Generasi Baby Boomers hingga Gen Z : Cracking the Work Love Language

Melihat Kesehatan Mental pada Generasi X, Y, dan Z pada Profil Karyawan Kompas

Tahukah kamu apa perbedaan pengertian generasi X, Z, Milenial, dan Baby Boomers? Anak jaman “now” menjadi sebutan bagi kaum milenial karena memiliki perilaku yang khas.

Agar tak tertukar mengenai pelabelalan atau penggunaannya, simak penjelasan generasi manusia sesuai periode kelahirannya!

Baby Boomer

Generasi baby boomer adalah generasi yang lahir pada tahun 1946 hingga tahun 1964. Dinamakan baby boomer, karena angka kelahiran bayi yang sangat besar seperti boom setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Dilansir dari History, di Amerika Serikat saja ada 76,4 juta kelahiran dan membentuk hampir 40 persen dari populasi negara.

Generasi baby boomer dinilai sebagai generasi yang membangun era setelah PD II, berkomitmen, kompetitif, pemimpin yang baik, terstruktur, loyal, pekerja keras, namun tidak suka dikritik.

Generasi X

Generasi X adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1965 hingga tahun 1980. Generasi X sering disebut dengan baby bust dikarenakan penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan dibandingkan generasi baby boomer sebelumnya.

Baca :   Kisah Inspiratif Pengusaha Lokal: Hamzah Sulaiman: Sang Visioner di Balik Keunikan Raminten

Generasi X tumbuh di masa perkembangan teknologi yang sama sekali baru seperti handphone dan laptop, juga kesulitan ekonomi pada tahun 1980-an.

Generasi X dinilai sebagai generasi yang mandiri, pekerja keras, berorientasi pada karier, fleksibel, mahir dalam teknologi, logis, banyak akal, dan problem solver (pemecah masalah) yang baik.

Generasi Milenial atau Generasi Y

Generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1980 hingga tahun 1995 pada saat teknologi telah maju.

Mereka tumbuh di dunia yang telah mahir menggunakan media sosial dan juga smartphone sehingga otomatis mereka sangat mahir dalam teknologi. Generasi milenial sering dinilai sebagai generasi yang malas karena sering bermain ponsel.

Namun sebenarnya generasi milenial adalah generasi yang memiliki keingintahuan tinggi, percaya diri, dan merupakan generasi yang paling banyak membaca buku. Namun generai milenial sangat rentan terserang depresi serta gangguan kecemasan.

Baca :   Pendekatan Human-Centric dalam Merekrut Karyawan

Kesehatan Mental pada Generasi X, Y, dan Z

Masalah kesehatan mental belakangan terjadi di kalangan para pekerja, khususnya yang lahir dari generasi Z atau gen Z. Gen Z cenderung memiliki keinginan mengekspresikan hal-hal baru dan menantang utamanya dalam bekerja.

Sayangnya, keinginan itu tidak dibarengi keterampilan dan kepercayaan diri yang mumpuni untuk mengelola ketidakpastian lingkungan hingga berpotensi memunculkan kecemasan diri.

Melihat fenomena itu, penting untuk memperhatikan aspek psikososial di lingkungan kerja mulai dari beban sampai dengan hubungan antar rekan kerja.

Hal itu diperlukan agar kinerjanya bisa menjadi lebih produktif dam bisa mendeteksi dini jika memang ada indikasi masalah kesehatan mental.

Masalah psikososial atau pengalaman tingkah laku dan yang mempengaruhi situasi sosial itu tidak boleh diabaikan di lingkungan kerja karena dapat menurunkan produktivitas dalam bekerja.

Baca :   Pro Kontra Experiential Hiring

Kondisi mental yang terganggu di tempat kerja juga sebaiknya dibantu penyembuhannya oleh HRD dan perusahaan.

HRD nantinya akan memberikan evaluasi kesehatan mental dan fisik pada pekerja dengan melakukan identifikasi bahaya potensial di lingkungan kerja.

Mulai dari menentukan diagnosis penyakit akibat kerja atau bukan, menentukan laik kerja atau kembali kerja, serta memberikan rekomendasi atau solusi untuk mengatasi stres, kelelahan akibat kerja, dan masalah kesehatan kerja lainnya.

#kesehatan mental generasi x

#kesehatan mental generasi y

#kesehatan mental generasi z

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait