Beberapa ciri karyawan yang mempunyai kuat mental adalah mampu berpikir positif, tidak iri ketika orang lain sukses dan bahagia, bisa mengalahkan rasa takut dan khawatir, serta cepat beradaptasi.
Sementara bagi Anda yang masih senang membandingkan diri, mudah tersinggung, selalu merasa gelisah, dan putus asa, waspadalah karena ini termasuk ciri-ciri orang dengan mental lemah.
Karyawan yang mempunyai mental kuat berpotensi memiliki performa kerja yang jauh lebih baik daripada karyawan yang mentalnya lemah. Bagaimana kita bisa mengenali SDM dengan mental yang kuat dan yang lemah?
Cara agar kuat mental menjadi penting di tengah banyak tantangan hidup. Apalagi bagi Anda yang baru saja melewati peristiwa traumatis, kehilangan pekerjaan akibat PHK, atau kondisi tidak mengenakkan lainnya.
Menjadi seorang karyawan baru, tentu memiliki banyak tantangan. Ia harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru. Karena jika tidak bisa beradaptasi dengan baik, maka mungkin akan sulit baginya untuk bisa bertahan di tempat kerjanya yang baru.
Padahal, mendapatkan pekerjaan cukup sulit, karena semakin banyaknya orang yang juga mencari kerja, sebagai imbas dari pemutusan hubungan kerja (PHK)besar-besaran yang sering terjadi, akibat kondisi perekonomian yang sedang tidak stabil. Oleh sebab itu, seseorang sebaiknya harus bisa bertahan di tempat kerjanya yang baru, karena belum tentu nantinya ia akan mudah mendapatkan pekerjaan lagi.
Nah, berikut ini beberapa tips agar karyawan baru bisa betah di tempat kerjanya.
1. Tidak malu untuk bertanya kepada atasan atau rekan kerja tentang pekerjaan yang kurang dimengerti
Sebagai karyawan baru, tentu akan banyak hal yang harus dipelajari seputar pekerjaannya yang baru. Meski atasan sudah menjelaskannya seluruh pekerjaan yang harus dikerjakannya, namun terkadang ada beberapa hal yang tidak dijelaskan secara mendetail. Hal tersebut bisa terjadi karena kesibukan yang dimiliki atasan membuatnya tidak memiliki banyak waktu untuk menjelaskan semuanya secara mendetail.
Oleh sebab itu, karyawan baru harus berani untuk bertanya, baik kepada atasan atau rekan kerjanya yang lebih senior, jika misalnya ada pekerjaan yang kurang ia mengerti. Sebab jika tidak, tentu ia akan kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Akibatnya, ia akan mendapat teguran dari atasannya jika pekerjaannya berantakan atau tidak selesai tepat waktu, sesuai dengan deadline-nya.
2. Tidak mudah mengeluh ketika mendapat pekerjaan yang banyak
Mendapat pekerjaan yang banyak di hari pertama bekerja merupakan hal yang lumrah. Karena itu merupakan salah satu cara agar karyawan baru bisa memahami apa saja yang harus dikerjakannya. Dengan banyaknya pekerjaan yang dia lakukan, maka tentu secara perlahan akan membuatnya mengerti tentang cara-cara untuk mengerjakan pekerjaan barunya.
Jika karyawan baru dirasa kesulitan, tentu biasanya atasan akan menyuruh karyawan yang lebih senior untuk membantunya. Namun tentu tidak terus-menerus, karena karyawan yang lebih senior juga memiliki pekerjaannya sendiri.
Meski mendapatkan banyak pekerjaan, sebagai karyawan baru sebaiknya jangan mudah mengeluh, karena semakin mengeluh maka pekerjaan akan terasa semakin berat. Alih-alih mengeluh, lebih baik banyak berdoa agar bisa menyelesaikan semua pekerjaan yang didapat dengan baik.
Selain itu, sebaiknya jangan menganggap bahwa sedang ditindas oleh rekan kerjanya yang lebih senior dengan cara diberi pekerjaan yang banyak, karena bisa saja itu adalah perintah dari atasannya yang ingin menguji kemampuannya dan kegigihannya dalam bekerja.
3. Bersikap ramah kepada atasan maupun rekan kerja
Agar karyawan baru bisa beradaptasi dengan mudah di lingkungan kerjanya, maka ia juga harus pandai dalam menjaga sikapnya. Dengan bersikap ramah kepada atasan maupun rekan-rekan kerjanya, maka tentu akan lebih mudah membuatnya untuk diterima oleh mereka. Selain itu, karyawan baru juga bisa mendapatkan banyak teman, jika ia bisa bersikap ramah kepada rekan-rekan kerjanya.
Tentu dengan memiliki banyak teman akan membuatlebih mudah untuk mengatasi kesulitan yang mungkin akan didapatnya di tempat kerjanya yang baru khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Contohnya, dengan memiliki banyak teman, maka karyawan baru bisa meminta untuk diajari hal-hal seputar pekerjaannya yang kurang ia mengerti.
