Pentingkah Usia Pemimpin

Pentingkah Usia Pemimpin?

Pentingkah Usia Pemimpin? Ribut-ribut soal gugatan usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden ke mahkamah konstitusi (MK), pada hari yang sama, Daniel Noboa terpilih menjadi Presiden Ekuador. Usianya? Baru 35 tahun. Dia memenangkan lebih dari 52 persen  suara, mengalahkan penantangnya dari sayap kiri Luisa Gonzalez, yang memperoleh sekitar 48 persen suara.

Noboa lahir pada 30 November 1987 di Guayaquil, Ekuador. Ayah Noboa, Alvaro, dikenal sebagai miliarder pisang ternama di negara Amerika Latin itu. Noboa meraih gelar sarjana administrasi bisnis dari New York University. Noboa lalu memegang gelar master dari tiga universitas, yaitu Harvard,  Northwestern, dan George Washington. Pada usia 18 tahun, Noboa menciptakan perusahaan sendiri bergerak di bidang event  organizer. Noboa selanjutnya masuk ke kerajaan bisnis keluarga.

Pentingkah Usia Pemimpin?

Sebelum terpilih jadi presiden, Noboa adalah pendatang baru pada dunia politik. Dia baru dua tahun menjadi anggota parlemen. Saat di parlemen, Noboa ditunjuk jadi ketua komite ekonomi. Itu menjadi satu-satunya pengalaman politik Noboa.

Noboa bukan satu-satunya kepala pemerintahan negara demokratis yang terpilih sebelum berusia 40 tahun. Di Chile ada Gabriel Boric (berusia 36 tahun saat terpilih menjadi presiden), Jakov Milatović dari Montenegro (36), Jacinda Ardern asal Selandia Baru (37), dan Sebastian Kurz asal Austria (31).

Baca :   Dari Hierarki ke Kolaborasi: Merombak Struktur Organisasi untuk Mendukung Transformasi

Di dunia korporasi, jumlahnya lebih tak terhitung lagi. Sekadar contoh, Mark Zuckerberg mendirikan Facebook saat usianya baru 19 tahun. Lebih ke belakang, Bill Gates mulai membangun Microsoft saat usianya baru 23 tahun.  Tentunya masih banyak lagi contoh lainnya.

Memang, di banyak negara ditentukan batas usia minimum calon kepala negara atau kepala pemerintahan. Ini tentunya berbeda dengan dunia korporasi, yang aturannya jauh lebih longgar, bahkan tanpa batasan. Pertanyaannya, bagaimanakah sebenarnya kaitan antara usia dan kemampuan kepemimpinan? Apakah pemimpin muda lebih baik dibandingkan dengan yang lebih tua, atau sebaliknya? Dengan kata lain, apakah usia memiliki dampak terhadap kepemimpinan?

Tak dapat dimungkiri, usia dapat memengaruhi kualitas kepemimpinan. Hal ini wajar mengingat kondisi seseorang kerap berubah seiring bertambahnya usia. Meski demikian, hal ini tidaklah mutlak  Kesuksesan kepemimpinan dipengaruhi oleh banyak faktor, bukan sekadar usia tua atau muda.

Memang, ada hal-hal tertentu di mana pemimpin berusia lebih tua lebih banyak keunggulannya. Dari sisi pengalaman, misalnya. Pemimpin yang lebih tua  biasanya memiliki lebih banyak pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun yang terkait dengan kepeimpinan dan manajerial sebelumnya. Berbekal hal tersebut, mereka dapat memiliki sudut pandang yang lebih luas dan pemahaman lebih mendalam tentang sebuah masalah atau situasi.

Baca :   Blending Skill-Based Hiring and Microcredentials: Faster Recruitment for Better Results

Di samping itu, umur kerap diasosiasikan dengan meningkatnya kecerdasan emosional, kesabaran, dan kebijaksanaan, terutama saat menghadapi perselisihan dan konflik. Hal-hal ini merupakan elemen esensial dalam kepemimpinan.

Namun di sisi lain, pemimpin berusia muda kerap lebih lincah dalam menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Mereka pun  cenderung lebih terbuka dan toleran terhadap gagasan-gagasan baru. Dari sisi teknologi terkini, mereka juga biasanya lebih paham.  Tentunya, hal ini menjadi nilai plus saat menghadapi generasi milenial dan generasi Z, yang sejak kecil sudah akrab dengan teknologi.

Pemimpin muda juga biasanya memiliki energi dan antusiasme yang lebih besar. DEngan demikian, mereka lebih muda memotivasi pengikut atau orang di bawah mereka. Sedangkan pemimpin yang lebih tua banyak yang lebih suka mempertahankan stabilitas dan kontinuitas.

Baca :   Storytelling Dalam Rekrutmen: Menciptakan Kesan Positif Untuk Menarik Kandidat Ideal

Namun sekali lagi, segala pengalaman, kecerdasan emosional, kemampuan beradaptasi, dan antusiasme seperti disebutkan di atas tidaklah mutlak. Artinya, bisa saja pemimpin yang lebih muda memiliki pengalaman dan kemampuan emosional yang lebih baik dibandingkan mereka yang lebih tua. Belum tentu juga pemimpin senior kurang menyukai perubahan. Tidak sedikit pemimpin senior yang justru menjadi motor penggerak perubahan.

Kepemimpinan amat bergantung kepada konteks. Artinya, situasi lingkungan dan organisasi yang berbeda membutuhkan kepemimpinan yang berbeda pula. Dengan demikian, usia tak lagi jadi faktor penentu.  Di atas itu semua, karakter-karakter kepemimpinan yang universal, seperti integritas, kepedulian pada pengikut, berani mengambil risiko, kreatif, inovatif, dan sederet karakter positif laiinya jauh lebih penting, berapa pun usia seorang pemimpin.

#mahkamahkonstitusi             #danielnoboa              #kepemimpinan          #ekuador         #usiaminimum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article