Agar Lebih Innovatif

Cita-cita untuk mewujudkan perusahaan yang inovatif harus dimulai dari tumbuhnya budaya inovasi. Untuk membangun budaya inovasi, harus dimulai dengan cara membangun SDM perusahaan. Tak pelak, SDM adalah faktor paling menentukan,  karena merekalah yang akan memberikan dampak terbesar bagi faktor-faktor lainnya.

Budaya identik dengan tata nilai. Tata nilai menjadi pegangan insan perusahaan dalam bertindak dan bersikap. Bila ingin mengembangkan budaya inovatif, kreativitas harus dijunjung tinggi. Demikian pula halnya dengan pembelajaran berkelanjutan (continuous learning).

Iklim kerja yang kondusif tak kalah penting. Harus dikembangkan iklim yang mendorong berkembangnya partisipasi dan antusiasme karyawan. Hal-hal yang menyebabkan karyawan takut mengambil risiko terkalkulasi harus dihilangkan, atau paling tidak diminimalkan. Pembelajaran dan kemandirian harus digalakkan.

Baca :   Tantangan dan Peluang ESG di Industri Kelapa Sawit di Negara Berkembang

Jangan lupakan penghargaan. Karyawan harus diberikan remunerasi yang pantas berkat kontribusi inovatif mereka. Bagi perusahaan, penghargaan tercermin dari persepsi positif pelanggan dan diseganinya produk perusahaan oleh pesaing.

Faktor lain pendukung tumbuhkembangnya budaya inovatif adalah pembaruan terhadap sistem yang berlaku. Termasuk kesediaan memutus mata rantai birokrasi yang menghambat lajunya inovasi. Sekat-sekat yang memisahkan aneka bagian, unit, divisi, departemen, atau apapun namanya dan berpotensi menimbulkan ego sektoral wajib dirobohkan.

Apa yang dipraktekkan oleh BMW dapat dijadikan pelajaran. Produsen  otomotif bergengsi asal Jerman ini sangat teliti tatkala menerjemahkan konsep otomotif barunya ke dalam produk fisik. Setiap detail, mulai dari ukuran mesin, suara mesin, hingga cara menutup pintu direncanakan dengan amat hati-hati. Setiap teknologi baru diprototipekan dan diintegrasikan ke dalam desain, dan diuji tanpa henti  Kesemuanya itu mensyaratkan koordinasi yang harmonis antar departemen. Guna mewujudkan hal ini, eksekutif perusahaan mengumpulkan fungsi-fungsi  vital ke dalam satu atap. Pimpinan BMW amat memperhatikan bukan hanya desain teknis dari mobil, melainkan juga bagaimana orang-orang yang terlibat dalam perancangan mobil tersebut dapat bekerja secara harmonis, dari unit manapun ia berasal.

Baca :   Istilah-istilah baru PHK, Quiet Cutting dan Layoff

Jadi jangan biarkan ego sektoral menjadi pagar penghalang tumbuhnya budaya inovasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait