karir

Career Portability: Membangun Karir Tanpa Harus Mulai dari Nol

Kemampuan seorang profesional memindahkan keterampilan, pengetahuan, dan pengalamannya dari satu peran atau industri ke peran atau industri lainnya, dikenal sebagai career portability, telah menjadi aset strategis baik bagi individu maupun organisasi. Lebih dari sekadar daftar kompetensi, career portability merupakan perpaduan keterampilan teknis yang adaptif, keterampilan nonteknis yang dapat diterapkan di berbagai konteks (transferable skills), serta kapasitas belajar (learnability) yang memungkinkan transisi karir berjalan mulus tanpa harus mulai dari nol.

Kebutuhan career portability makin mendesak seiring otomatisasi pekerjaan rutin, kemunculan peran-peran baru lintas disiplin, serta makin diutamakannya keterampilan daripada gelar atau posisi masa lalu.

Unsur Penting dalam Career Portability

Laporan-laporan internasional menunjukkan bahwa pasar kerja global sedang bergerak menuju era yang mengutamakan kemampuan lintas domain dan kecepatan belajar sebagai kunci kecakapan kerja, sekaligus menjadi fondasi penting dalam pengembangan karir di masa depan.

Ada beberapa unsur penting dalam career portability:

1. Transferable skills atau keterampilan yang dapat dipindahkan

Komunikasi, pemecahan masalah, kolaborasi, kepemimpinan, manajemen proyek, dan kemampuan analitis. Soft skills inilah yang menjadi fondasi utama saat seseorang berpindah peran atau industri. Contohnya adalah seorang jurnalis yang beralih menjadi content strategist atau corporate communication officer. Pengalamannya menulis berita, riset cepat, wawancara  narasumber, serta penceritaan dipindahkan ke  konteks bisnis.

Baca :   Perjalanan Karir dan Tantangan di Titik Mid-Career: Antara Prestise dan Makna

Dalam hal ini, keterampilan portable yang dimiliki adalah komunikasi tertulis, storytelling, dan manajemen waktu. Nilai tambahnya adalah narasi yang kredibel yang mendukung perkembangan karir individu. Untuk organisasi, Grab memanfaatkan talenta dari industri perhotelan dan pariwisata untuk divisi pengalaman pelanggan. Keterampilan portable seperti layanan unggul dan pemecahan masalah dimanfaatkan dalam bidang teknologi.

2. Hard skills yang sifatnya umum

Seperti literasi data, pemahaman dasar digital, serta penguasaan alat kolaborasi dan analitik yang digunakan secara luas. Beberapa hard skills menjadi portable karena memiliki prinsip dasar yang universal, contohnya analisis data.

3. Kemampuan belajar (learnability)

Yaitu  kemampuan mempelajari kompetensi baru.

4. Signaling and packaging

Kemampuan untuk mengekspresikan dan memverifikasi keterampilan melalui portofolio, sertifikat, atau micro-credentials menjadi krusial agar nilainya dapat dipahami oleh perekrut di industri baru dan mendukung transisi karir. OECD dan WEF membahas pentingnya sinyal keterampilan ini dalam mencocokkan talenta dengan peluang kerja.

Manfaat bagi Individu dan Organisasi

Bagi karyawan, career portability membuka akses ke peluang yang lebih luas, mengurangi risiko ketertinggalan keterampilan, dan meningkatkan daya tawar di pasar tenaga kerja. Bagi perusahaan, memiliki karyawan yang portable berarti menekan biaya rekrutmen, mempercepat mobilitas internal, dan meningkatkan kelincahan organisasi dalam menghadapi perubahan.

Baca :   Isolasi Sosial di Era Kerja Remote/Hybrid: Bagaimana HR Membangun Hubungan Manusiawi

Singkatnya, career portability bukan hanya tentang “kelangsungan karir individu” tetapi juga tentang “ketahanan organisasi”.

Tantangan dalam Penerapan di Tingkat Organisasi

Praktik SDM tradisional—yang berfokus pada deskripsi jabatan yang kaku dan promosi berdasarkan senioritas—dapat menjadi penghambat utama portability dalam perkembangan karir. Tantangan lainnya mencakup kurangnya sistem pengukuran keterampilan yang kredibel, program reskilling/upskilling yang belum tertata rapi, serta hambatan budaya seperti stigma terhadap karyawan yang pindah fungsi. Selain itu, tanpa mekanisme penilaian keterampilan yang diakui secara bersama (portable credentials), nilai suatu keterampilan akan sulit untuk dialihkan antar industri dan membatasi mobilitas karir.

Bagaimana Organisai harus Menyikapi Career Portability?

karir
  • Organisasi dapat mengidentifikasi keterampilan inti yang portable dan potensi jalur karir lintas fungsi. Langkah ini mempermudah perencanaan talenta dan rotasi internal.
  • Berikutnya, menggunakan asesemen,  bukan hanya mengandalkan CV atau gelar. Berikan ruang bagi micro-credentials dan portfolio sebagai bukti kompetensi.
  • Kembangkan pembelajaran berbasis proyek yang menekankan penerapan transferable skills. Hal ini dapat dilakukan misalnya melalui program kolaborasi antar unit bisnis atau job-shadowing lintas departemen.
  • Ukurlah learnability. Masukkan indikator kemampuan belajar dalam sistem penilaian kinerja dan pengembangan karir. Misalnya seperti kecepatan adaptasi dalam tugas baru atau kemampuan menerapkan ilmu terbaru.
  • Buat proses rotasi dan secondment (penugasan sementara) yang jelas, disertai dengan program mentoring lintas industri untuk mempercepat akumulasi pengalaman yang portable.

Career portability bukan sekadar tren belaka, melainkan sebuah strategi adaptif untuk menjawab ketidakpastian jangka panjang. Bagi karyawan, ini berarti terus aktif merawat portfolio keterampilan yang relevan, mengembangkan karir secara berkelanjutan, dan berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat. Bagi organisasi, ini berarti mentransformasi praktik manajemen talenta menjadi lebih fleksibel dan berorientasi pada keterampilan. Baik dari cara merekrut, mengembangkan, hingga memindahkan orang antarperan.

Baca :   Financial Wellness: Strategi Meningkatkan Produktivitas dan Menekan Turnover

Investasi dalam portability hari ini akan meminimalkan risiko kehilangan talenta kunci, memperluas peluang mobilitas karir, dan memaksimalkan kemampuan organisasi untuk bertumbuh dalam lingkungan yang dinamis.

Keyword: Karir

Meta deskripsi: Career portability menunjukkan bahwa perpaduan keterampilan dan learnability dapat membuka transisi karir tanpa harus memulai lagi dari nol.

#career portability      #transferable skills     #learnability               #soft skills            #Grab              #Keterampilan portable                      #hard skills                 #signaling and packaging

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait