Tips Mengatasi FOPO (fear of other people’s opinion) dalam dunia Karir Kerja

Tips Mengatasi FOPO (fear of other people’s opinion) dalam dunia Karir Kerja

Apakah Anda sering merasa cemas dengan pendapat orang lain tentang diri Anda? Jika demikian, bisa jadi Anda mengalami FOPO atau Fear of Other People’s Opinions.

FOPO bisa menyerang siapa saja. Karena takut mendengarkan opini orang lain merupakan hal yang sering datang dalam diri.

Bekerja mengharuskan kita berinteraksi dengan banyak orang. Mulai dari bos, rekan kerja, klien, hingga mitra bisnis. Rasa takut akan opini orang lain tentunya membuat kita cemas dalam melakukan tugas dan menjalin relasi di tempat kerja.

Pengertian FOPO (Fear of Other People’s Opinions)

FOPO adalah kekhawatiran yang dialami seseorang mengenai penilaian atau pendapat orang lain terhadap dirinya. Sumber FOPO beraneka ragam, mulai  dari pengalaman masa lalu, keinginan untuk selalu disukai, hingga tekanan untuk tampil sempurna. Intinya, rasa takut akan opini orang lain ini sering menghalangi kita menjadi diri sendiri.

Fenomena ini bisa termanifestasi dalam perasaan ragu-ragu, takut, cemas, dan tidak percaya diri.

Perasaan-perasaan tersebut muncul akibat ingin selalu terlhat benar di mata orang lain dan tak ingin mendapat kritik membangun. Karakter ini akan berdampak negatif terhadap kehiduppan sehari-hari, misalnya menghindarkan Anda bersosialisasi secara sehat dengan orang lain.

FOPO di Tempat Kerja

FOPO di tempat kerja bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti  merasa minder dengan pencapaian rekan kerja lain. Juga, munculnya stres karena memikirkan cara membuat atasan senang. Anda bahkan adakalanya malas ke tempat kerja karena takut diejek rekan kerja.

Baca :   Empati saat Bertransformasi

Ketakutan akan pendapat orang lain ini bisa berdampak negatif pada kinerja kita. Kita jadi sering mempertanyakan kemampuan sendiri sehingga menghindari situasi yang membuat kita tidak nyaman. Akhirnya, kita kurang produktif dan mengalami perasaan-perasaan negatif lain  seperti cemas, stres, dan depresi.

Gejala FOPO

FOPO memiliki banyak gejala. Misalnya, kamu merasa selalu cemas tentang apa yang dipikirkan orang lain tentangmu. Kamu juga sering mengecek penampilan, ucapan, atau tindakanmu. Kamu merasa sangat perlu mendapatkan pengakuan dan persetujuan orang lain.

Beberapa contoh dampak FOPO yang mungkin kita alami, antara lain:

  1. Takut berbicara atau mengekspresikan ide saat rapat. Khawatir ide kita dianggap tidak penting atau bodoh oleh rekan kerja.
  2. Sulit mengambil keputusan karena takut dikritik.
  3. Enggan mengajukan promosi atau memanfaatkan peluang karena, sekali lagi,  khawatir akan opini rekan kerja atau atasan.
  4. Menyetujui segala hal yang diminta atasan atau rekan kerja meski tahu itu tidak baik.

Cara Mengatasi FOPO

  1. Mengakui bahwa kita mengalami FOPO adalah langkah pertama mengatasi masalah ini. Setelah itu, kita bisa mulai mencoba memberikan penilaian yang lebih positif terhadap diri sendiri. Kita mencoba mengurangi ketergantungan terhadap pendapat orang lain.
  2. Mengatasi FOPO bukan berarti kita harus acuh tak acuh terhadap opini orang lain. Lakukan introspeksi. Tentukan batasan antara menerima kritik yang membangun untuk kemajuan diri. Jangan takut akan opini orang lain yang hanya akan membuat kita cemas.
  3. Lakukanlah relaksasi diri jika ada yang beropini buruk kepada kita, jangan langsung ditanggapi.
Baca :   Blind Hiring: Reducing Bias in a Recruitment Process

Bersikaplah seperti semua baik-baik saja. Yang terpenting, jangan membuka handphone, tarik nafas dalam-dalam dan cobalah untuk rileks. Setelah itu coba pelan-pelan katakan pada diri sendiri bahwa kamu akan baik-baik saja, terlepas dari komentar apa pun tentang dirimu.

  • Lakukan refleksi diri dan sadari semua potensi yang ada pada dirimu. Semakin kamu mengetahui dirimu sendiri. Semakin kamu bisa percaya diri. Kenali dirimu lebih dalam dari biasanya, katakan pada dirimu apa yang membuatmu berbeda dari pada orang lain.
  • Self-compassion atau mengasihi diri sendiri maksudnya adalah memberikan celah pada diri sendiri untuk menerima hal buruk pada diri kita. Jika memang kita memiliki keburukan atau ketidaksamaan dengan masyarakat umum, mencoba tenang dan menerima diri memanglah hal yang paling efektif
  • Jika memahami nilai yang kamu anut, kamu akan menjadi pribadi yang lebih kalem dan bijaksana. Ketimbang memikirkan kritik yang tanpa henti dari netizen, lebih baik kenali dirimu, tentukan kehidupan apa yang ingin kamu raih, dan cita-cita apa yang ingin kamu wujudkan.
  • Jika sudah merasa parah sampai traumatik, maka segera hubungi profesional seperti psikolog maupun konselor.
Baca :   Mendobrak Silo Mentality Melalui Mobilitas Talenta

Dalam menghadapi FOPO, penting bagi kita untuk belajar memercayai kemampuan sendiri. Ingatlah kesuksesan dan kebahagiaan kita lebih bergantung pada pendapat kita sendiri dan bukan orang lain. Jadi, saat menghadapi FOPO, cobalah kendalikan kecemasan dengan fokus pada tujuan dan kebutuhan kita, bukannya terus-menerus memikirkan kata orang.

Semua orang pasti pernah merasakan FOPO selama hidupnya, dan itu manusiawi. Namun, kita perlu belajar mengenali dan mengelola rasa FOPO ini agar tak menguasai diri kita sepenuhnya. Jangan biarkan rasa takut atas opini orang lain menghalangi kita dalam menggapai impian, khususnya di dunia kerja.

#fopo

#deeptalk

#stresspekerjaan #cemas dunia kerja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait