Pro Kontra Side Hustle Generai Muda Bisnis Keluarga

Pro Kontra Side Hustle Generai Muda Bisnis Keluarga

Pro Kontra Side Hustle Generai Muda Bisnis Keluarga. Dalam bisnis keluarga, banyak dijumpai generasi muda mengerjakan proyek atau bisnis pribadi yang tidak terkait bisnis keluarga atau side hustle. Mengapa mereka melakukannya? Agaknya, faktor utamanya adalah revolusi digital, yang membuat segala sesuatunya lebih mudah. Termasuk dalam memperoleh sumber daya, pengetahuan, dan akses pasar. Hal ini berkat dukungan media sosial, marketplace, dan ekonomi gig. Ditambah lagi, banyak generasi muda yang makin berani dan pandai berwirausaha.

Side hustle ini juga sebagai manifestasi keinginan untuk bebas berekspresi, tanpa mengganggu tugas mereka dalam bisnis keluarga. Melalui pekerjaan sampingan atau side hustle ini, energi kreatif mereka lebih tersalurkan.

Pro Kontra Side Hustle Generai Muda Bisnis Keluarga

Untung-Rugi Side Hustle

Melalui side hustle, kekayaan pengalaman generasi muda bertambah. Mereka belajar mengelola keuangan, memcari dan melayani pelanggan, serta bekerja lebih efektif dan efisien. Bisnis keluarga dapat memanfaatkan pengalaman dan keterampilan yang diperoleh dari side hustle.

Orang muda biasanya lebih kreatif dan lebih senang mencoba hal baru. Melalui side hustle, generasi muda mencoba teknologi, strategi, dan model bisnis baru. Jika sukses, hal baru ini menjadi inspirasi untuk membuat bisnis keluarga lebih modern.

Tidak jarang, generasi muda memiliki minat dan bakat yang tidak sama dengan orangtua mereka. Namun, mereka merasa berkewajiban meneruskan bisnis keluarga sehingga tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Memiliki pekerjaan sampingan merupakan upaya menjembatani perbedaan ini. Di satu ini, generasi muda akan mendapatkan kepuasan. Kepuasan ini menjadi motivasi untuk berbuat lebih banyak bagi bisnis keluarga.

Baca :   Bisnis Keluarga : Kopi Torabika, Produk Mayora yang Mendunia

Side hustle adakalanya juga berfungsi sebagai penyangga keuangan. Maksudnya, jika kondisi keuangan bisnis keluarga sedang kurang bagus, pendapatan dari side hustle bisa menutupinya. Ini sekaligus mendiversifikasi risiko bisnis keluarga.

Namun, side hustle berpotensi menimbulkan masalah. Seperti sudah diduga, ini akan membuat konsentrasi generasi muda terpecah. Kondisi bisa makin runyam bila peran generasi muda dalam bisnis keluarga makin strategis. Jika demikian, bisa timbul perselisihan di antara anggota keluarga. Hal in kerap muncul dari generasi tua yang menganggap anak mereka tidak seruis mengurus binis keluarga. Apalagi dalam budaya yang menjunjung tinggi perpaduan keluarga.

Side hustle mengakibatkan fasilitas dan sumber daya bisnis keluarga rawan digunakan untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi bisnis. Akibatnya, binis keluarga bisa kekurrangan sumber daya. Ini tentu menghambat perkembangan bisnis.

Dalam jangka panjang, side hustle bisa berdampak pada suksesi. Makin sukses generasi muda dengan side hustle-nya, bisa-bisa makin jauh keinginannya untuk mengurus bisnis keluarga. Akibatnya, perencanaan suksesi makin rumit.

Tidak Melarang

Mengingat manfaatnya, banyak bisnis keluarga tidak melarang side hustle. Bahkan, mereka memberi dukungan. Bentuk dukungan ini bermacam-macam, misalnya menyediakan dana awal untuk bisnis baru, memberikan nasihat bisnis, menciptakan kolaborasi antara pekerjaan sampingan dengan bisnis utama keluarga, memberikan batasan agar side hustle tidak mengganggu bisnis utama, serta memanfaatkan trust atau holding company untuk mengelola sumber daya dan mengakomodasi keinginan untuk mendiversifikasi bisnis. Untuk yang terakhir ini, keluarga Walton, pemilik Walmart, adalah contohnya. Cucu-cucu Sam Walton, sang pendiri Walmart, diberikan hak suara yang lebih banyak atas kepemilikan keluarga sehingga pengaruh mereka lebih besar dalam membuat keputusan. Ini sekaligus memungkinkan mereka mendirikan bisnis sesuai minat mereka, tanpa perlu terafiliasi Walmart dan keluarga Walton. Steuart Walton, salah satu cucu Sam, memanfaatkan hal ini. Ia mendirikan Game Composites, produsen pesawat komposit. Di samping itu, bersama saudaranya, Tim, mendirikan perusahaan investasi, RZC Investments. Perusahaan tersebut membeli saham mayoritas dari bisnis pakaian sepeda Inggris Rapha pada bulan Agustus 2017, selain berinvestasi di pembuat sepeda jalan raya Allied Cycle Works. Meski demikian, ia tetap menjadi bagian dari bisnis keluarga Walton. Saat ini, Steuart menjabat sebagai direktur.

Baca :   Selling the Family Business : Between Financial and Emotional Considerations

Paling penting adalah mengoptmalkan manfaat sekaligus mengelola potensi masalah side hustle. Bagaimana caranya? Harus ada panduan bagi generasi muda yang ingin melakukan side hustle, mencakup sumber daya dan fasilitas perusahaan yang boleh dan tidak boleh digunakan, komitmen terhadap bisnis utama keluarga, dan transparansi aktivitas.

Pemimpin bisnis keluarga seyogianya tidak melihat side hustle dari kacamata persaingan. Dengan kata lain, jangan memandang bisnis yang didirikan anak mereka sebagai pesaing. Sebaliknya, pandanglah side hustle sebagai peluang untuk bersinergi dan berkolaborasi. Tujuannya agar bisnis keluarga lebih berkembang.

Ketimbang membesar-besarkan perbedaan, akan lebih produktif bila baik generasi senior sebagi pemimpin bisnis keluarga maupun generasi muda sebagai pelaku side hustle mencari persamaan. Bukankah kedua belah pihak sama-sama menghargai integritas, kedisiplinan, kerja keras, dan kualitas?

Baca :   Pemimpin Bayangan dalam Bisnis keluarga

Fenomena side hustle akan makin jamak dijumpai. Mencegah side hustle sama maknanya dengan memasung kreativitas. Apatah lagi di tengah ekonomi yang tidak pasti. Terpenting, bagaimana menyikapi side hustle secara bijaksana agar semua pihak sama-sama untung., baik individu naupun bisnis keluarga.

Pro Kontra Side Hustle Generai Muda Bisnis Keluarga

Kategori: Bisnis Keluarga

#bisnis keluarga #side hustle #pengalaman #kreatif #perselisihan #suksesi #walmart #persaingan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article