Pemimpin Bayangan dalam Bisnis keluarga. Bisnis keluarga menjadi tulang punggung ekonomi banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Perpaduan antara eratnya hubungan keluarga dengan hebatnya strategi bisnis menghasilkan dinamika yang berujung pada kesuksesan yang luar biasa. Tak terhitung banyaknya produk inovatif yang lahir dari bisnis keluarga.
Keberhasilan ini tak bisa dilepaskan dari faktor kepemimpinan, khususnya pendiri. Pengaruh kepemimpinan pendiri ini bahkan berlanjut meski ia tak lagi memegang jabatan formal. Mereka beroperasi dalam senyap, menjadi penentu keputusan di belakang layar, menanamkan nilai-nilai dan budaya organisasi, dan memengaruhi hasil. Mereka menjadi mentor atau penasihat. Pendeknya, setelah lengser, pendiri menjadi pemimpin bayangan (shadow leader). Namun, pemimpin bayangan ternyata bukan hanya pendiri yang telah pensiun, Pasangan dari pendiri (suami/istri), saudara kandung, bahkan anak yang lebih muda juga bisa menjadi pemimpin bayangan. Pengaruh seorang pemimpin bayangan berasal dari pengetahuan mereka yang dalam tentang bisnis (mencakup sejarah, nilai-nilai, kelebihan, dan kekurangannya), hubungan interpersonal yang kuat, dan kemampuannya menyelesaikan masalah. Mereka tidak ingin terkenal. Fokus mereka adalah agar bisnis dan keluarga sukses mencapai visinya.
Pemimpin Bayangan dalam Bisnis keluarga
Bayangkanlah seorang pendiri bisnis keluarga yang telah pensiun. Secara resmi, jabatan direktur utama dipegang oleh putranya. Namun, rasa hormat karyawan dan banyak anggota keluarga kepada sang pendiri tak berkurang. Sang pendiri adakalanya melontarkan kritik kepada Direktur Utama, yang notabene putranya sendiri, dalam hal strategis seperti perekrutan eksekutif dan investasi. Karyawan lebih menunggu keputusan sang pendiri ketimbang direktur utana. Akibat situasi ini, sang putra merasa tidak nyaman. Ia merasa segala gagasan dan keputusannya tidak berarti.
Apa sajakah karakteristik pemimpin bayangan? Secara umum, mereka memiliki keahlian, hubungan, dan pengaruh emosional untuk menentukan keputusan; pandai memahami serta menjelajahi dinamika interpersonal yang kompleks dalam keluarga; setia dan siap mempertahankan legasi dan tradisi bisnis dan keluarga (bahkan melebihi pemimpin formal); dan jejaring informal yang kuat.
Baik atau Buruk?
Pemimpin bayangan dalam bisnis keluarga bisa berdampak baik ataupun buruk. Pemimpin bayangan bisa berdampak baik jika mampu menjaga nilai-nilai dan keluarga secara bermakna; menjadi teladan bagi pemimpin formal, menawarkan wawasan yang unik dan bermanfaat; menjaga kerukunan dan menengahi perselisihan; dan memiliki visi jangka panjang yang relevan. Contoh baik pemimpin bayangan adalah seorang istri pemilik bisnis keluarga yang meski berada di luar struktur organisasi perusahaan; kebijaksanaan, kecerdasan emosional, dan kemampuannya menjadi penengah perselisihan menjadikannya teladan bagi suami, anak-anak, dan karyawan. Contoh lainnya adalah anak muda inovatif anggota keluarga. Berkat gagasannya yang cemerlang, perusahaan bisa menghasilkan hal-hal baru yang bermanfaat. Namun, si anak muda ini tidak suka menonjolkan diri. Ini juga contoh pemimpin bayangan. Dampak baik lain dari hadirnya pemimpin bayangan adalah ketika ia mampu mengenali potensi orang lain, menjadi mentor bagi generasi penerus dan karyawan sehingga mereka siap memimpin pada masa depan.
Namun, pemimpin bayangan akan berdampak buruk bagi bisnis keluarga jika kehadirannya membingungkan karyawan terkait otoritas dan pembuatan keputusan; menghalangi perubahan yang semestinya dilakukan; menimbulkan perebutan pengaruh, apalagi sampai menimbulkan konflik terbuka; dan meremehkan otoritas pemimpin formal.
Rasanya, pemimpin bayangan sulit disingkirkan, apalagi bila ia adalah anggota keluarga. Yangg paling penting adalah bagaimana cara mengelolanya. Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa pemimpin bayangan itu memang ada, meski tanpa jabatan. Fenomena ini sebenarnya tidak asing pada tiap organisasi. Bukankah dalam setiap tim, seformal apa pun, ada saya figur yang dihormati lantaran pengetahuan, pengalaman, dan wawasannya yang mendalam? Hal ini juga terjadi di bisnis keluarga.
Meski tak bisa disingkirkan, bukan berarti keberadaan pemimpin bayangan dibiarkan liar. Perlu ada aturan main yang jelas. Aturan main ini memuat peran, tanggung jawab, dan wewenang tiap anggota keluarga. Termasuk di dalamnya wadah tempat pemimpin bayangan dapat berkontribusi secara konstruktif. Tentu ini tak mudah mengingat kuatnya pengaruh pemimpin bayangan. Namun mereka bisa diyakinkan bahwa kontribusi mereka senantiasa sangat dibutuhkan dan sangat berarti.
Meski serbabisa, pastinya ada kelebihan paling menonjol yang dimiliki pemimpin bayangan. Kelebihan ini bisa dimanfaatkan secara maksimal demi kemajuan bisnis keluarga Sementara hal-hal lainnya biarlah diurus oleh pemimpin formal.
Meski sudah teruji, bukan berarti pemimpin bayangan tak lagi belajar. Ia seyogianya tahu caranya berkontribusi secara konstruktif. Untuk itu, tidak ada salahnya jika ia ikut pelatihan terkait kepemimpinan.
Pemimpin bayangan dan pemimpin formal bisnis keluarga tak boleh saling menjatuhkan, tetapi harus berkolaborasi. Dengan demikian, konflik, perebutan pengaruh, dan perebutan kekuasaan dapat dihindari. Selain itu, akan lahir aneka perspektif sehingga keputusan yang dihasilkan lebih optimal.
Pemimpin Bayangan dalam Bisnis keluarga
Kategori: Family Business
#bisns keluarga #shadow leader #kepemimpinan #pengetahuan #pengaruh #aturan main
Related Posts:
Pemimpin Bayangan dalam Bisnis keluarga
Bisnis Keluarga : Kopi Torabika, Produk Mayora yang Mendunia
Selling the Family Business : Between Financial and Emotional Considerations
Inspiring Stories of Local Entrepreneurs Bolu Meranti : The Medan Souvenir that’s Always on Your Mind
Family Business Successor:Heirs or Trailblazers?