Bagi penggemar buah durian alias duren, nama Ucok Durian mungkin tidak asing lagi. Toko durian yang berada di Jalan Haji Wahid Hasyim, Kota Medan, ini sudah banyak dikenal oleh pecinta durian, bahkan sampai ke luar negeri.
Sang pemilik, Zainal Abidin Chaniago, seperti dikutip kompas.com, mengatakan, kesuksesan bisnis Ucok Durian tentu dia raih tidak secara instan. Usaha yang sudah ia rintis sejak 1985 silam ini bermula dari saat dia berjualan durian di pinggir jalan Kota Medan. Namun, berkat kegigihannya, pria yang kerap dipanggil Ucok ini berhasil mengembangkan bisnisnya, sampai bisa menghasilkan omzet dengan nilai yang fantastis. Saban bulan, rata-rata Zainal bisa meraup omzet Rp 1 miliar. Apa yang membuat Ucok Durian sangat sukses?
Gaya Kepemimpinan Zainal Abidin
Meski usaha duriannya telah terkenal dan menjadi ikon pariwisata Medan, Zainal enggan untuk membuka cabang, baik di dalam maupun luar Kota Medan. Maklum saja, meski memiliki karyawan, Ucok selalu datang ke tokonya dan menyortir secara langsung durian untuk para pelanggan yang datang ke gerai. Hal ini ia lakukan karena ingin memastikan durian yang Ucok Durian sajikan kepada para pelanggan merupakan durian yang benar-benar punya kualitas yang terbaik.
Pengunjung bisa meminta penggantian jika merasa durian yang disuguhkan tida enak tanpa dikenakan biaya tambahan. Dunia yang kualitasnya kurang bagus akan dijual lagi untuk dijadikan dodol durian dan es krim. Durian yang dijual Ucok Durian terkenal dengan cita rasanya yang manis, legit, dan pahit. Selain itu, daging buahnya juga sangat tebal bertekstur lembut.
Ucok mengatakan telah bekerja sama dengan dengan beberapa petani di Sumatra untuk memastikan ketersediaan stok durian. Ini karena durian asal Sumatra terkenal memiliki cita rasa yang manis, legit, dan pahit. Zainal bisa menjual minimal 1.000 buah durian per hari. Untuk harga, durian yang Ucok Durian tawarkan, angkanya beragam. Mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah per buah, tergantung ukuran.
Mengenal Sosok Ucok, Pemilik Ucok Durian
![](https://jakartaconsulting.com/wp-content/uploads/2025/02/150838_raj1.jpg)
Mengutip merdeka.com, Ucok lahir dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Ayahnya hanya bekerja sebagai penarik becak, sementara sang ibu merupakan buruh cuci. Ia hidup bersama lima adiknya. Karena keterbatasan ekonomi itulah ia harus putus sekolah sejak usia 14 tahun. Ia hanya lulus Sekolah Menegah Pertama (SMP).
Sejak saat itu, Ucok terpaksa mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Saat masih remaja, Ia bekerja sebagai buruh angkut durian. Itu terjadi pada 1980. Ia membantu penjual durian di sepanjang Jalan Iskandar Muda, Medan.
Saat itulah ia belajar seluk-beluk durian. Ia sering diajak para pedagang mengunjungi sentra durian untuk mendapatkan pasokan durian. Berkat hal ini, ia ingin membuka usaha duriannya sendiri. Apalagi, ia melihat besarnya keuntungan dari berdagang durian.
Akhirnya, dengan modal 1,75 juta Rupiah, Ucok memulai bisnis duriannya sendiri. Dalam rangka belajar tentang durian, Ucok mengunjungi hampir seluruh Pulau Sumatra.
Banyak petani yang menjual duriannya ke kedai milik Ucok. Alhasil, stok durian di kedai milik Ucok selalu tersedia sepanjang tahun, kualitasnya pun sangat bagus. Akhirnya usaha kedai durian miliknya semakin lama semakin besar dan semakin banyak dikenal orang hingga seperti sekarang.
Pelajaran dari Kepemimpinan Ucok
Banyak pelajaran menarik dari kisah Ucok Durian ini. Jika bisnis ingin berkembang, menjunjung tinggi kualitas, bersungguh-sungguh, dan mengerti benar akan pasar wajib hukumnya.
1. Memiliki visi dan berani mengambil risiko
Kondisi ekonomi Ucok dan keluarganya jauh dari ideal. Ia harus berhenti sekolah saat berada di bangku SMP. Tak berhenti sampai di sini, ia harus mencari penghasilan sendiri saat berusia kurang dari 16 tahun. Namun, kondisi ini tidak menghalangi tekadnya untuk maju.
Sebaliknya, semangatnya terpacu. Keputusan untuk memulai bisnis duriannya sendiri menunjukkan bahwa Ucok memiliki visi dan berani mengambil risiko. Dua hal ini harus dimiliki oleh pengusaha bila ingin sukses.
2. Memahami bisnis dan produk yang dijual
Keberanian Ucok bukan sekadar bermodal nekat. Sebelum memulai bisnis sendiri, ia telah mengerti betul seluk beluk durian. Misalnya tentang rasa, tekstur, dan durabilitas buah duren. Pekerjaannya membantu orang lain berjualan durian benar-benar dimanfaatkan Ucok untuk belajar. Berbekal pengetahuan dan pengalaman inilah ia mampu menjual durian berkualitas. Dari Ucok, kita belajar tentang pentingnya pemahaman produk.
3. Fokus pada kualitas produk
![](https://jakartaconsulting.com/wp-content/uploads/2025/02/1525.jpg)
Ucok tidak tergoda untuk berekspansi besar-besaran. Ia tetap fokus pada satu wilayah, yaitu Kota Medan. Bagi Ucok standar kualitas sama sekali tak boleh dikorbankan. Ia menyortir durian yang dijual secara langsung. Apa pelajaran penting dari keputusan yang satu ini?
Perkembangan bisnis tidak selalu identik dengan jumlah dan jangkauan cabang. Kepedulian pada kualitas, dan kebutuhan pelanggan lebih penting. Banyak bisnis yang meski memiliki banyak cabang namun kualitasnya tidak merata di tiap-tiap cabang. Akibatnya, citra produk secara keseluruhan menjadi kurang baik.
4. Menjaga kepercayaan pelanggan
Selain durian bermutu tinggi, Ucok Durian juga menawarkan jaminan rasa bagi pembeli. Pembeli dapat menukar durian tanpa harus mengeluarkan uang tambahan jika durian yang disajikan tidak sesuai harapan. Kebijakan ini menumbuhsuburkan kepercayaan terhadap Ucok Durian.
5. Efisiensi
Hal lain yang menarik adalah buah durian yang tidak memenuhi standar tidak dibuang begitu saja, tetapi domanfaatkan untuk menghasilkan es krim dan dodol durian. Ini mengajarkan bagaimana sebuah bisnis haru dikelola secara efisien. Jika ada barang yang tidak terpakai, dapat dicari peluang untuk dimanfaatkan bagi keperluan lain yang menambah nilai perusahaan.
6. Membangun relasi yang baik
Ucok rajin mengunjungi dan menjalin hubungan erat dengan petani durian di Sumatra. Paling tidak, ada dua manfaat dari melakukan hal ini. Pertama, menjaga kesinambungan stok duriannya. Sepanjang tahun. Kedua, memberdayakan petani lokal sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka. Model bisnis ini menciptakan rantai pasok yang tidak mudah goyah.
Temukan wawasan bisnis dan kepemimpinan lainnya disini.
#Ucok Durian #Medan #pariwisata #kualitas #durian #Sumatra #Durian Ucok