Fenomena Karyawan Kutu Loncat di Dunia Kerja

Fenomena Karyawan Kutu Loncat di Dunia Kerja

Proses rekrutmen yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit umumnya masih dihantui dengan karyawan yang gemar menjadi “kutu loncat.” Banyak orang bilang gaji yang lebih tinggi selalu jadi penyebab utama seseorang mudah berpindah, dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya kurang dari 1 tahun..

Siapa Karyawan Kutu Loncat?

Karyawan kutu loncat sendiri merujuk kepada karyawan yang resign dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam waktu yang singkat. Karyawan kutu loncat banyak berasal dari generasi millennial, yang dikenal mudah bosan dan sulit terikat aturan.

Sebenarnya, fenomena karyawan kutu loncat sangat wajar, apalagi di tengah kompetisi bisnis yang kian ketat. Karyawan biasanya akan tergoda dengan penawaran gaji lebih tinggi di perusahaan lain. Hal ini biasa dilakukan untuk menggaet karyawan unggulan.  Dari sisi perusahaan, gaji lebih tinggi ditawarkan untuk menggaet karyawan unggul.

Mengapa Banyak Karyawan Resign?

Resigh atau pindah ke perusahaan lain adalah hak karyawan sepenuhnya. Karyawan yang sering berpindah perusahaan umumnya dinilai tidak mampu beradaptasi atau tidak tahan berada di bawah tekanan. Akan tetapi, perlu dicermati juga bahwa hal ini bukan semata-mata kesalahan karyawan. Ada banyak alasan mengapa karyawan memutuskan menjadi kutu loncat. Apa saja alasan tersebut?

  1. Jenjang Karier Terbatas

Karier gemilang menjadi impian banyak karyawan. Namun, bagaimana jika jenjang karier dalam perusahaan sangat terbatas? Contohnya, Ani adalah staf divisi keuangan yang telah bekerja selama setahun. Ani ingin naik ke jenjang berikutnya. Sayangnya, posisi lebih tinggi hanya diisi karyawan yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sistem yang ada di perusahaan masih sangat konvensional. Akhirnya Ani pun memutuskan pindah ke perusahaan lain yang menawarkan posisi lebih tinggi.

  • Tidak Diberi Kesempatan Mengikuti Pelatihan
Baca :   Non-linear Career Development: An Alternative

Karyawan umumnya suka bila diberi peluang mengembangkan diri. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan serta kinerja.. Jika tidak ada sistem pengembangan diri yang bagus,  karyawan akan cepat resign.

  • Sistem Pengelolaan Karyawan Buruk

Pengelolaan karyawan yang baik adalah kunci keberhasilan HRD. Jika pengelolaan buruk, karyawan tidak akan betah berlama-lama kerja di sebuah perusahaan. Misalkan, HRD masih bertahan dengan cara lama dalam menghitung gaji bulanan, yaitu menggunakan cara manual. Akibatnya sering terjadi salah hitung dan keterlambatan penggajian. Pasti karyawan akan merasa kecewa karena telat gajian.

  • Konflik Horizontal dan Vertikal

Konflik dalam perusahaan pasti akan selalu ada, baik antara sesama karyawan dan karyawan dengan atasan. Konflik menjadi salah satu penyebab karyawan cepat resign. Oleh karenanya, penting bagiperusahaan untuk dapat mengelola konflik dengan baik.

Apakah Benar Gaji yang Lebih Tinggi Jadi Penyebab Kutu Loncat?

Achievers Workforce Institute  merilis 4 penyebab paling umum mengapa karyawan di Amerika memilih untuk resign. Memang penyebab terbesarnya adalah untuk mendapat kompensasi dan benefit yang lebih baik, namun jika ditelusuri lebih jauh kompensasi dan benefit tidak hanya berbentuk uang. Selain itu terdapat variabel pendukung lainnya yang menjadi penyebab mengapa karyawan mengajukan resign, diantaranya untuk mendapatkan work life balance yang lebih baik, karena tempat kerja saat itu tidak mengakui karyawan dengan baik, dan menginginkan culture perusahaan yang lebih cocok.

Baca :   Breaking Silo Mentality Through Talent Mobility

Limeade (2020) juga menyebutkan

  • 1 dari 3 karyawan yang resign karena merasa atasannya tidak peduli
  • 1 dari 4 karyawan resign karena pimpinan perusahaan tidak memperlakukan karyawan dengan baik
  • 1 dari 5 karyawan resign karena perusahaan tidak mampu mensejahterakan karyawan

Bagaimana Cara Mengatasi Karyawan Kutu Loncat ?

Tingkat karyawan resign dapat ditekan bila HRD menggunakan beberapa cara yang tepat. Apa saja cara untuk mengatasi karyawan kutu loncat? 

Sediakan Jenjang Karier yang Menjanjikan 

Tanpa jenjang karier yang jelas, karyawan akan tidak bersemangat untuk memberikan yang terbaik. Berikan jenjang karier kepada karyawan berperforma tinggi agar karyawan bisa lebih betah di perusahaan. 

Beri Pujian Kepada Karyawan

Tidak ada salahnya memberikan pujian sederhana kepada karyawan ketika berhasil melakukan sesuatu sekecil apapun. Ada kalanya karyawan butuh pujian ketika berhasil mengerjakan sesuatu. Sayangnya, tidak selalu manajer memberikan kepada stafnya yang berhasil. Padahal, pujian ini sangat berguna untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada karyawan. 

Minta Masukan dari Karyawan

Keterlibatan karyawan sangat berharga bagi perusahaan. HRD bisa menumbuhkan keterlibatan karyawan dengan meminta masukan walau karyawan merupakan fresh graduate yang minim pengalaman. Dengarkan dengan terbuka segala masukan yang diberikan karyawan. Bisa jadi masukan yang ada lama-lama dapat membangun inovasi dan mengukuhkan posisi perusahaan di tengah persaingan bisnis. 

Baca :   Preventing Talent Hoarding: Building Careers or Hindering Growth?

Gunakan Sesi One-on-One untuk Menggali Potensi

Tidak semua karyawan terbuka untuk membicarakan kepribadian atau keinginannya dalam karier. Oleh karena itu, sangat baik bila pemimpin atau manajer mengadakan sesi one-on-one atau diskusi berdua saja dengan karyawan. Ajak bicara karyawan dengan santai untuk mencari tahu apa yang disukai dan diminati karyawan dalam aspek karier dan perusahaan. Hal ini akan membantu HRD menemukan potensi tersembunyi karyawan yang selama ini terpendam. 

Demikianlah pembahasan singkat mengenai karyawan kutu loncat, mulai dari alasannya dan cara mengatasinya. Perlu dipahami bahwa pendekatan karyawan tiap generasi pasti akan berbeda. HRD perlu mempelajari bagaimana pola kerja tiap generasi dengan saksama. Hal ini menjadi tantangan bagi HRD untuk dapat menekan tingkat karyawan resign sehingga tidak berujung pada kerugian perusahaan.

#karyawan kutu loncat

#job hopping #kutu loncat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article