Istilah-istilah baru PHK, Quiet Cutting dan Layoff

Membentur Tembok PHK

Grab bakal merumahkan lebih dari 1.000 karyawannya. Anthony Tan, Co-Founder dan CEO Grab dalam tulisannya di blog Grab, mengatakan bahwa keputusan PHK tersebut bukanlah jalan pintas meraih profit. Efisiensi yang selama ini dilakukan telah mampu menaikkan pendapatan setiap triwulan sejak triwulan I 2022.

Keputusan Grab ini, kata Tan, sejalan dengan strateginya untuk mempertajam fokus bisnis. Adapun fokus bisnis ke depan Grab adalah mengoptimalkan peluang sehingga perusahaan dapat menyediakan layanan yang makin terjangkau, memperluas penetrasi pasar, serta melayani mitra pengemudi dan pedagang dengan lebih baik.

Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, diperlukan perubahan mendasar pada model operasional dan struktur pembiayaan. Reorganisasi bertujuan agar perusahaan dapat bergerak lebih cepat, bekerja lebih cerdas, dan melakukan pemerataan ulang semua sumber daya di portfolio yang sejalan dengan strategi jangka panjang perusahaan. Terhadap karyawan yang terkena PHK, perusahaan memberikan dukungan finansial, medis, dan karier profesional.

Baca :   Memompa Entrepreneurship Di Tengah GIG

Keputusan ini agaknya tak lepas dari tuntutan agar bisnis rintisan seperti Grab berorientasi pada profit sehingga memaksa mereka memangkas sejumlah lini bisnis. Di samping itu, menurut Indef, keberadaan layanan transportasi berbasis aplikasi atau ride hailing tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karenanya, persaingan akan makin ketat.

Apa pun alasannya, merumahkan pekerja, seperti yang dilakukan Grab, bukanlah perkara mudah. Butuh empati, transparansi, dan rasa hormat untuk meminimalkan dampak negatif, baik bagi karyawan maupun organisasi.

Merumahkan karyawan seyogianya menjadi pilihan terakhir. Sebelum dilakukan, harus dianalisis kondisi perusahaan, kemudian dikemukakan alasan spesifik mengapa pengurangan karyawan tak dapat dihindarkan. Alasan tersebut haruslah objektif dan memang demi kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang.

Baca :   Dari Hierarki ke Kolaborasi: Merombak Struktur Organisasi untuk Mendukung Transformasi

Jadwalkan pertemuan individu dengan karyawan yang terdampak. Jelaskan alasan dibalik keputusan. Tunjukkan empati dan belas kasihan. Berilah kesempatan karyawan untuk mengemukakan pendapatnya.

PHK berdampak pada hidup karyawan. Bila memungkinkan, tawarkan bantuan seperti career counseling untuk membantu karyawan melalui masa transisi. Jangan lupa memenuhi hak-hak karyawan. Apa yang dilakukan Grab dengan memberikan dukungan finansial, medis, dan karier profesional bagi karyawan terdampak layak diapresiasi. Hormati privasi dan kerahasiaan karyawan yang terdampak. Jangan sampai tersebar rumor-rumor yang meninmbulkan suasana tidak kondusif.

Berikanlah dukungan bagikaryawan yang tak terdampak. PHK berpotensi memengaruhi produktivitas karyawan yang tersisa. Sikap transparan juga harus ditunjukkan pada mereka, dengan menjelaskan alasan pengurangan, menegaskan kembali komitmen terhadap kesejahteraan karyawan, dan memberi kesempatan untuk mengemukakan kekhawatiran.

Baca :   Berjaya Tanpa PHK: Belajar dari Silver Queen

Pasca pengurangan, perlu dievaluasi proses serta hal-hal yang perlu diperbaiki. Pelajarilah faktor-faktor yang mengakibatkan PHK harus dilakukan, berikut strategialternatif guna menghindari kejadian serupa di masa depan. Pertahankanlah saluran komunikasi dan tumbuh kembangkanlah budaya yang menghargai umpan balik, yang memungkinkan karyawan mengemukakan kekhawatiran mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait