Mengenal Work Life Balance: Definisi, Manfaat dan Cara Menerapkan di Era Digital

Mengenal Work Life Balance: Definisi, Manfaat dan Cara Menerapkan di Era Digital

Dalam 15 tahun terakhir, pembahasan tentang work life balance semakin marak. Work Life Balance menjadi salah satu hal yang dicari oleh para pekerja saat ini. Jadi, apa itu Work Life Balance? Bagaimana cara menciptakan hal tersebut bagi karyawan?

Seperti diketahui, saat ini karyawan generasi milenial dan generasi Z makin mendominasi perusahaan. Generasi ini umumnya menuntut lebih banyak fleksibilitas kerja dibandingkan generasi sebelumnya.

Meningkatnya minat terhadap isu ini sebagian didorong oleh kekhawatiran bahwa kondisi kehidupan pribadi dan profesional yang tidak seimbang dapat mengakibatkan menurunnya kesehatan dan kinerja bagi individu, keluarga, dan organisasi.

Apa itu Work Life Balance

Pengertian sederhananya adalah kemampuan menyeimbangkan waktu untuk bekerja dengan waktu memenuhi kebutuhan pribadi. Dengan demikian, akan muncul keseimbangan antara bekerja, rekreasi dan berkumpul dengan keluarga.

Work-life balance merupakan upaya mencapai keseimbangan ideal antara tuntutan kehidupan profesional dengan kehidupan pribadi. Mengingat makin banyak orang menghabiskan waktu lebih lama di tempat kerja, ada kekhawatiran ketidakseimbangan ini merusak kesehatan dan hubungan sosial.

Orang yang berhasil menerapkan work-life balance biasanya memiliki produktivitas kerja tinggi. Kehidupannya juga lebih bahagia karena kondisi di luar kantor sangat mendukung untuk tumbuh menjadi pribadi yang kreatif.

Namun, jika tidak ada keseimbangan, produktivitas akan turun. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi.

Banyak manfaat work life balance. Waktu 24 jam yang dimiliki bisa dimanfaatkan dengan baik. Misalnya menyisihkan minimal 8 jam untuk tidur.

Sisanya digunakan untuk bekerja dan melakukan aktivitas lainnya. Apabila kamu memiliki pola kehidupan yang seimbang antara istirahat maupun beraktivitas maka kehidupan menjadi lebih produktif.

Hindari kerja lembur (jika tidak terpaksa) karena akan memengaruhi konsentrasi. Beberapa minuman berenergi, kopi dan sejenisnya memang bisa membantu, namun dalam jangka panjang justru bisa merusak tubuh.

Kamu juga akan bahagia karena berhasil mencapai target kerja. Work life balance menciptakan kepuasan batin. Hal ini berdampak positif terhadap kesehatan tubuh.

Selain itu, bisa meningkatkan hubungan baik dengan orang lain. Kesuksesan juga terwujud berkat dukungan orang terdekat. Kesuksesan tidak akan berarti jika jarang memiliki waktu bersamaorang-orang terdekat.

Baca :   Memimpin Perubahan dengan Filosofi Daerah: Belajar dari Bugis-Makassar

Sebaliknya, tidak adanya keseimbangan menjadi salah satu penyebab retaknya hubungan dengan pasangan. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan agar bisa lebih kreatif dalam melakukan inovasi untuk mendukung kesuksesan.

Manfaat work life balance

Manfaat work life balance antara lain

  1. Pertama, meningkatkan produktivitas. Dengan keseimbangan kehidupan di kantor dan di luar kantor, karyawan lebih bahagia. Kebahagiaan ini membuat karyawan lebih produktif dan berkinerja lebih baik.
  2. Kedua, mencegah stress. Beban kerja berlebihan menimbulkan stres. Namun, stres tersebut dapat dicegah dengan manajemen waktu yang baik antara bekerja dan bersantai.
  3. Ketiga, sehat jasmani dan rohani. Pengaturan pola hidup sehat dan pola bekerja yang baik akan menciptakan kondisi tubuh dan mental yang sehat sehingga pekerjaan apapun dapat diselesaikan dengan cepat dan terasa ringan.
  4. Keempat, meningkatkan hubungan yang lebih baik.
  5. Kelima, memiliki untuk beraktivitas di luar pekerjaan. Karyawan bisa memiliki waktu dan tenaga untuk dapat menjalankan aktivitas lain dil uar pekerjaan seperti menjalankan hobi, berolahraga, bergabung dengan komunitas, jalan-jalan dan sebagianya.

Cara Menerapkan Work Life Balance  di Era Digital

Cara Menciptakan Work Life Balance pada Perusahaan

1. Tawarkan sistem kerja yang fleksibel

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemudahaan akses internet, sistem kerja fleksibel seperti kerja remote atau Work From Home memang menjadi semakin mudah untuk diaplikasikan di perusahaan. Melalui sistem kerja ini, perusahaan dapat mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah atau lokasi lain di luar kantor.

