Covert Job Offer: Tawaran Kerja Tersembunyi di Dunia Profesional

Covert Job Offer: Tawaran Kerja Tersembunyi di Dunia Profesional

Covert Job Offer: Tawaran Kerja Tersembunyi di Dunia Profesional. Pernahkah anda tiba-tiba mendapatkan tawaran bekerja dari sebuah perusahaan, padahal anda tidak pernah melamar ke perusahaan tersebut? Jangankan melamar, melihat iklannya saja anda tidak pernah. Inilah yang disebut tawaran kerja terselubung atau Covert Job Offer.

Ini adalah kebalikan dari tawaran kerja terbuka, yang biasanya diiklankan dan memiliki prosedur seleksi yang baku. Tawaran kerja informal berifat tidak resmi (bukan ilegal), hanya diketahui segelintir orang, dan adakalanya tidak atau belum jelas (tentang uraian jabatan dan sebagainya). Tawaran ini bisa muncul kapan saja, misalnya pertemuan informal (misalnya reuni, acara memperingati ulang tahun, pertemuan teman lama dan sebagainya) ataupun jejaring.

Contoh konkret tawaran kerja terselubung ini misalnya ada salah satu pimpinan atau manajer perusahaan yang mendekati secara diam-diam seorang karyawan yang sangat kompeten dan berprestasi. Tujuannya mencegah karyawan tersebut melamar ke perusahaan lain saat ada iklan lowongan. Tawaran kerja terselubung biasanya berbasis kepercayaan dan relasi dekat.

Covert Job Offer: Tawaran Kerja Tersembunyi di Dunia Profesional

Agar tidak Diambil Pesaing

Tentu ada alasan mengapa perusahaan melakukan praktik penawaran kerja terselubung ini. Pertama, mengamankan talenta unggul. Talenta unggul tentunya diminati banyak perusahaan. Dengan tawaran terselubung, perusahaan ingin memastikan talenta unggul tersebut tidak diambil peruahaan lain. Jika diumumkan, tentunya perekrut harus bersaing dengan perusahaan lain.

Baca :   Breaking Silo Mentality Through Talent Mobility

Kedua, menghemat biaya dan waktu. Perekrutan karyawan secara terbuka membutuhkan waktu dan biaya saat melakukan seleksi. Di samping itu, perekrutan terselubung biasanya tepat sasaran. Karyawan yang direkrut lebih relevan kualifikasianya.

Ketiga, penawaran kerja terselubung banyak dilakukan untuk menghindari atau meminimalkan publikasi negatif. Perusahaan yang sedang melakukan retrukturisasi atau mengalami krisis banyak melakukannya. Jika diumumkan, peminatnya boleh jadi tidak banyak.

Keempat, perekrutan dilakukan diam-diam untuk posisi strategis. Misalnya eksekutif; posisi-posisi penting pada unit, departemen, atau divisi penting; atau posisi untuk menjalankan proyek rahasia.

Bagi karyawan, tawaran kerja terselubung membuka peluang untuk memajukan karier meski cara memperolehnya tidak selalu terang-terangan. Karyawan juga berpeluang mendapatkan kompensasi yang lebih memikat karena posisi tawarnya lebih tinggi. Di samping itu, dengan penawaran langsung dari perusahaan, karyawan tidak perlu bersaing dengan kandidat lainnya. Peluang untuk direkrut tentu saja lebih besar.

Namun, baik perusahaan maupun karyawan harus berhati-hati dengan penawaran kerja terselubung ini. Bagi perusahaan, praktik ini berisiko mempertaruhkan nama baiknya. Ini terjadi jika praktik ini terbongkar, baik oleh karyawan maupun pesaing. Menarik karyawan dari perusahaan pesaing dipandang tidak etis, bahkan berpotensi menimbulkan masalah hukum.

Perusahaan yang merekrut merekrut karyawan secara terselubung banyak yang berfokus pada keterampilan semata, sedangkan faktor krcocokan budaya diabaikan. Akibatnya, baik karyawan maupun pemberi kerja sama-sama rugi.

Baca :   The Threat of Gatekeeping

Bagi karyawan, risiko muncul jika tawaran kerja diam-diam ini terbongkar oleh orang lain. Bisa saja mereka tidak lagi dipercaya karena dianggap “berkhianat,” diasingkan, bahkan diberhentikan. Problem lain adalah ketidakjelasan. Seperti disinggung sebelumnya, detail tawaran terselubung kerap belum jelas, mulai dari uraian jabatan, kompensasi, serta hak dan kewajiban karyawan. Akibatnya, posisi karyawan menjadi lemah.

Harus Ditolak Mentah-Mentah?

Lantas, apakah ide covert job offer harus ditolak mentah-mentah? Tidak demikian juga. Yang penting, baik pemberi kerja maupun karyawan paham serta peduli rambu-rambunya. Bagi organisasi, pelanggaran etika dan norma yang berlaku tidak boleh sedikit pun dilakukan. Patuhilah segala perjanjian yang berlaku.

Sesuai dengan namanya, penawaran kerja bisa saja bersifat rahasia pada awalnya. Namun, tidak boleh untuk tahap selanjutnya. Saat penawaran formal, transparansi harus dikedepankan. Setiap pihak harus mengetahui, memahami, serta menyepakati secara detail tugas dan tanggung jawab masing-masing. Misalnya tentang uraian jabatan, kompensasi, serta hak dan kewajiban karyawan.

Jangan sampai pertimbangan relasi mendahului kompetensi. Artinya, perekrutan terselubung hanya berdasarkan kedekatan personal, sedangkan faktor kompetensi dikesampingkan. Jika demikian, organisasi melakukan paling tidak dua kesalahan. Pertama, merekrut orang yang kompetensinya belum jelas. Kedua, melanggar transparansi.

Dari sisi karyawan, mendapat tawaran kerja terselubung memang acapkali menggiurkan. Meski demikian, kandidat harus berhati-hati. Pahamilah seluk beluk peekerjaan yang akan dijalani. Hak dan kewajiban karyawan juga harus jelas. Juga, periksa apakah budaya perusahaan cocok dengan nilai-nilai dan kepribadian anda.

Baca :   Thriving Without Layoffs: Lessons from Silver Queen

Jika masih bekerja di perusahaan sekarang, jagalah loyalitas dan profesionalisme hingga akhir. Laluilah masa transisi dengan penuh hormat.

Jika memang tawaran terselubung ini istimewa bagi calon karyawan lantaran pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang anda miliki, tentu tidak ada salahnya merundingkan kompensasi yang lebih baik daripada yang anda dapatkan saat ini.

Bagaimanapun, organisasi seyogianya tidak mengandalkan perekrutan terselubung ini. Meski belum tentu salah, tingkat kerentanan rusaknya reputasi lebih tinggi dibandingkan perekrutan terbuka. Bagi karyawan, penting untuk selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan serta memperluas jejaring. Namun, itu tidak ada artinya bila etika tidak dipedulikan. Pilihlah perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika.

Covert Job Offer: Tawaran Kerja Tersembunyi di Dunia Profesional

Kategori: Human Capital & Talent Management

#covert job offer #informal #talenta unggul #karier #kompensasi #etika #transparansi #kompetensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article