Menjalani relasi Antargenerasi: Baby Boomers hingga Generasi Z

Menjalani relasi Antargenerasi: Baby Boomers hingga Generasi Z

Dalam sebuah perusahaan besar umumnya terdapat empat generasi yang saling berkolaborasi, yakni baby boomers, generasi X, millennial, dan generasi Z. Jika diperhatikan, keempat golongan orang berdasarkan era kelahiran tersebut punya cara kerja dan pola pikir yang khas bahkan bisa bertolak belakang.

Untuk membangun hubungan dan bekerja sama lebih baik dengan sesama rekan, yuk kenali perbedaan empat generasi dalam perusahaan saat bekerja.

Baby Boomers (1946-1964)

5% baby boomers umumnya hadir di suatu perusahaan sebagai direktur atau anggota dewan. Mereka memang dikenal lebih kuno atau kolot dalam bekerja atau membuat aturan karena dipengaruhi didikan orangtua tradisional yang bekerja setelah zaman perang.

Generasi X (1965-1980)

Umumnya sebanyak 25% generasi X menempati posisi manajer senior di perusahaan. Mereka pun punya cara kerja yang berbeda dibanding baby boomers. Gen X cenderung lebih santai karena mereka sudah jenuh dengan aturan-aturan kuno para baby boomers atau orangtua mereka.

Baca :   Dari Hierarki ke Kolaborasi: Merombak Struktur Organisasi untuk Mendukung Transformasi

Millenial (1981-1996)

Millennial menempati posisi terbanyak dalam sebuah Perusahaan.Jumlahnya bisa mencapai 60-70% dari total karyawan. Generasi ini sangat menonjol karena mengalami pergeseran nilai paling ekstrem. Cara dan pola pikir millennial dalam bekerja pun sangat berbeda. Mereka  mengutamakan efisiensi. Bukan rahasia lagi jika millennial juga suka mencampuradukkan pekerjaan dan hiburan.

Generasi Z (1996-2010)

Banyak orang berpikir generasi Z memiliki cara kerja dan pola pikir yang sama dengan millennial. Tapi ternyata tidak. Berdasarkan hasil temuan Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu, generasi ini  Pekerja muda yang biasanya jadi anak magang atau anak baru di kantor ini justru menginginkan cara kerja yang lebih rapi dari seniornya. Mereka juga cenderung lebih pragmatis, berani menyatakan pendapat, realistis, walau kadang pesimis dengan lingkungan sekitar.

Baca :   The Role of Digital Badges in Enhancing Candidate Skills Credibility

Masing-masing generasi memiliki keunikan, kelebihan dan ciri khas yang bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan “generation tension” yang bisa merusak kinerja tim. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah. Masalah-masalah tersebut bisa disebabkan karena perbedaan pola pikir, pola kerja, dan cara komunikasi dari setiap generasi, belum lagi adanya teknologi baru yang semakin membuat adanya perbedaan yang sangat menonjol.

Ini merupakan salah satu tantangan bagi seorang pemimpin  masa kini.Pemimpin harus dapat membuat anak buah mereka bekerja sama dengan baik agar mencapai target. Pemimpin harus mempelajari karakter tiap generasi untuk meminimalkan risiko konflik. Generasi Baby Boomers adalah generasi yang loyal dan birokratis, Mereka sangat senang bila doapresiasi secara terbuka. Gen X sangat adaptif dan fokus pada hasil sehingga lebih senang diberi kebebasan. Gen Y sangat tertarik dengan fleksibilitas, kepedulian,, dan kebermanfaatan. Gen Y  berharap pimpinannya dapat menjadi mentor, bukan mandor. Sedangkan Generasi Gen Z adalah generasi yang baru memasuki dunia kerja, mereka lebih cenderung mendapatkan motivasi melalui penghargaan sosial, mentoring dan mendapatkan feedback terus menerus. Generasi Gen Z ini akan sangat menghargai kesempatan untuk mencoba dan personal growth.

Baca :   Breaking the Gen Z Stigma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article