Di era digital, pemimpin harus memiliki soft skill kecerdasan emosional digital atau digital emotional intelligence. Apa itu? Pemimpin harus mampu memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi secara efektif dalam lingkungan digital. Kecerdasan emosional digital menggabungkan prinsip-prinsip kecerdasan emosional tradisional dengan tantangan dan peluang di dunia digital.
Zaman sekarang, pemimpin tidak hanya berinteraksi dengan anggota timnya melalui interaksi langsung, tetapi juga melalui berbagai platform digital seperti surat elektronik, pesan singkat, konferensi video, dan media sosial. Selama ini, melalui interaksi tatap muka, emosi orang lain lebih mudah dikenali. Kita bisa merasakan jika dia marah, sedih, gembira, atau takut. Namun tidak demikian halnya dengan interaksi digital. Adakalanya, apa yang disampaikan di platform digital tidak sesuai dengan emosi yang sebenarnya. Seseorang bisa saja mengatakan ketidakberatannya di media sosial. Tetapi, kenyataanya bisa berbeda. Keterbatasan ini justru menjadi tantangan bagi pemimpin dan menjadi soft skill yang harus dikuasai mereka: Mampukah ia mengenali emosi dan menangani konflik?
Mengapa Soft Skill Kecerdasan Emosional Digital Harus Dimiliki Seorang Pemimpin?
Paling utama, agar pemimpin bisa menjalin hubungan lebih erat dalam ranah digital. Ini dapat dilakukan melalui penyesuaian teknik dan gaya berkomunikasi secara virtual.
Berikutnya, agar pemimpin bisa memotivasi karyawan yang bekerja jarak jauh. Karyawan yang bekerja jarak jauh sering merasa terisolasi. Pemimpin yang cerdas secara emosional dan memiliki soft skill digital emotional intelligence mampu memberikan dukungan yang efektif meski tidak berinteraksi langsung dengan anggota timnya.

Dalam komunikasi tertulis, kita tentu saja tidak bisa mendengarkan nada bicara dan melihat emosi lawan bicara. Kondisi seperti ini tentu rawan menimbulkan kesalahpahaman. Pemimpin dengan kecerdasan emosional digital yang tinggi mampu memilik kata-kata secara bijak, membaca emosi dalam teks, dan berempati saat menanggapi pesan.
Teknologi memudahkan pekerjaan. Waktu dan tempat tak lagi terlalu menjadi kendala. Namun, lantaran kemudahan ini karyawan, paling tidak merasa, dituntut untuk tetap terkoneksi dengan pekerjaan. Ini menimbulkan tekanan. Pemimpin yang cerdas secara emosional digital dan menguasai soft skill digital emotional intelligence akan mampu mengelola kesejahteraan digital, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi timnya.
Apa Saja yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin Agar Cerdas Secara Digital?
Terdapat beberapa aspek yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk bisa menguasai menguasai soft skill digital emotional intelligence.
Pertama, digital self-awareness atau kesadaran diri digital. Mereka harus tahu bagaimana caranya berkomunikasi lewat platform digital. Komunikasi di sini mencakup gaya bahasa, kekerapan berkomunikasi, dan cara mengelola emosi tatkala berinteraksi melalui platform digital. Misalnya, memahami nada pesan teks yang mungkin terkesan marah atau mendeteksi kekhawatiran dan ketidaksetujuan saat meeting virtual. Selain itu, pemimpin harus sadar dampak dari tindakan mereka terhadap anggota tim.
Kedua, kecakapan mengelola emosi, baik dalam diri sendiri maupun dalam tim, untuk menjaga produktivitas dan kerukunan tim. Pemimpin yang cerdas mampu merespons secara tepat segala emosi yang muncul tatkala berinteraksi secara virtual dengan tim.
Ketiga, empati virtual. Empati adalah inti dari menguasai soft skill kecerdasan emosional, termasuk yang digital. Saat menyampaikan pesat melalui platform digital, pemimpin harus mempertimbangkan perasaan dan sudit pandang anggota timnya. Justru interaksi secara tidak langsung menjadi tantangan tersendiri.
Keempat, menyampaikan pesan secara jelas. Jelas artinya tidak menciptakan kesalahpahaman. Pilihan kata dan pemakaian simbol harus tepat. Nada komunikasi harus sesuai.
Kelima, mampu menjalin hubungan dengan semua pemangku kepentingan secara virtual, termasuk pelanggan, pemegang saham, investor, dan sebagainya.
Keenam, memahami etika saat berdigital. Termasuk menjaga privasi, menghindari disinformasi, dan sebagainya.
Tips Melatih Soft Skill Digital Emotional Intelligence

Bagaimanakah caranya meningkatkan kecerdasan emosional digital? Pertama-tama, pemimpin harus melatih kesadaran dirinya. Evaluasilah gaya berkomunikasi digital, termasuk cara menanggapi pesan melalui platform digital. Jika perlu, mintalah umpan balik dari orang lain.
Berikutnya, mengembangkan kemampuan berempati secara digital. Perspektif orang lain perlu diperhatikan, jangan hanya memikirkan sudut pandang sendiri. Untuk itu, sebelum mengirim pesan, terutama yang nonverbal, pastikan pesan yang disampaikan jelas dan mengandung pertimbangan terhadap perasaan orang lain.
Teknologi memang memudahkan pekerjaan. Namun, janganlah memforsir penggunaannya setiap saat. Harus ada batasan dalam penggunaanya. Misalnya, tidak mengirimkan pesan di luar jam kerja. Jangan pula mengabaikan kelelahan digital. Untuk yang satu ini, baik pemimpin maupun anggota tim dapat mengalaminya.
Seiring makin maraknya interaksi secara digital, pemimpin wajib meningkatkan soft skill dalam komunikasi digitalnya. Ini bisa didapat melalui pelatihan dan pengalaman. Termasuk berlatih menggunakan fitur-fitur komunikasi digital secara tepat dan profesional.
Realitasnya, tidaklah mudah mengembangkan kecerdasan emosional digital. Ada sejumlah tantangan yang harus diatasi. Ekspresi wajah, intonasi suara, dan bahasa tubuh kerap tidak bisa dilihat dan didengar sekaligus.
Tantangan lainnya adalah perbedaan norma dan etika tiap-tiap platform digital. Perpedaan ini perlu ddipahami para pemimpin. Gaya mereka dalam berkomunikasi harus diadaptasi.
#digital emotional intelligence #pemimpin #emosi #teknologi #Digital self-awareness #empati #soft skill
Related Posts:
Post-Truth dan Echo Chamber dalam Keputusan Kepemimpinan
Mengatasi Overwork Hero untuk Tim yang Lebih Sehat dan Produktif
Green Flag vs. Red Flag Leader: Are You the Leader the Team Wants?
Digital Detox for Leaders: Reducing Dependence on Technology
Green Flag vs Red Flag Leader: Apakah Anda Pemimpin yang Dicari Tim?