Mengenal Hiring Freeze dan Strategi yang harus dilakukan. Hiring Freeze adalah keputusan strategis yang dibuat oleh organisasi untuk menghentikan perekrutan kandidat/karyawan baru untuk sementara waktu. Tujuan utama Hiring Freeze adalah untuk mengendalikan pengeluaran dan mengelola anggaran organisasi secara lebih efektif.
Belakangan ini istilah Hiring freeze makin sering didengar. Terutama setelah Elon Musk menyatakan Tesla tidak akan merekrut karyawan baru lagi. Tapi nyatanya, dua hari kemudian pihak Tesla sendiri meralat bahwa pertumbuhan jumlah karyawan tetap ada, hanya saja standar gaji lebih datar.
Hiring freeze adalah fenomena yang tak hanya terjadi di Tesla. Banyak perusahaan besar berskala global lainnya yang menyatakan akan memangkas posisi di perusahaan mereka. Di antaranya ada Microsoft, Twitter, Nvidia, Netflix, dan lain-lain.
Apa yang dimaksud dengan Hiring freeze?
Hiring freeze adalah pembatasan sementara pada proses perekrutan dan perekrutan karyawan mana pun dalam suatu organisasi. Selama waktu tersebut, organisasi menahan diri untuk tidak mengisi posisi yang kosong atau memulai proses rekrutmen baru. Hiring freeze dapat dilakukan agar organisasi dapat berfokus pada restrukturisasi, reorganisasi, atau berbagai evolusi dalam prioritas bisnis. Dalam kasus seperti ini, Hiring freeze memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi kebutuhan tenaga kerja, merealokasi sumber daya, atau memposisikan ulang strategi.
Kalau pun ada posisi yang kosong, maka posisi tersebut dibiarkan terbuka. Selain itu, perusahaan juga akan menunda dibukanya posisi baru, kecuali jika posisi tersebut sangat dibutuhkan.
Jika ada posisi yang harus diisi atau harus membuat posisi baru, karyawan yang diambil adalah konsultan atau pekerja paruh waktu. Agar bisa beradaptasi dengan situasi baru, perusahaan biasanya akan melakukan restrukturisasi. Berbagai posisi akan dievaluasi. Lalu posisi yang kurang penting dan kurang efisien akan dihilangkan. Dengan begitu, fokus perusahaan bisa lebih ditujukan pada posisi yang memiliki peran penting saja.
Dampak Hiring Freeze
Penundaan proses perekrutan akan menghasilkan sejumlah dampak bagi perusahaan. Dampak yang paling terasa adalah bertambahnya beban kerja karyawan. Apalagi kalau ada posisi yang kosong.Tak peduli kecil atau besar, pasti ada yang hilang. Akibatnya, ada karyawan yang harus menangani peran tersebut. Tugas dan kewajiban mereka pun otomatis bertambah. Kondisi semacam ini tak bisa dihindari saat perusahaan memberlakukan hiring freeze.
Meski karyawan yang ada masih cukup banyak, tetap saja tanggung jawab mereka bertambah untuk sementara waktu. Jika hiring freeze hanya berlangsung sebentar, dampaknya masih bisa teratasi dengan cara membagi pekerjaan secara adil di antara karyawan yang tersisa. Jadi, tanggung jawab yang bertambah bisa dijalankan bersama-sama.
Berbeda halnya bila hiring freeze berlangsung lama. Tiap karyawan pasti punya batasan. Kalau dipaksakan bekerja lembur terus-menerus, misalnya, kondisi fisik mereka pasti menurun. Kalaupun secara fisik karyawan merasa baik-baik saja, tapi rasa bosan dan jenuh akan lebih cepat terasa. Karyawan pun bisa kehilangan motivasi, ide-ide dan inspirasi baru yang kreatif bisa menurun drastis.
Yang paling merepotkan adalah jika karyawan sudah terlalu jenuh. Mereka bisa memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Sementara perusahaan tidak bisa lagi merekrut karyawan baru. Jadi beban karyawan yang tersisa makin bertambah. Hal ini sebenarnya bisa diatasi kalau perusahaan bisa menetapkan titik akhir hiring freeze. Setelah berakhir, perusahaan bisa mulai merekrut karyawan baru.
Masalahnya adalah mungkin saja perusahaan pun tidak yakin kapan hiring freeze akan berakhir. Jadi karyawan tidak tahu sampai kapan mereka harus bekerja dalam kondisi tertekan seperti itu. Di saat inilah karyawan biasanya mengalami titik jenuh dan memutuskan untuk keluar.
Apa yang harus dilakukan selama Hiring Freeze?
1. Mengakses berbagai kebutuhan tenaga kerja dalam organisasi: Hiring Freeze dapat digunakan sebagai kesempatan untuk menilai berbagai kebutuhan organisasi dan mengevaluasi struktur staf yang ada dengan mengidentifikasi area yang berlebihan, inefisiensi, atau kesenjangan keterampilan yang dapat diatasi melalui perbaikan realokasi internal.
2. Mendistribusikan tenaga kerja secara merata: Dengan mengevaluasi tenaga kerja, distribusikan tenaga kerja di antara karyawan dan pertimbangkan redistribusi untuk memastikan beban kerja yang adil dan menghindari kelelahan. Prioritaskan tugas dan proyek yang penting, bahkan berkolaborasi dengan tim untuk merampingkan alur kerja.
3. Meningkatkan mobilitas internal: Dorong mobilitas internal dan peluang pengembangan bagi karyawan yang ada. Berikan pelatihan, bimbingan, dan sumber daya untuk membantu karyawan mengembangkan keterampilan mereka dan mengambil tanggung jawab organisasi.
4. Mengoptimalkan proses dan sistem: Gunakan periode Hiring Freeze untuk menentukan dan merampingkan ketidakefisienan, mengotomatiskan tugas jika memungkinkan, dan berinvestasi dalam teknologi atau alat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasi.
5. Mendorong kolaborasi lintas fungsi: Dorong kolaborasi lintas fungsi dan berbagi pengetahuan di antara departemen yang berbeda untuk meningkatkan efektivitas, meningkatkan inovasi, dan menciptakan budaya kerja yang mendukung.
Setelah memahami apa arti hiring freeze secara keseluruhan, Mengenal Hiring Freeze dan Strategi yang harus dilakukan. Anda juga semakin mengerti dampaknya pada karyawan dan perusahaan itu sendiri. Kondisi keuangan yang stabil dan aset lancar harus dimiliki setiap waktu untuk menghindari pemberlakuan hiring freeze dalam kondisi apa pun. Kalau pun perlu dilakukan, setidaknya jangan berlangsung terlalu lama demi kebaikan karyawan dan perusahaan.
#hiring freeze
#dampak hiring freeze
#perekrutan karyawan