Shin Dong-bin, Chairman Lotte Group, raksasa holding company asal Korea Selatan, menekankan bahwa inovasi sangatlah penting. Ini dikatakannya saat rapat dengan para CEO anak-anak perusahaan Lotte. Menurut Dong-bin, semua CEO bertanggung jawab untuk membangun perusahaan yang mampu mengatasi tantangan dan terus tumbuh. Ia juga mendesak para CEO untuk tetap menjaga urgensi dalam mencapai tujuan bisnis dan merevitalisasi perusahaan meskipun ada ketidakpastian dalam lingkungan bisnis.
Dong-bin mengutarakan hal tersebut di tengah-tengan pandangan bahwa kinerja bisnis Lotte yang lamban memperlambat upaya untuk mengarahkan kembali portofolio bisnis grup dengan visi untuk masa depan.
Mengenal Apa Itu Holding Company
Apa yang disampaikan Dong-bin ini mengungkap sisi lain dari holding company. Selama ini, istilah tersebut lebih banyak dikaitkan dengan keuangan korporasi, investasi, manajemen risiko, perpajakan, atau struktur organisasi. Namun, ternyata holding company bisa juga dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan, inovasi, dan keunggulan bersaing, seperti dikemukakan Chairman Lotte.
Holding company adalah sebuah entitas pemilik dan pengendali beberapa atau banyak perusahaan. Tiap-tiap perusahaan beroperasi secara mandiri. Terdapat sederet manfaat darinya, mulai dari alokasi sumber daya dan efisiensi modal, keleluasaan dan kelincahan, dan diversifikasi portofolio dan manajemen risiko.
Pengawasan yang tersentralisasi terhadap keuangan membuat sumber daya finansial dialokasikan kepada bidang-bidang yang berkemnbang pesat. Sementara untuk bidang-bidang yang kinerjanya tidak maksimal dapat dilakukan penataan ulang.
Dua Sisi Koin

Di satu sisi, sebuah holding company memberi keleluasaan kepada anak perusahaannya untuk mengatur operasinya sendiri (sampau batas tertentu). Di sisi lain, hal ini memberikan panduan strategis bagi anak-anak perusahaannya. Ini membuat anak perusahaan lebih leluasa merespons perubahan pasar tanpa perlu berurusan dengan cara bekerja atau susunan pekerjaan yang banyak liku-likunya. Dengan demikian, tiap-tiap anak perusahaan dapat mengembangkan kreativitas dan inovasinya masing-masing seraya menjaga kelompok usaha tetap solid.
Contohnya adalah Alphabet Inc. Alphabet Inc. adalah holding company yang berkantor pusat di Mountain View, California. Alphabet adalah perusahaan teknologi terbesar ketiga di dunia berdasarkan pendapatan, setelah Amazon dan Apple, dan salah satu perusahaan paling berharga (most valuable companies) di dunia. Perusahaan ini didirikan setelah restrukturisasi Google pada 2 Oktober 2015 dan menjadi perusahaan induk Google dan beberapa mantan anak perusahaan Google.
Pendirian Alphabet Inc. didorong oleh keinginan untuk membuat bisnis inti Google “lebih bersih dan lebih bertanggung jawab” sekaligus memberikan otonomi yang lebih besar kepada perusahaan-perusahaan kelompok yang beroperasi dalam bisnis selain layanan Internet.
Holding company dapat mendiversifikasi portofolionya pada wilayah atau industri yang dipandang menguntungkan. Ini tentunya menguragi risiko jika ada salah satu wilayah atau industri yang menurun kinerjanya. Dengan diversifikasi, stabilitas keuangan lebih terjaga. Sinergisme industri terwujud, Melalui sinergisme ini anak-anak perusahaan dalam holding company dapat saling bertukar teknologi, pelanggan, dan kepakaran. Inovasi pada tiap-tiap anak perusahaan dapat meningkat.
Berkembangnya Gagasan Bisnis
Holding company dapat menciptakan lahan subur bagi berkembangnya gagasan-gagasan bisnis . Pertanyaannya, bagaimanakah caranya menciptakan lingkungan yang demikian itu?
Pertama, membangun anak perusahaan yang berfokus pada teknologi atau pasar baru.
Kedua, transfer pengetahuan. Dalam holding company, pengetahuan dan kapabilitas dapat dibagi secara lebih mudah. Ini menciptakan ekosistem di mana praktik terbaik, teknologi mutakhir, dan wawasan seputar pasar dapat berjalan mulus. Kondisi ini mempercepat proses inovasi.
Ketiga, mengakuisisi bisnis rintisan (start-up). Di sini, budaya khas start up seperti Inovasi dan Eksperimentasi, kelincahan dan keluwesan, pembelajaran, kolaborasi, dan transparansi dapat dipertahankan. Dengan melakukan akuisisi, holding company dapat memperluas pasarnya secara cepat.
Keempat, holding company modern mendanai dan mendukung upaya penelitian dan pengembangan (R&D). Dengan mengalokasikan sumber daya untuk R&D, holding company memungkinkan anak perusahaannya untuk berinovasi dan tetap kompetitif di industri masing-masing.
Kisah Sukses Holding Company

Salah satu holding company yang sukses mendorong pertumbuhan dan inovasi adalah Tencent Holdings Ltd. (Tencent). Tencent berkantor pusat di Shenzhen, China. Didirikan pada 1998, anak perusahaannya secara global memasarkan berbagai layanan dan produk terkait Internet, termasuk di bidang hiburan, kecerdasan buatan, dan teknologi lainnya. Tencent adalah vendor video game terbesar di dunia, dan juga salah satu perusahaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Perusahaan ini merupakan pemegang saham di perusahaan dalam bidang gaming (Riot Games, Epic Games, Activision Blizzard); teknologi finansial (mengembangkan WeChat Pay, platform pembayaran seluler yang dominan di China); media sosial dan kecerdasan buatan (WeChat mengintegrasikan pembayaran, perdagangan elektronik, dan layanan perusahaan.
Tencent sukses menggunakan ekosistemnya untuk mengembangan inovasi. Contohnya program Mini WeChat memungkinkan bisnis pihak ketiga beroperasi di dalam aplikasi, menciptakan ekosistem yang dinamis. Di samping itu, Kecerdasan buatan dan data analitik dimanfaatkan untuk mempersonalisasi pengalaman dalam konten permainan dan layanan keuangan.
Tencent berinvestasi di tidak kurang dari 800 perusahaan di seluruh dunia, misalnya di Tesla, Spotify, dan Sea Group. Investasi ini memberi Tencent akses ke teknologi mutakhir dan peluang ekspansi global.
#Lotte #Shin Dong-bin #Holding Company #inovasi #Google #diversifikasi #budaya #start-up #Tencent