Non-linear Career Development: An Alternative

Pengembangan Karier Non-linear: Sebuah Alternatif

Pengembangan Karier Non-linear: Sebuah Alternatif. Ini riwayat David Michael Solomon, CEO Goldman Sachs yang menjabat sejak 2018. Sebelum memangku jabatan sebagai CEO, Solomon menjabat sebagai presiden dan Chief Operating Officer (CFO) dari Januari 2017 hingga September 2018, dan menjabat sebagai kepala bersama divisi perbankan investasi dari Juli 2006 hingga Desember 2016. Solomon secara resmi menggantikan Lloyd Blankfein, CEO sebelumnya, pada tanggal 1 Oktober 2018, dan diangkat sebagai ketua setelah Blankfein pensiun.

Pengembangan Karier Non-linear: Sebuah Alternatif

Dari sisi kariernya di dunia perbankan dan investasi, sebenarnya tidak ada yang istimewa dari Solomon. Sebelum bergabung dengan Goldman Sachs, ia bergabung dengan perusahaan lain. Ini juga hal biasa.

Yang tidak biasa, ia juga seorang disc-Jockey (DJ), dengan memakai nama DJ D-Sol. Ia menghasilkan electronic dance music (EDM). Pada Juni 2018, ia merilis sebuah cover lagu Fleetwood Mac, “Don’t Stop.” Lagu tersebut awalnya diputar di BPM: Electronic Dance Music Hits milik Sirius XM pada bulan Januari sebelumnya. “Don’t Stop” terdaftar dalam daftar putar Spotify yang diikuti oleh 263.361 orang “Happy Summer Beats.” Profil Spotify-nya memiliki 550.000 pendengar bulanan, dengan singel debutnya mengumpulkan 8 juta pendengar. Tak lama setelah perilisan debutnya, Solomon membuka akun SoundCloud tempat ia mengunggah set musik dan pertunjukan konser yang diperpanjang. Rilisan terbarunya, “Someone Like You” memuncaki posisi #4 di Billboard Dance Club Chart pada November 2020.

Apa yang dilakukan Solomon, berkarier di bidang yang sama sekali berbeda (keuangan dan hiburan), banyak dijumpai oleh pemburu karier masa kini. Konsep pengembangan karier telah mengalami transformasi signifikan. Alih-alih hanya mengikuti jalur karier konvensional, individu kini memiliki kebebasan untuk menjajaki berbagai peluang dan membangun karier yang lebih fleksibel dan sesuai dengan minat mereka. Pengembangan karier non-linear menawarkan pendekatan yang lebih dinamis untuk mencapai pertumbuhan profesional.

Di Indonesia, Raffi Ahmad masuk ke dunia pemerintahan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni dalam Pemerintahan Prabowo Subianto. Ia bergabung setelah sukses luar biasa dalam dunia bisnis dan hiburan. Selain itu, banyak pula artis terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota legislatif atau eksekutif. Prabowo sendiri, sebelum menjadi politisi dan pejabat, berkecimpung dalam dunia politik dan bisnis.

Baca :   PHK Karyawan Gen Z : Bagaimana Mengikis Stigma Gen Z?

Fenomena ini tentunya bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat (AS), sebelum menjadi presiden, Ronald Reagan adalah aktor terkenal. Lalu, siapa tak kenal Arnold Schwarzenegger? Ia sudah terkenal bagai binaragawan dan aktor sebelum menjadi Gubernur California.

Contoh di atas masih bisa diperbanyak, dari berbagai profesi, industri, dan sektor. Intinya adalah makin banyak orang berkarier secara non-linear.

Pengembangan karier non-linear adalah pengembangan jalur karier yang tidak mengikuti struktur promosi atau perkembangan posisi yang hierarkis dan berjenjang. Dalam pendekatan ini, seseorang dapat berpindah dari satu fungsi ke fungsi yang lain, bahkan dari satu industri ke industri yang lain. mengembangkan keterampilan yang berbeda, atau beralih dari satu spesialisasi ke spesialisasi lain. Pengembangan karier non-linear membuat seseorang lebih luwes. Orang tidak hanya bergerak ke atas, tetapi juga ke samping, ke bawah, bahkan kembali ke posisi semula bila ia menginginkan (misalnya seorang mantan pejabat yang kembali menekuni profesi lamanya, seperti pengajar atau pengusaha).

Berikut ini adalah beberapa contoh karier non-linear. Pertama, pndah fungsi kerja, misalnya dari bidang keuangan ke pemasaran, atau dari teknologi informasi ke operasi. Kedua, pindah industri, misalnya dari makanan dan minuman ke kimia. Atau dari dunia hiburan ke dunia politik dan pemerintahan seperti contoh di atas. Ketiga, pengembangan lateral. Karyawan mengambil tanggung jawab baru dalam divisi yang berbeda, tetapi jabatannya tidak naik. Perlu dicatat, karier non-linear tidak ada kaitannya dengan perpindahan organisasi. Jadi, orang bisa mengalami perngembangan karier non-linear di lebih dari satu organisasi.

Mengapa karier Non-linear Krusial?

Di era teknologi digital yang serba cepat, tuntutan pekerjaan terus berubah. Agar dapat beradaptasi. Pengembangan karier nonkonvensional menjadi krusial. Ada beberapa alasan. Pekerjaan hari ini tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan komunikasi, kolaborasi, pemecahan masalah, dan kreativitas. Dengan pengembangan karier non-linear, seseorang dapat mengembangkan berbagai keterampilan dari berbagai disiplin yang sama pentingnya. Ini bermanfaat untuk mengantisipasi perkembangan di masa depan.

