Tadinya akur, kini bertengkar hebat. Di depan publik, pertengkaran miliarder Elon Musk dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump makin sengit. Pertengkaran Musk vs Trump itu penuh dengan hinaan dan ancaman. Trump mengancam memutus kontrak SpaceX. Musk pun tidak tinggal diam.
Eskalasi Konflik
Mengutip kompas.id, sebelum keluar dari Gedung Putih, Elon sudah tidak setuju dengan rancangan Undang-Undang baru Trump karena bisa menambah utang AS. RUU itu membahas banyak hal, antara lain pengurangan pajak dan deportasi para imigran ilegal. Omelan Musk mengalir deras selama berhari-hari di pelantar X miliknya.
Pertengkaran Elon Musk vs Donald Trump mencapai puncak pada Kamis (5/6/2025). Saat menerima kunjungan Kanselir Jerman Friedrich Merz, Trump juga mengaku kecewa dengan Musk. Di pelantar miliknya, Truth Social, Trump menyebut Musk ”gila” dan mengancam membatalkan kontrak pemerintah dengan Musk yang nilainya mencapai 22 miliar dollar AS.
Musk membalas. Menurut dia, Partai Republik menang Pilpres 2024 berkat dirinya. Musk adalah penyumbang dana kampanye terbesar Trump, yaitu sekitar 300 juta dollar AS.
”Berdasarkan pernyataan Presiden tentang pembatalan kontrak pemerintah, SpaceX akan segera mulai menonaktifkan pesawat ruang angkasa Dragon-nya,” tulis Musk sebagai pemilik SpaceX di X walau tak lama berubah pikiran.
Namun, Musk kemudian terlihat merespons sebuah unggahan tentang pemakzulan Trump. ”Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Saya bertaruh pada Elon. Trump harus dimakzulkan dan JD Vance harus menggantikannya,” tulis Ian Miles Cheong, pendukung Musk dan aktivis sayap kanan. Elon menjawab ”Ya” atas unggahan Cheong. Namun, Partai Republik adalah mayoritas di Kongres AS sehingga sulit melakukan pemakzulan.
Dampak Pertengkaran

Jika Trump melakukan pembalasan dengan membatalkan kontrak SpaceX dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) serta Pentagon, kemajuan perkembangan program luar angkasa AS terhambat.
Berdasarkan kontrak senilai sekitar 5 miliar dollar AS, Dragon merupakan satu-satunya wahana antariksa yang mampu mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Oleh sebab itu, SpaceX adalah elemen penting program luar angkasa AS.
Pengamat menilai SpaceX telah mendominasi program roket dan komunikasi satelit sebelum Musk terjun ke politik Partai Republik, tahun lalu. Kondisi ini melindungi SpaceX dari pertengkaran Elon Musk vs Donald Trump.
”Untungnya tak akan menjadi bencana besar karena SpaceX telah berkembang menjadi kekuatan global yang mendominasi sebagian besar industri luar angkasa. Tetapi, tidak diragukan hal itu akan mengakibatkan hilangnya pendapatan signifikan dan peluang kontrak,” kata Justus Parmar, CEO Fortuna Investments yang adalah investor SpaceX.
Sejauh ini, pertengkaran Elon Musk vs Donald Trump lebih berdampak pada perusahaan Musk yang lain, yaitu Tesla. Saham Tesla anjlok hingga 14,3 persen atau kehilangan nilai sekitar 150 miliar dollar AS, Kamis. Ini adalah penurunan Tesla terbesar dalam sejarah dalam sehari.
Sebelumnya, Musk dan Trump membentuk aliansi politik yang tidak terduga, tetapi kuat. Setelah menjadi donatur kampanye Trump, pada puncaknya Musk memiliki posisi penting di Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge).
Doge berperan penting dalam 100 hari pertama pemerintahan Trump. Lembaga ini menutup banyak lembaga dan memberhentikan ribuan pegawai pemerintahan untuk berhemat.
Meredam Konflik
BBC mencatat tidak butuh waktu lama muncul spekulasi kedua sosok dengan kepribadian keras ini berselisih. Namun, setiap kali isu itu muncul, Elon Musk akan muncul di Ruang Oval, ruang kabinet, atau pesawat Air Force One.
Ketika Musk mengundurkan diri setelah 130 hari bertugas, Musk dan Trump menggelar perpisahan yang akrab di Ruang Oval. Trump memberinya kunci emas Gedung Putih sembari berkata Musk mungkin akan kembali.
Trump bisa menggunakan cara lain untuk membalas Musk. Di samping ancaman pembatalan kontrak, dia bisa menyasar sekutu-sekutu Musk yang tersisa di Doge atau membuka kembali investigasi terkait bisnis Musk era pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Konflik Elon Musk vs Donald Trump jadi contoh ekstrem bagaimana pertarungan ego bisa berdampak sistemik. Ketika relasi personal menjadi poros utama kerja sama strategis, maka retaknya hubungan bisa mengguncang fondasi organisasi.
Sistem, bukan Orang

Ada pelajaran berharga yang bisa kita petik dari sini.
Pertama, sebuah organisasi seharusnya dibangun di atas sistem yang kokoh, bukan bergantung pada kultus individu. Ketika satu atau dua figur mendominasi, konflik pribadi di antara mereka bisa memicu kekacauan strategis yang merugikan.
Kedua, seorang pemimpin harus mampu memisahkan antara pendapat pribadi dan tanggung jawab institusional. Media sosial bukan tempat untuk unjuk emosi yang justru dapat merusak citra perusahaan atau bahkan mencemarkan nama bangsa.
Ketiga, budaya organisasi perlu memiliki mekanisme resolusi konflik yang sehat. Tanpanya, perbedaan pendapat bisa berubah menjadi pertikaian publik yang merugikan semua pihak.
Terakhir, ancaman terbesar bagi sebuah organisasi bukan datang dari luar, melainkan dari dalam—ketika ego mengalahkan akal sehat dan struktur organisasi terlalu rapuh untuk mengendalikannya.
Pertengkaran Elon Musk vs Donald Trump adalah contoh nyata: ketika sebuah organisasi terlalu bergantung pada hubungan dua tokoh kuat, perpecahan di antara mereka bisa menghancurkan segala yang telah dibangun.
#Donald Trump #Elon Musk #SpaceX #NASA #Dragon #Tesla #Doge #sistem #budaya organisasi
Related Posts:
The Story of Successful Entrepreneur Uni Tutie: From Home Kitchen to Global Market
Trend #KaburAjaDulu (Just Run Away First) Employees Looking for Opportunities Abroad
Success Story of Local Entrepreneurs: Naikilah Perusahaan Minang Survives the Changes
Post-Truth and Echo Chamber in Leadership Decisions
Exploring the Leadership Values of the Minangkabau Tribe