (Leadership Identity)

Identitas kepemimpinan dilihat dari sikap profesionalitas seorang pemimpin. Apakah dia mampu memimpin perusahaan dengan baik dan benar? Identitas kepemimpinan, identitas sosial, memengaruhi cara seseorang memimpin secara sadar maupun tidak.

Baca :   What is Brown Nosing?

Di pasar global kita yang beragam, lebih penting lagi untuk memahami identitas kita sendiri dan bagaimana identitas itu membentuk interaksi dengan orang lain. Mengetahui identitas kepemimpinan dapat membantu Anda menemukan kesamaan dengan orang lain, sehingga bisa mengarah ke hubungan yang lebih kuat atau mengurangi kemungkinan kesalahpahaman selama komunikasi kritis.

3. Reputasi Kepemimpinan (Leadership Reputation)

Reputasi kepemimpinan sama dengan bagaimana orang lain memandang seorang pemimpin berdasarkan perilaku sebelum dan sesudah menjadi pemimpin. Langkah yang bisa diambil, yakni menanyakan pada rekanan atau tim terkait reputasi Anda dalam memimpin. Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat kemampuan Anda untuk berkomunikasi dan memengaruhi orang lain.

4. Citra Kepemimpinan (Brand Leadership)

Citra kepemimpinan dalam hal ini seseorang harus mengidentifikasi kekuatan dan karakteristik yang dimiliki. Kemudian mengomunikasikannya kepada orang lain, memberikan pengalaman konsisten yang bisa memenuhi harapan orang lain tentang diri seorang pemimpin.

Kunci dari citra kepemimpinan adalah memunculkan, meningkatkan, dan memoles kekuatan terbesar yang dimiliki seseorang dan memastikan mengomunikasikannya kepada orang-orang yang ditemui. Lebih dikenal dengan istilah citra diri atau branding diri sendiri sehingga menciptakan impresi dari orang lain.

Keberhasilan para pemimpin dan organisasi saat ini bergantung pada kemampuan untuk berinovasi dan berkreasi. Dengan akses ke sumber daya yang hampir tidak terbatas, konsumen modern lebih berdaya dari sebelumnya, dan harapan mereka menjadi semakin muluk seiring dengan kemajuan teknologi.

Agar dapat bersaing dalam lingkungan dengan kemajuan teknologi yang pesat, organisasi perlu mengetahui apa yang diinginkan konsumen bahkan sebelum mereka melakukannya. Melatih para pemimpin untuk lebih sadar diri dan kreatif adalah strategi hebat untuk mempersiapkan apa yang akan datang dalam petualangan digital.

# Self-Awareness In Leadership#kepemimpinan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article