Kepemimpinan : Sosok Tepat Untuk Peran yang Tepat

Kepemimpinan : Sosok Tepat Untuk Peran yang Tepat

Sebentar lagi pesta demokrasi akan dimulai. Apakah Anda sudah yakin dengan calon pilihan Anda?

Indonesia merupakan negara demokrasi dan setiap warga negara yang memenuhi syarat untuk memilih memiliki hak untuk ambil bagian dalam pemilihan umum yang adil dan terbuka. Mereka dapat memilih partai mana pun yang mereka anggap layak, untuk dipilih sebagai partai yang menjalankan negara. Yang menjadi pertanyaan adalah kandidat mana yang hendak  Anda pilih?

Tak kenal, maka tak sayang

Melihat banyaknya kandidat calon wakil rakyat tidak jarang membuat kita bingung. Sebagian kecil wajahnya cukup akrab, tetapi sebagian besar tidak dikenal. Sebenarnya, apakah cukup bagi kita untuk memilih calon wakil rakyat dengan sekadar mengenal, lalu mengetahui daftar riwayat hidup dan track record? Jangankan jadi wakil rakyat, untuk masuk berkarier di perusahaan saja proses pemilihannya jauh lebih ruwet dan kompleks. Serangkaian tes harus diikuti dari fit and proper test, wawancara hingga tes kesehatan.

Baca :   The Threat of Gatekeeping

Dalam memilih calon karyawan tentunya seorang manajer personalia akan melakukan proses rekrutmen dengan melihat daftar riwayat hidup lengkap, transkrip nilai ijazah beserta serangkaian tes untuk menilik kepribadian maupun kesehatan calon karyawan. Menurut sebuah artikel bisnis di majalah Forbes, proses rekrutmen merupakan salah satu tanggung jawab inti dari manajemen personalia dari sebuah organisasi. Prosesnya sendiri termasuk menganalisa kebutuhan pekerjaan, menarik orang untuk melamar pekerjaan, menyaring hingga menyeleksi calon karyawan.

Di perusahaan biasanya perekrutan karyawan diputuskan oleh manajemen atau dewan direktur. Sebagian besar organisasi memiliki sebuah tim profesional sumber daya manusia, sementara ada juga yang mempekerjakan tenaga alih dayadi bidang SDM. Mengenal kandidat seharusnya tidak hanya mengenali wajahnya atau sosoknya, melainkan juga memahami keterampilan, kemampuan, kepribadian, cita-cita maupun inovasi yang ditawarkan.

Kurang tepat, tidak memuaskan

Merekrut orang yang kurang tepat untuk suatu pekerjaan dapat mengakibatkan hasil yang kurang baik. Selain hasil kinerja tidak memuaskan, hal ini juga merugikan perusahaan. Contohnya, kerugian secara finansial, yaitu ketika karyawan tersebut tidak betah lalu memutuskan untuk mengundurkan diri, manajer SDM kemudian harus mencari lagi karyawan pengganti dan proses rekrutmen itu sendiri terkadang menggunakan dana yang tidak sedikit. Selain itu, hal ini juga mengurangi produktivitas yang bermuara pada kerugian yang akan dialami perusahaan. Bayangkan apabila orang yang kurang tepat memainkan peran untuk memimpin suatu bangsa, maka kerugiannya akan ditanggung oleh tidak hanya pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat bangsa itu sendiri.

Baca :   Pendekatan Human-Centric dalam Merekrut Karyawan

Menurut harian Washington Post, agar tidak ibarat membeli kucing dalam karung, terhindar dari fenomena orang yang tidak tepat untuk peran yang akan dimainkan, ada baiknya proses rekrutmen ditelisik kembali dengan cara memastikan deskripsi pekerjaan yang jelas dan menyeluruh serta bekerja sama dengan biro konsultan SDM. Biro konsultan SDM memiliki akses pada sejumlah kandidat yang terampil dan tepercaya. Bekerja sama dengan mereka, akan membantu karyawan SDM perusahaan untuk tidak hanya mengisi posisi yang ditawarkan, tetapi juga memberikan informasi seputar gaji dan tren rekrutmen terkini.

Dalam proses seleksi, biasanya kandidat akan diminta untuk mengikuti penilaian kepribadian kandidat dan alat penilaian psikometrik, yang akan menginformasikan kepada perusahaan potensi bawaan kandidat, tipe kepribadian, kemampuan logis dan kreatif, serta keterbatasan yang dimilikinya. Dengan demikian, sosok yang tepat akan ditemukan untuk peran yang tepat, yang akan menghasilkan tim yang kokoh dan tepercaya! Karena pemimpin berkinerja baik dan penuh motivasi akan menarik banyak orang sejenisnya yang akan bergabung dalam tim. Tak pelak lagi, produktivitas membaik dan kemajuan akan diraih.

Baca :   Blind Hiring: Reducing Bias in a Recruitment Process

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article