Baca :   Pendekatan Human-Centric dalam Merekrut Karyawan

Alasan berikutnya terkait dengan hilangnya berbagai macam pekerjaan akibat perubahan teknologi. Berbekal pengalaman luas di berbagai fungsi atau industri, individu lebih gampang menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, mereka dapat lebih tahan banting dalam kariernya.

Karier non-linear membuka peluang bagi individu untuk menjajaki minat dan passion-nya. Hal ini membuat pekerjaan terasa lebih berarti dan memotivasi. Orang yang berkesempatan untuk belajar danb berkembang ternyata lebih puas dengan pekerjaannya.

Pengalaman, pengetahuan, serta keterampilan yang diperoleh dari berbagai industri dan fungsi akan memberikan sudut pandang bagu bagi seseorang. Gagasan-gagasan inovatif pun muncul dan berkembang. Hal ini tentu saja bermanfaat bagi kemajuan organisasi.

Manfaat dan Tantangan

Pengembangan karier non-linear ternyata bermanfaat bagi individu. Karier non-linear memperbanyak pengetahuan dan keterampilan. Ini karena setiap pekerjaan, tanggung jawab, dan peran mensyaratkan kompetensi yang unik. Misalnya, berpindah dari pemasaran ke SDM memungkinkan seseorang memahami lebih baik kebutuhan pelanggan internal, yang dapat digunakan untuk strategi keterlibatan karyawan. Manfaat berikutnya, memperluas jejaring dan memperbanyak relasi. Jejaring dan relasi ini sangat berguna untuk pengembangan karier pada masa depan. Bagi yang bercita-cita menjadi pemimpin, karier non-linear membuat pandangan seseorang menjadi lebih menyeluruh. Jika tiba saatnya, mereka bisa menjadi pemimpin mampu berpikir strategis, mampu berrempati, dan mampu menjalankan tugsanya secara efektif. Manfaat lainnya adalah individu lebih siap menghadapi aneka tantangan lantaran telah mampu menyesuaikan diri dengan lebih mudah.

Namun, tidak mudah mengembangkan karier non-linier. Ada sejumlah tantangan yang harus diatasi. Orang yang mengejar karier non-liner sering dipandang sebagai kutu loncat, sengan demikian komitmen dan loyalitasnya dipertanyakan. Untuk mengatasi hal ini, orang harus mampu mengomunikasikan tujuan kariernya secara jelas serta berupaya secara konsisten mencapai tujuan tersebut. Tantangan berikutnya adalah menyesuaikan diri dengan tempat kerja, divisi, industri, dan/atau budaya baru. Tentunya, hal ini memerlukan kesabaran dan ketekunan. Tantangan lainnyta adalah komitmen individu untuk terus belajar agar dapat menjalankan tugas dan beran baru yang diembannya.

Baca :   Menjembatani Kesenjangan Generasi Menghadapi Talent Cliff

Resep Sukses Karier Non-linear

Agar sukses berkarier non-linear, seseorang harus memiliki keterampilan yang serbaguna, tujuan jangka panjang, personal brand yang kuat, mentor yang andal, kemampuan melihat serta memanfaatkan kesempatan, dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman.

Komunikasi, pemecahan masalah, negosiasi, kepemimpinan, dan pengaturan waktu adalah contoh-contoh keterampilan serbaguna. Artinya, keterampilan-keterampilan tersebut berguna apapun industri, jabatan, dan profesi yang digeluti seseorang. Seorang pemburu karier non-linear haru mengembangkan keterampilan semacam ini untuk memudahkan peralihan karier.

Tidak ada salahnya berganti-ganti peran, tempat kerja, dan industri. Meski demikian, pemburu karier non-linear harus tetap memiliki tujuan jangka panjang. Dengan demikian, segala upaya akan diarahkan untuk mencapai tujuan ini.

Personal brand adalah citra atau persepsi yang ingin seseorang bangun tentang dirinya di mata orang lain. Ini mencakup cara seseorang menampilkan keahlian, nilai, dan kepribadian mereka, baik secara profesional maupun pribadi, untuk menciptakan kesan atau reputasi yang diinginkan.

Dalam menjalani karier non-linear, individu dapat meminta bantuan mentor yang andal. Terutama dalam mengenali risiko, tantangan, peluang, dan yang dihadapi dalam tiap tahap.

Saat ini, banyak organisasi memiliki kebijakan mobilitas internal. Manfaatkan peluang ini untuk mempelajari bidang yang berbeda. Tentunya, karyawan tak perlu berganti pekerjaan.

Ada ungkapan great things never came from comfort zones. Hal ini juga berlaku jika seseorang tertarik berkarier non-linear. Ambilah pekerjaan atau peran baru meski Anda tidak (atau belum) terlalu pandai melakukannya. Ini akan memberikan pengalaman yang tak ternilai hargtanya.

Pengembangan Karier Non-linear: Sebuah Alternatif

Kategori: Human Capital & Talent Management

#karier non-linear #david Michael Solomon #goldman sachs # DJ D-Sol #raffi ahmad #prabowo subianto #ronald Reagan #Arnold Schwarzenegger #keterampilan #teknologi #passion #kompetensi #jejaring #pemimpin #kutu loncat #personal brand

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait