The 'Job Sharing' Trend: Are Two Heads Better for One Position?

Tren ‘Job Sharing’: Apakah Dua Kepala lebih Baik untuk Satu Posisi?

Tren ‘Job Sharing’: Apakah Dua Kepala lebih Baik untuk Satu Posisi? Di sebuah tempat kerja, adakalanya ditemukan dua karyawan berbagi tanggung jawab, tugas, dan manfaat untuk posisi yang sama dengan status penuh waktu. Inilah yang dikenal dengan konsep berbagi kerja atau job sharing. Job sharing dapat dilakukan secara merata. Namun, ini dapat pula dilakukan berdasarkan keahlian atau kemampuan individu masing-masing. Terpenting, pembagian tersebut dilakukan secara adil. Adil tidak selalu sama rata. Merata belum tentu adil.

Job sharing banyak contohnya. Misalnya, sebuah proyek dikerjakan oleh dua orang manajer proyek, sebut saja namanya Adi dan Bimo. Adi bertanggung jawab mengelola tim internal, sedangkan Bimo bertanggung jawab menjalin hubungan dengan klien. Hasilnya, proyek dapat diselesaikan dengan optimal karena keduanya tidak menanggung beban yang terlalu berat.

Tren ‘Job Sharing’: Apakah Dua Kepala lebih Baik untuk Satu Posisi?

Dalam kepemimpinan, job sharing juga banyak yang sukses. Hal ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa kepemimpinan harus didominasi satu orang. Misalnya, Satu divisi dapat dijalankan oleh dua orang secara berbarengan. Keahlian yang dimiliki tiap-tiap orang dapat dipadukan serta dimanfaatkan untuk mengatasi aneka masalah dan tantangan.

Dalam dunia pendidikan, kerap dijumpai satu mata pelajaran, satu mata kuliah dan satu kelas diajar oleh guru atau dosen yang berbeda pada semester yang sama. Hanya saja, tiap-tiap guru atau dosen mengajarkan topik yang berbeda. Ini juga contoh job sharing.

Baca :   Pasca pemilu 2024; Saatnya Dunia Usaha Menyiapkan Strategi Baru

Di dunia korporat, unit bisnis Zurich Insurance Group di Inggris memberlalukan job sharing untuk sejumlah posisi. Di antaranya adalah untuk posisi manajerial tingkat menengah dan tingkat atas. Dengan cara ini, banyak talenta unggul tertarik untuk bergabung dengan perusahaan. Bagi karyawan, job sharing semacam ini membuat kerja mereka menjadi lebih fleksibel. Inovasi pun meningkat. Dua kepala dengan dua sudut pandang berbeda berhasil dipadukan sehingga saling melengkapi satu sama lain.

Job sharing juga diberlakukan di Coca-Cola. Ini berlaku untuk posisi administratif dan manajerial. Hal ini menguntungkan untuk mereka yang perlu lebih fleksibel dalam pekerjaannya. Misalnya ibu yang harus membagi waktu antara bekerja dengan mengurus keluarga, Juga bagi mahasiswa, yang harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja.

Untuk organisasi selain perusahaan, contohnya adalah The UK Civil Service. Dalam rangka mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif dan fleksibel, pemerintah Inggris menggalakan berbagi kerja. Pemerintah negeri Raja Charles III memberlakukan job sharing untuk posisi strategis. Contohnya adalah posisi untuk pengembangan kebijakan. Dengan cara ini, diharapkan bakat-bakat terbaik negeri berminat untuk bergabung.

Ada sejumlah tantangan jika perusahaan ingin memberlakukan job sharing. Pertama adalah mengatasi miskomunikasi. Kesuksesan job sharing bergantung pada mulusnya komunikasi di antara dua pihak. Miskomunikasi bisa mengakibatkan frustrasi, terhambatnya penyelesaian pekerjaan, dan buruknya kualitas kerja. Kedua, bertambahnya beban supervisor karena harus mengawasi dua orang.

Baca :   Promosi Senyap: Siap-Siap Termotivasi atau Terdemotivasi?

Supervisor harus memastikan orang yang berbagi pekerjaan memahami serta berupaya mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi; mengevaluasi kinerja dua orang; dan mengelola konflik (yang pastinya sangat rentan untuk terjadi). Pengawasan ganda ini berpotensi membuat supervisor lelah. Ketiga, ketidakjelasan peran dan tanggung jawab karena ada dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama. Keempat, meningkatnya biaya. Misalnya biaya untuk gaji dan pelatihan. Kelima ketidakcocokan di antara orang-orang yang melakukan job sharing. Ketidakcocokan ini disebabkan oleh misalnya gaya berkomunikasi, karakter, latar belakang budaya, komitmen dan sebagainya.

Bagaimanakah caranya mengatasi tantangan tersebut? Ekspektasi dan tanggung jawab tiap-tiap orang yang melakukan job sharing harus dirumuskan secara terperinci. Pastikan pula bahwa tiap orang memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Berikutnya, untuk menghindari ketidakcocokan serta perselisihan, harus cermat memilih orang-orang yang akan melakukan job sharing. Amatilah gaya kerja, gaya berkomunikasi, nilai-nilai, kompetensi, kepribadian, dan sebagainya. Jika tidak cocok, orang yang melakukan job sharing harus diganti.

Supervisor yang mengawasi job sharing harus bisa melakukan tugasnya secara efektif. Bila perlu, mereka mengiguti pelatihan untuk menangani job sharing ini. Ciptakanlah lingkungan kerja yang kondusif. Pelaksanaan job sharing harus dievaluasi secara berkala, baik individu yang terlibat di dalamnya maupun, terutama, hasil kerjanya.

Baca :   Karyawan Superstar: Aset atau Beban?

Perlu pula dinngat bahwa job sharing tidak cocok diterapkan untuk semua jenis pekerjaan. Lantas, pekerjaan seperti apakah yang cocok? Pekerjaan yang memiliki tugas yang terpisah, dapat dialihkan ke orang lain, dan dapat dibagi menjadi beberapa tahap dapat diberlakukan job sharing

Berikutnya adalah pekerjaan yang bisa tuntas meski tanpa kehadiran fisik individu. Seiring kemajuan teknologi, pekerjaan jenis ini makin banyak jumlahnya.

Pekerjaan yang memaksa seseorang untuk bekerja sama dan berkomunikasi secara intensif juga cocok untuk dibagi. Hal ini sekaligus dapat mengasah keterampilan bekerja sama dan berkomunikasi karyawan. Contohnya adalah manajer proyek

Ciri-ciri lainnya adalah hasil kerja yang terukur, tidak mengandung keputusan yang segera harus diambil oleh satu orang; dan ada baku dalam pengerjaannya. Untuk yang terakhir ini, contohnya adalah perawat yang mengikuti prosedur operasional standar untuk merawat pasien.

Tren ‘Job Sharing’: Apakah Dua Kepala lebih Baik untuk Satu Posisi?

Kategori: Organization Development & Behavior

#job sharing #posisi #adil #kepimimpinan #Zurich Insurance #Coca-Cola #muskomunikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait