Mengenal Antifrigile Mengubah Krisis Menjadi Peluang

Mengenal Antifrigile Mengubah Krisis Menjadi Peluang

Sering kali, kita diingatkan bahwa manufaktur modern sebenarnya cukup rapuh meskipun telah dioptimalkan selama bertahun-tahun. Ketika pandemi virus corona telah menjadi pengingat yang menyedihkan akan fakta ini, tetapi gangguan manufaktur yang signifikan bukanlah hal yang baru.

Kita bisa mempelajari pelajaran ini pada tahun 2008 ketika Dell dan HP menghadapi kekurangan baterai laptop setelah satu pabrik terbakar. Atau pada tahun 2017, ketika Badai Maria menghentikan produksi peralatan infus di Puerto Rico, menyebabkan kekurangan secara nasional.

Pandemi global dan meningkatnya gelombang perjanjian perdagangan yang tidak stabil, di samping bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, menunjukkan bahwa gangguan terus-menerus akan menjadi normal baru bagi industri manufaktur dalam dekade mendatang.

Manusia adalah makhluk yang serupa dengan tulisan pada bingkisan paket “Fragile: Handle with Care”. Sama seperti barang, manusia juga bisa menjadi sosok yang rapuh saat menghadapi masalah sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin.

Namun, kerapuhan ini bisa diminimalisasi dengan memiliki prinsip antifragile.

Apa Itu Konsep Antifragile?

Mengutip The Guardian, konsep antifragile dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb pada 2012. Menurutnya, kita termasuk rapuh jika menghindari masalah atau tantangan yang sedang dihadapi. Kita justru berpikir seperti itu agar zona nyaman kita tetap terjaga.

Alasannya, tantangan sering kali membuat kejutan dalam hidup sehingga merusak rencana yang sudah dipikirkan matang-matang. Padahal, tantangan itu yang mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Baca :   TikTok for Recruitment: Can it Attract the Right Talent?

Untuk meminimalisasi kerapuhan itu, Taleb menghadirkan konsep antifragile yang membuat kita mampu menghadapi masalah dan tantangan tersebut tanpa harus mengubah identitas diri kita. Dengan konsep ini, kita juga jadi jauh lebih kreatif, adaptif, serta informatif.

Misalnya, saat pandemi Covid-19 berlangsung, manusia mampu bertahan dengan menggunakan teknologi semaksimal mungkin. Alih-alih terpuruk, respons ini adalah tanggapan baik dari kesulitan yang sedang dihadapi.

Mengenal Antifrigile Mengubah Krisis Menjadi Peluang
Mengenal Antifrigile Mengubah Krisis Menjadi Peluang

4 Kategori Manusia saat Hadapi Masalah

Taleb sendiri membagi manusia dalam empat kategori.

  1. Fragile (rapuh) sebagai orang yang gagal saat menghadapi kesulitan.
  2. Robust (kuat) sebagai orang yang menolak kegagalan tapi mampu mentolerir tingkat kesulitan yang tinggi.
  3. Resilience (tangguh) sebagai orang yang dapat pulih karena beradaptasi dari kegagalan.
  4. Antifragile sebagai orang yang dapat memanfaatkan kesulitan.

Orang yang rapuh berisiko mengalami kegagalan lebih besar dari segi mental dan fisik. Orang yang kuat cenderung tak mampu menerima suatu tantangan karena punya ego yang tinggi. Orang tangguh mampu beradaptasi.

Sementara orang dengan antifragile mampu berkembang, namun memiliki kehidupan yang seimbang antara kehidupan pribadi dan proses mencapai tujuan itu.

Di tengah ketidakpastian yang melingkupi dunia saat ini, konsep antifragile menjadi semakin relevan dan penting untuk dipahami.

Baca :   Overcoming Digital Fatigue

Langkah Pertama Menuju Antifragile

Dikutip metrosergai.com pada tanggal 17 april 2024 dari Youtube dr.tony setiobudi, Langkah pertama menuju keadaan antifragile adalah dengan menerima ketidakpastian dan risiko.

Orang yang memiliki kualitas antifragile melihat ketidakpastian sebagai katalis untuk pertumbuhan.

Mereka tidak menghindari tantangan atau mencoba mengendalikan hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan.

Ini berarti keluar dari zona nyaman, mencoba hal-hal baru, dan terbuka pada kegagalan sebagai pengalaman yang berharga.

Menerapkan Mindset Pertumbuhan

Mindset pertumbuhan, seperti yang didefinisikan oleh psikolog Carol Dweck, adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras.

Orang dengan kualitas antifragile melihat tantangan sebagai kesempatan untuk memperluas pengalaman dan pengetahuan mereka.

Mindset ini mendorong resilience dan fleksibilitas, kunci dari keadaan antifragile.

Mengembangkan Redundansi dan Keberagaman

Dalam sistem, antifragility sering kali bergantung pada redundansi dan keberagaman.

Misalnya, mengembangkan keterampilan yang luas dan pengalaman yang beragam dapat membantu ketika satu jalur tertutup, jalan lain dapat terbuka.

Keberagaman ini tidak hanya melindungi dari guncangan, tetapi juga membuka peluang dan kesuksesan baru.

Menghadapi Tantangan sebagai Kesempatan

Antifragile bukan hanya tentang filosofi, tetapi juga tentang tindakan.

Baca :   Bridging the Generation Gap in the Face of the Talent Cliff

Mengelola tekanan dan kegagalan adalah bagian penting dari proses ini.

Setiap kegagalan memberikan pelajaran berharga, dan dengan mempelajari dari kesalahan, seseorang dapat mengubah kegagalan menjadi kesempatan.

Peran Penting Kebugaran Fisik dan Mental

Kebugaran fisik dan mental juga memainkan peran penting dalam mencapai keadaan antifragile.

Olahraga teratur, pola makan seimbang, dan istirahat yang cukup tidak hanya memperkuat tubuh, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental dan ketahanan emosional.

Tubuh yang kuat mendukung pikiran yang tangguh, memungkinkan seseorang untuk menghadapi tantangan dengan lebih baik.

Mengadopsi konsep antifragile adalah tentang menerima ketidakpastian, belajar dari kegagalan, dan selalu berpikir untuk maju.

Ini memerlukan perubahan paradigma untuk melihat tantangan sebagai kesempatan dan kegagalan sebagai pelajaran.

Dalam dunia yang selalu berubah, menjadi antifragile memberikan kemampuan tidak hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk tumbuh di tengah kekacauan.

Dengan pola pikir yang menganggap tekanan sebagai kesempatan untuk meningkatkan diri, kita semua dapat belajar untuk menjadi lebih kuat dan lebih tangguh.

# antifragile

#perusahaan antifragile #karyawan antifragile

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article