HANDBOOK OF SERVANT LEADERSHIP

Handbook of Servant Leadership

IDR. 350000

Servant Leadership – kepemimpinan yang melayani. Apa kesan Anda ketika pertama mendengar gaya kepemimpinan efektif, di mana seorang pemimpin menjadi “pelayan” bagi para pengikutnya? Contradictio in terminis (bertentangan dari segi terminologi)? Oxymoron? Mengada-ada dan tidak masuk akal? Atau, asosiasi Anda tertuju pada suatu gaya kepemimpinan yang hanya cocok untuk kaum tertentu?

Tidak masalah jika itu kesan yang pertama muncul di benak Anda. Sebab di sanalah letak “daya tarik” dari gaya kepemimpinan yang terbukti efektif di berbagai organisasi, menurut hasil survei, di mana pemimpin mengutamakan pengikut melebihi dirinya. Ia melayani semua anggota, sedemikian rupa, sehingga seperti organ tubuh semuan bekerja dan berfungsi sesuai dengan peran masing-masing dalam satu tubuh dan tujuan yang sama.

Dikenal sebagai kebijaksanaan, praktik dalam suatu masyarakat, serta konsep ; Servant Leadership telah dikenal sejak tahun 600 SM melalui karya Lao Tzu. Sementara kitab kuna 375 SM India, Arthaśāstra juga menyinggung kepemimpinan yang melayani di mana tertulis di situ bahwa pemimpin yang melayani mengutamakan sesuatu yang baik bagi rakyatnya. Rakyatlah yang membuat raja ada, sehingga kedaulatan pertama-tama ada di tangan rakyat. Pemimpin adalah pelayan kembali ditegaskan pada abad pertama Masehi. Namun, Robert K. Greenleaf (1970) dianggap sebagai pelopor pendekatan servant leadership modern.

Mengeksplorasi, sekaligus membumikannya untuk kondisi Indonesia, buku ini bercita-cita –sebagaimana subjudulnya— menjadi bacaan wajib bagi setiap pemimpin. Dilengkapi sejumlah saripati hasil implementasinya yang terbukti efektif di berbagai organisasi, Penulis pada bagian akhir buku ini menawarkan apa yang disebut dengan “The AB SUSANTO’S Rules for A Successful Servant Leadership. “ Menjadikannya sebuah pustaka yang bukan hanya wajib-dibaca, melainkan juga pantas untuk didiskusikan, dan diimplementasikan.