Aligning Personal Values, Current Values, and Desired Values

Penyelarasan Personal Values, Current Values, dan Desired Values

Penyelarasan Personal Values, Current Values, dan Desired Values. Budaya perusahaan telah berevolusi dari sekadar kata kunci menjadi faktor penting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi. Pada intinya, budaya mencerminkan tata nilai, keyakinan, dan perilaku yang membentuk lingkungan tempat kerja. Namun, bagaimanakah Perusahaan memastikan bahwa budaya ini selaras dengan tata nilai pribadi karyawan (personal values), tata bnilai operasional organisasi saat ini (current values), dan tata nilai masa depan yang diinginkan (desired values)? Keselarasan (value alignment) ini menjadi pendorong utama keberhasilan organisasi, yang mendorong kepuasan, retensi, dan kinerja karyawan.

Mengapa tata nilai penting dalam Perusahaan?

Tata nilai merupakan jantung budaya organisasi. Nilai-nilai tersebut berfungsi sebagai prinsip-prinsip panduan yang mengatur pengambilan keputusan, perilaku, dan prioritas dalam suatu organisasi. Ketika nilai-nilai pribadi dan organisasi selaras, karyawan merasa lebih terlibat, termotivasi, dan puas, yang berkontribusi pada produktivitas yang lebih tinggi dan lingkungan kerja yang positif. Di sisi lain, nilai-nilai yang tidak selaras dapat menyebabkan konflik, ketidakpuasan, dan tingkat pergantian karyawan yang tinggi.

Marilah mengulas ketiga tata nilai yang disebutkan di atas

Personal Values

Ini adalah keyakinan, etika, dan standar individu yang dibawa karyawan ke tempat kerja. Nilai-nilai pribadi membentuk cara karyawan berinteraksi dengan pekerjaan, kolega, dan organisasi.

Tata nilai pribadi merupakan bagian penting dari kepuasan karyawan. Karyawan cenderung lebih terlibat dalam pekerjaan ketika merasa nilai-nilai mereka selaras dengan nilai-nilai organisasi. Ketidakselarasan dapat mengakibatkan ketidakpedulian dan kelelahan, karena karyawan mungkin merasa terputus dari misi dan tujuan perusahaan. Contohnya, karyawan yang memegang teguh nilai transparansi dan kejujuran mungkin akan kesulitan bekerja di organisasi yang komunikasinya tidak transparan dan perilakunya tidak jujur. Sebaliknya, karyawan dengan komitmen kuat terhadap work-life balance mungkin akan sulit berkembang dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan. Di sisi lain, ketika nilai-nilai karyawan dihormati dan didukung oleh organisasi, mereka cenderung akan bekerja lebih keras, menunjukkan loyalitas, dan menjadi duta bagi perusahaan.

Baca :   Gamifikasi sebagai Alat untuk Membangun Budaya Perusahaan yang Dinamis

Guna menciptakan keselarasan, dibutuhkan ruang dialog terbuka tempat karyawan dapat mengekspresikan nilai dan keyakinan mereka. Melalui survei karyawan, kelompok fokus, atau pertemuan rutin, pimpinan dapat memahami lebih dalam tentang apa yang penting bagi karyawan. Hal ini juga dapat membantu manajemen mengidentifikasi apakah nilai pribadi bertentangan dengan budaya saat ini dan mengambil langkah proaktif untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Current Values

Nilai-nilai ini mencerminkan budaya perusahaan yang berlaku—apa yang menjadi prioritas perusahaan dan bagaimana perusahaan beroperasi sehari-hari. Nilai-nilai ini sering kali tertanam dalam kebijakan, praktik, dan perilaku perusahaan.

Tata nilai ini dibentuk oleh sejarah, kepemimpinan, dan lingkungan operasional perusahaan. Current values ini sering menampakkan wujudnya dalam tindakan dan keputusan sehari-hari.

Baca :   Lebih dari Sekadar Gaji: Mengapa Employer Branding Kritis untuk Memikat Hati Generasi Z

Salah satu tantangan yang dihadapi organisasi adalah memastikan bahwa nilai-nilai yang mereka nyatakan selaras dengan apa yang dipraktikkan di lapangan. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin mengklaim menghargai inovasi. Namun, jika karyawan terus-menerus dihukum karena mengambil risiko atau menyimpang dari proses yang ditetapkan, hal itu mengirimkan pesan yang bertentangan. Ketidakselarasan ini dapat mengakibatkan kebingungan dan mengikis kepercayaan antara karyawan dan pimpinan.

Desired Values

Ini adalah tata nilai yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Nilai-nilai ini mewakili visi perusahaan dan berfungsi sebagai peta jalan yang memandu langkah perusahaan. Ada saatnya Perusahaan ingin mengevaluasi tata nilainya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Misalnya, perusahaan yang secara tradisional berfokus pada efisiensi mungkin sadar kesuksesan di masa depan sangat bergantung pada orientasi pelanggan, inovasi, atau keberlanjutan.

Masalahnya, upaya mewujudkan desired values ini kerap tidak mudah. Diperlukan perencanaan matang, komitmen kuat, dan dukungan karyawan.

Bagaimanakah cara menyelaraskannya?

Agar personal values, current values, dan desired values selaras, ada sejumlah Langkah yang bisa ditempuh. Pertama, merumuskan dengan jelas tata nilai organisasi saat ini dan yang diinginkan. Kepemimpinan harus mengomunikasikan nilai-nilai ini secara konsisten dan transparan kepada semua karyawan. Hal ini membantu karyawan memahami arah Perusahaan serta menetapkan harapan yang jelas untuk perilaku dan pengambilan keputusan. Kedua, organisasi perlu melakukan asesmen budaya secara berkala guna mengungkap kesenjangan antara current values dan desired values. Ketiga, penyelarasan tata nilai harus dimulai saat Perusahaan merekrut karyawan. Tujuannya tentu memastikan karyawan baru selaras dengan budaya perusahaan sejak awal. Keempat, Organisasi perlu menciptakan ruang di mana karyawan dapat memberikan masukan tentang seberapa baik nilai-nilai pribadi mereka selaras dengan budaya perusahaan. Ini dapat mencakup pertemuan tatap muka rutin, survei kepuasan karyawan, atau kotak saran. Dengan mendengarkan karyawan, organisasi dapat membuat penyesuaian untuk meningkatkan keselarasan. Kelima, pemimpin harus menjadi contoh. Pemimpin harus mewujudkan nilai-nilai yang ingin mereka lihat pada karyawannya, dengan menunjukkan melalui tindakan mereka apa yang diperjuangkan oleh organisasi. Hal ini akan memberikan corak bagi seluruh perusahaan dan menegaskan pentingnya penyelarasan nilai-nilai. Keenam, pengakuan serta penghargaan. Hal ini membuat karyawan termotivasi untuk menerapkan desired values.

Baca :   Efek Dunning Kruger: Overestimasi atau Cerdas?

Penyelarasan Personal Values, Current Values, dan Desired Values

Kategori: Corporate Culture

#budaya Perusahaan #values #valuealignment #personalvalues #currentvalues #desiredvalues

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait