Kepemimpinan dan Inovasi

Menjelajah Inovasi Bawah Tanah

Bagi sebagian orang, inovasi masih diasosiasikan dengan laboratorium yang terang benderang, start-up dengan dana melimpah, dan perusahaan atau pusat teknologi ternama. Inovasi juga identik dengan bidang penelitian dan pengembangan (R & D). Di samping itu, inovasi juga dikaitkan dengan teknologi terbaru dan produk yang mengubah nasib jutaan manusia. Perusahaan akan bangga bila dikenal dengan inovasinya yang mentereng.

Namun, tahukah Anda bahwa ada sisi lain dari sebuah inovasi? Ternyata, tidak semua inovasi dalam perusahaan disetujui secara resmi. Inovasi bawah tanah (underground innovation), juga dikenal sebagai “inovasi bayangan” terjadi ketika orang mengembangkan ide dan solusi baru di luar struktur dan proses formal organisasi. Meski demikian, inovasi tanpa izin ini dapat menjadi kekuatan dahsyat untuk mencapai kemajuan, menciptakan terobosan yang sebelumnya tak terpikirkan, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Menjelajah Inovasi Bawah Tanah

Underground innovation kerap muncul sebagai respons atas frustrasi karyawan terhadap pembatasan birokratis, keinginan untuk bebas berkreasi, atau hasrat untuk mengatasi masalah tertentu. Karyawan mungkin merasa bahwa proses inovasi formal terlalu lambat, kaku, atau menghindari risiko. Akibatnya, mereka memutuskan untuk mewujudkan idenya secara mandiri. Jenis inovasi ini juga dapat didorong oleh pemahaman mendalam tentang pasar atau kebutuhan pelanggan yang menurut karyawan belum digarap dengan baik oleh strategi resmi perusahaan.

Baca :   From Obsolete to Iconic: How Brands in Declining Industries Stay Relevant

Di Ford Motor Co.,, seperti dikemukakan de Jong, Mulhuijzen, dan Prasad dalam MIT Sloan Management Review 2023, sejumlah 45 persen karyawan telah mengembangkan proyek tanpa persetujuan manajer. Pelaku inovasi bawah tanah mungkin ingin menunda diskusi sampai mereka dapat menyajikan kasus terbaik mereka atau menghindari tekanan yang datang dari manajer yang menuntut hasil sesegera mungkin. Karyawan terkadang lebih memilih jalan pintas untuk memecahkan masalah yang dihadapi di tempat kerja, tidak ingin menghabiskan waktu untuk mendapatkan izin, atau hanya didorong oleh rasa ingin tahu dan bertekad untuk melewati batasan – bahkan jika mereka tidak dibayar untuk pekerjaan tersebut.

Terkait underground innovation ini, ada istilah “skunkworks.” Istilah ini diciptakan oleh Lockheed Martin selama Perang Dunia II untuk menggambarkan tim kecil dan otonom yang mengerjakan proyek-proyek canggih. Pendekatan ini identik dengan inovasi bawah tanah di sektor korporasi. Proyek Skunkworks dicirikan oleh tingkat otonomi yang tinggi, fokus pada pembuatan prototipe cepat, dan budaya yang mendorong pengambilan risiko dan pemikiran yang tidak konvensional. Skunk Works milik Lockheed terkenal karena keberhasilan pengembangan pesawat revolusioner, termasuk pesawat mata-mata U-2 dan SR-71 Blackbird. Proyek-proyek ini sering kali dimulai dengan sedikit pengawasan formal dan dioperasikan dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi, sehingga memungkinkan tim untuk bereksperimen dan berinovasi tanpa kendala proses perusahaan tradisional.

Baca :   Strategi Ampuh Boost Produktivitas dengan Job Crafting

Contoh lain underground innovation adalah yang pernah terjadi di Toshiba. Tetsuya Mizoguchi, seorang eksekutif di divisi komputasi mainframe Toshiba, yakin bahwa terdapat peningkatan permintaan akan PC ringan dan portabel pada saat semua perangkat tersebut merupakan mesin desktop berukuran besar. Setelah manajemen menolak gagasan tersebut, ia terjun ke dunia bawah tanah untuk mengembangkan komputer laptop pertama — menempatkan Toshiba sebagai pemimpin dalam kategori baru ketika memulai debutnya pada tahun 1985. Penjualan laptop kini mengalahkan desktop dengan perbandingan lebih dari 4 berbanding 1.

Meski sering terjadi, underground innovation bukanlah bagian dari budaya perusahaan. Perusahaan yang ingin memanfaatkan kekuatan inovasi bawah tanah harus menciptakan lingkungan yang mendorong dan mendukungnya. Hal ini dapat dicapai melalui beberapa strategi. Pertama, mendorong karyawan mewujudkan ide-ide mereka dan menyediakan sumber daya yang mereka butuhkan. Hal ini mungkin termasuk mengalokasikan waktu untuk proyek pribadi, menawarkan pendanaan untuk ide-ide yang menjanjikan, atau menciptakan kompetisi inovasi internal. Berikutnya, memangkas birokrasi yang menghambat inovasi. Juga, memberikan lebih banyak kemudahan bagi karyawan untuk membuat keputusan. Ketiga, menumbuhkan budaya yang menghargai eksperimen dan menerima kegagalan sebagai bagian alami dari proses inovasi. Berikan penghargaan kepada karyawan karena mengambil risiko dan belajar dari kegagalan, daripada menghukum mereka karena proyek yang gagal. Keempat, menciptakan ruang khusus untuk inovasi, seperti laboratorium inovasi atau tim skunkworks, tempat karyawan dapat mengerjakan proyek di luar batasan peran rutin mereka.

Baca :   Efek Dunning Kruger: Overestimasi atau Cerdas?

Manfaat dan Risiko

Terdapat sederet manfaat inovasi bawah tanah, yaitu eksperimen yang cepat sehingga pengembangan proses dan produk baru lebih cepat pula. Hasrat dan semangat karyawan juga dioptimalkan sehingga hasilnya selaras dengan kebutuhan pelanggan dan organisasi. Selain itu, dengan beroperasi di luar proses formal, para inovator bawah tanah dapat mengeksplorasi peluang-peluang yang berisiko dan bernilai tinggi yang mungkin dianggap terlalu berisiko.

Namun, jangan lupakan risiko underground innovation. Proyek yang dikembangkan di luar struktur formal mungkin kurang sejalan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan, sehingga menimbulkan potensi konflik atau duplikasi upaya. Ada juga risiko masalah hukum dan etika, seperti sengketa kekayaan intelektual atau pelanggaran kebijakan perusahaan. Selain itu, tanpa pengawasan yang tepat, proyek-proyek bawah tanah mungkin tidak memiliki ketelitian dan disiplin yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan jangka panjang.

Kategori: Innovation & Sustainability

#undergroundinnovation

#innovation

#ford

#skunkswork

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article