Dengan demikian, karyawan akan memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Selain itu, kerja remote atau WFH juga memberi lebih banyak kesempatan bagi para karyawan untuk melakukan keperluan pribadinya seperti berolahraga, bermain dengan hewan peliharaan, atau bahkan membersihkan rumah. Karyawan juga tidak perlu lagi mengalami kemacetan di perjalanan sehingga mereka dapat memulai pekerjaannya dengan pikiran yang lebih tenang dan jernih.

Perlu Anda ketahui, sistem kerja fleksibel tidak hanya kerja remote atau WFH. Ada beberapa jenis pengaturan sistem kerja fleksibel yang umum dijalankan oleh berbagai perusahaan di dunia seperti sistem kerja part time, flextime, compressed workweek, atau yang lain. Jadi, sebelum mengaplikasi sistem kerja fleksibel, perusahaan perlu memastikan sistem kerja mana yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawannya.

Baca :   Blind Hiring: Reducing Bias in a Recruitment Process

2. Mendorong karyawan untuk mengambil waktu istirahat

Bekerja berjam-jam tanpa jeda dapat berakibat buruk pada kesehatan dan produktivitas. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengingatkan karyawannya mengambil waktu istirahat.

Selain itu, karyawan memiliki hak cuti. Jadi, ada baiknya jika tim HRD mengingatkan jatah cuti yang dimiliki oleh masing-masing karyawan.

Cuti yang dimanfaatkan dengan baik akan membantu karyawan terhindar dari stres, mencegah kelelahan karena bekerja, serta meningkatkan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan karena karyawan akan memperoleh lebih banyak waktu bersama keluarga atau teman-teman dekat. Di lain pihak, perusahaan juga perlu menyediakan sistem atau kebijakan pengajuan cuti yang mudah agar karyawan dapat memanfaatkan hak cuti secara optimal.

3. Tinjau beban kerja karyawan secara teratur

Salah satu penyebab gagalnya Work Life Balance adalah beban kerja yang terlalu banyak. Akibatnya, karyawan memilih untuk memanfaatkan waktu yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut tanpa mengambil waktu untuk beristirahat. Untuk menghindari hal ini, ada baiknya jika perusahaan atau manajer tim dapat secara reguler meninjau kembali beban kerja masing-masing karyawan.

Manajer tim dapat berbicara langsung dengan timnya untuk mengetahui siapa saja yang memiliki beban kerja tinggi serta siapa saya yang memiliki beban kerja yang tidak terlalu banyak. Melalui cara ini, manajer dapat melakukan delegasi tugas dengan lebih baik.

4. Menyediakan Ruang untuk Pengembangan Diri

Setiap orang pasti ingin terus berkembang, dan perusahaan yang memberikan ruang untuk itu pasti akan dihargai karyawannya. Mulai dari workshop, kursus online, hingga subsidi untuk pendidikan lanjutan bisa jadi cara yang asyik untuk mendukung pertumbuhan personal dan profesional karyawan.

Pengembangan diri ini juga bisa mencakup pelatihan soft skill yang sering terlupakan tapi penting, seperti manajemen waktu dan komunikasi efektif. Dengan skill yang makin terasah, karyawan gak cuma jadi lebih kompeten tapi juga lebih percaya diri dalam berkontribusi untuk perusahaan.

Baca :   Pros & Cons : Sabbatical Leave di Perusahaan Swasta

5. Membangun Budaya Perusahaan yang Mendukung

Budaya perusahaan yang mendukung work life balance bisa dimulai dari hal sederhana seperti menghargai pencapaian karyawan, baik itu terkait kerja maupun pencapaian pribadi mereka. Rayakan kesuksesan bersama-sama dan ciptakan lingkungan kerja yang positif di mana setiap orang merasa dihargai dan didengar.

Jangan lupa untuk sering-sering melakukan check-in dengan karyawan secara personal. Tanyakan bagaimana mereka, dan apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk membuat mereka lebih nyaman dan bahagia bekerja. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada hasil, tapi juga pada kesejahteraan karyawan.

6. Mendorong Keseimbangan Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi

Encourage karyawan untuk benar-benar memanfaatkan waktu libur mereka. Penting buat perusahaan untuk menekankan bahwa overworking bukanlah sesuatu yang diidamkan. Dengan kata lain, jangan sampai karyawan merasa bersalah saat mengambil cuti atau liburan.

Buat kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, seperti tidak mengirim email kerja di luar jam kerja atau saat akhir pekan. Hal ini bisa bantu mengurangi stress dan memastikan karyawan punya cukup waktu untuk recharge.

Implementasi work life balance bukan cuma tentang membuat karyawan bahagia, tapi juga tentang meningkatkan produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung. Dengan menerapkan poin-poin di atas, perusahaan bisa jadi tempat kerja idaman yang menarik talenta terbaik dan mempertahankan mereka. Ingat, investasi terbesar sebuah perusahaan adalah karyawannya, jadi mari kita pastikan mereka merasa dihargai dan didukung.

# work life balance

#kerja online

#kerja fleksibel

#arti work life balance #manfaat work life balance

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article