4. Tetap percaya diri meski mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan di tempat kerja
Mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan di tempat kerja yang baru seperti dibentak oleh atasan atau diperlakukan dengan kasar atau dikucilkan oleh rekan kerja, tentu hal yang sudah umum terjadi. Bahkan karyawan yang lebih senior pun juga bisa mengalaminya, lho. Berhenti atau tidaknya mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut tergantung bagaimana cara kita dalam meresponsnya.
Jika karyawan baru bisa tetap percaya diri dan berani untuk membela dirinya jika dirinya memang tidak bersalah, maka tentu perlakuan yang tidak menyenangkan yang didapat dari atasannya atau rekan kerja, bisa segera berhenti atau tidak akan terjadi lagi sejak hari itu juga.
Selain itu, jika sekiranya tidak mampu mengatasinya sendiri, maka karyawan baru bisa melaporkan tindakan yang tidak menyenangkan yang didapat dari rekan kerja, ke atasannya. Namun tentu disertai dengan bukti, misalnya rekaman suara atau bukti lainnya. Sebab atasan tidak akan mudah percaya jika tidak ada buktinya.
Namun jika karyawan baru tidak mampu untuk membela dirinya meskipun dia tidak bersalah dan justru terlihat minder, maka kemungkinan dia akan terus mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut. Tentu hal tersebut bisa membuatnya kesulitan untuk bertahan di tempat kerjanya yang baru, karena mentalnya terus tertekan.
5. Tidak mudah menyerah ketika mendapat cobaan di tempat kerja
Sebagai karyawan, apalagi karyawan baru, mungkin terkadang mendapat cobaan di tempat kerja. Contoh : mendapat atasan atau bos yang cerewet, rekan kerja yang jutek, atau bahkan ditindas oleh rekan kerja yang lebih senior, agar tidak betah bekerja. Tentu hal tersebut bisa membuat karyawan baru bisa menjadi tidak betah dan menjadi pemicu untuk memutuskan berhenti bekerja.
Padahal, belum tentu jika nantinya ia berhenti kerja akan mudah mendapatkan pekerjaan yang baru lagi atau bahkan mendapatkan perlakuan yang sama seperti di tempat kerja sebelumnya. Oleh sebab itu, karyawan baru sebaiknya jangan mudah menyerah ketika mendapat cobaan di tempat kerjanya yang baru. Ia harus memikirkan bagaimana masa depannya atau nasib keluarganya jika ia tidak memiliki pekerjaan.
Di mana pun bekerja, selalu saja ada cobaannya. Jika memiliki bos atau atasan yang cerewet, cukup dengarkan saja dan patuhi perintahnya jika memang itu baik untuk pekerjaannya. Karena biasanya bos atau atasan cerewet agar karyawannya bisa lebih baik lagi dalam bekerja.
Selain itu, jika memiliki rekan kerja yang suka usil atau menindas, maka sebaiknya lakukan perlawanan agar mereka berhenti untuk tidak melakukannya lagi. Karena biasanya, rekan kerja yang usil dan suka menindas bertujuan untuk menyingkirkan rekan kerjanya yang lain, yang dianggapnya bisa menjadi saingan berat untuk mendapatkan posisi yang lebih baik.
Harus kuat mental adalah kunci agar karyawan baru bisa betah di tempat kerjanya. Sebab tanpa mental yang kuat, maka akan mudah menyerah ketika mengalami banyak rintangan yang menerpa ketika mulai bekerja di tempat yang baru. Dunia kerja itu keras, hanya yang kuat mental dan gigih yang mampu bertahan.
Kami, The Jakarta Consulting Group (JCG) membantu mencari kandidat paling tepat untuk posisi-posisi strategis yang turut berkontribusi bagi keberhasilan organisasi. Kami menggunakan pendekatan yang proaktif dan sistematis sesuai kebutuhan klien sehingga menjamin proses yang efisien. Dengan menyediakan akses kepada talenta-talenta potensial, keahlian dalam asesmen kandidat, market insight, serta komitmen menjamin kerahasiaan, sehingga kami ikut membantu kesuksesan rekrutmen dan seleksi klien.
Recruitment Selection
Strategi perekrutan yang sukses sangat penting untuk masa depan organisasi. Strategi rekrutmen yang direncanakan dan dieksekusi secara baik akan membantu organisasi menjaring serta merekrut kandidat-kandidat paling sesuai untuk posisi-posisi yang tersedia. Selama proses perekrutan, The Jakarta Consulting Group (JCG) menjaga komunikasi terbuka baik dengan klien maupun kandidat. Kami menyediakan update secara berkala dan memfasilitasi wawancara dan proses negosiasi guna menjamin kelancaran proses perekrutan sehingga tercipta win-win solution untuk semua pihak.
Related Posts:
TikTok for Recruitment: Can it Attract the Right Talent?
Turnover Contagion: Responding to the Wave of Resignations that Threatens Team Stability
Pros and Cons of Experiential Hiring
Leadership Without Position: The Real Impact of Shadow Leadership
Glass Cliff: Tantangan Kepemimpinan bagi Wanita dan Minoritas di Tengah Krisis