Definisi Glass Ceiling: Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi

Definisi Glass Ceiling: Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi

Definisi Glass Ceiling: Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi. Istilah glass ceiling ini mungkin tidak banyak diketahui oleh orang. Padahal, glass ceiling harus menjadi perhatian bagi seluruh pekerja, utamanya untuk menciptakan kesetaraan gender.

Dalam susunan manajemen perusahaan ataupun organisasi, antara pria dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki posisi strategis atau pimpinan.

Namun, ada perempuan yang mengalami hambatan untuk meraih posisi tersebut. Hal ini bisa disebut glass ceiling. Salah satu hal yang menjadi hambatan bagi perempuan dalam berkarier adalah fenomena glass ceiling.

Lazimnya, fenomena ini akan membuat perempuan dan kaum minoritas susah untuk mendapatkan posisi tertinggi di perusahaan.

Lantas, apa, sih, glass ceiling itu? Bagaimana cara mengatasinya? Daripada semakin penasaran, simak penjelasan lengkap di bawah ini!

Definisi glass ceiling

Menurut Yohanes Arianto Budi Nugroho dalam buku Kepemimpinan untuk Mahasiswa: Teori dan Aplikasi (2018), glass ceiling menjadi salah satu fenomena yang terjadi dalam ruang lingkup manajemen.

Jika diartikan secara harfiah, glass ceiling berarti sebuah batasan. Glass ceiling sering juga disebut langit-langit kaca. Glass ceiling adalah sebuah hambatan atau halangan bagi kaum perempuan untuk maju, seperti memiliki jabatan tinggi atau menjabat sebagai pimpinan.

Hambatan ini menyebabkan perempuan lebih sulit berkembang maju dalam bidang pekerjaan. Berbeda dengan kaum pria yang lebih mudah memosisikan diri pada posisi strategis. Akibatnya perempuan lebih canggung dalam meningkatkan jenjang kariernya.

Penyebab glass ceiling

Dikutip dari jurnal Glass Ceiling: Sebuah Studi Literatur (2017) karya Muhamad Ihwanul Muslim dan Mirwan Surya Perdhana, setidaknya ada empat faktor penyebab utama mengapa glass ceiling terjadi, yaitu:

  • Faktor manusia

Ketidakmampuan perempuan dalam mengaktualisasikan diri di perusahaan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya glaass ceiling.

Perempuan dipandang sebagai sosok yang tidak tegas, labil, dan mudah stres, sehingga banyak yang kurang bisa memercayai perempuan untuk memegang jabatan penting di perusahaan.

  • Faktor stereotip gender
Baca :   Ada Apa dengan CSR (Corporate Social Responsibility)?

Stereotip tentang perempuan juga turut menyebabkan terjadinya glass ceiling. Dalam stereotip ini, perempuan dipandang hanya bertugas mengatur rumah tangga serta mendidik anak. Akibatnya kaum perempuan dianggap lebih sesuai bekerja di rumah, dibanding bekerja di perusahaan.

  • Faktor prefensi

Faktor ini ditandai dengan adanya konflik tanggung jawab perempuan untuk mengurus anak dan bekerja. Sehingga apa yang dikerjakan perempuan di kantor menjadi kurang maksimal, karena fokusnya terpecah.

  • Faktor interaksi sosial

Beberapa perempuan kurang percaya diri jika diharuskan memimpin tim yang mana mayoritas anggotanya pria. Akibatnya perempuan semakin sulit untuk mengaktualisasikan diri dan bekerja dengan maksimal, serta menjadi penghambat mereka untuk dipromosikan ke jenjang lebih tinggi.

Dampak glass ceiling

Glass ceiling jelas membawa dampak bagi perempuan. Berikut beberapa dampaknya:

  1. Kesulitan berkarier
    Seperti yang telah dijelaskan di atas, glass ceiling menjadi penghambat bagi perempuan untuk berkarier. Adanya batasan atau hambatan tersebut membuat perempuan hanya berada di posisi atau jabatan itu saja.
  2. Kehilangan kepercayaan diri
    Adanya glass ceiling juga dapat membuat perempuan kehilangan percaya diri. Karena mereka merasa jika orang lain bisa menduduki jabatan tinggi, sedangkan dirinya tidak. Hilangnya rasa percaya diri juga akan berdampak pada hasil pekerjaan, dan akan membuatnya semakin susah untuk berkarier.
  3. Produktivitas menurun
    Stres, hilangnya rasa percaya diri, serta faktor lainnya dapat menyebabkan produktivitas kerja menurun. Rasa stres ini juga menjadi salah satu dampak yang dirasakan perempuan ketika munculnya glass ceiling.
  4. Menimbulkan dampak psikologis
    Selain berpengaruh pada hasil kerja atau bidang pekerjaan, glass ceiling juga bisa menimbulkan dampak psikologis. Misalnya menjadi sering merasa sedih, cepat marah, putus asa, hilang semangat, susah konsentrasi, hingga depresi.

Cara Mengatasi glass ceiling

Bagi perempuan dan kaum minoritas, glass ceiling adalah sebuah hambatan besar dalam proses meniti karier. Kendati demikian, kamu atau siapa pun yang mengalaminya tidak perlu berputus asa.

Baca :   Ada Apa dengan CSR (Corporate Social Responsibility)?

Di bawah ini kami akan memberikan cara-cara terbaik untuk mengatasi fenomena tersebut. Yuk, disimak.

1. Tunjukkan hasil pekerjaanmu

Cara pertama untuk mengatasi glass ceiling adalah dengan menunjukkan hasil pekerjaanmu.

Menurut Katie Burkie lewat Hubspot, perempuan cenderung tidak membagikan hasil pencapaiannya.

Jika kamu seorang desainer grafis, segera perbarui portofoliomu dan bagikan di media sosial. Apabila kamu seorang blogger, jangan ragu untuk mempublikasikan tulisanmu.

Dengan melakukan hal seperti ini, secara tidak langsung kamu sudah membuka peluang kariermu agar menjadi lebih luas.

Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan bahwa kamu memiliki nilai yang harus diperhitungkan oleh atasanmu saat ini atau orang lain di luar kantor.

2. Bangun network secara rutin

Katie Burke juga menyarankan salah satu cara untuk mengatasi glass ceiling adalah dengan membangun network.

Semakin luas jaringanmu, semakin besar peluangmu untuk mencoba karier baru atau membangun usaha sendiri.

Jika masih bingung dalam membangun network, mulailah dari lingkungan terdekatmu. Bahkan, di era sekarang, kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk memperluas jaringan.

3. Lakukan yang terbaik

Apa yang kamu kerjakan saat ini, sebisa mungkin lakukan yang terbaik. Jangan terfokus untuk mendapatkan perhatian dari manajer atau atasan.

Dengan begitu, ada kemungkinan kinerjamu yang bagus akan dipertimbangkan oleh atasan untuk mendapatkan promosi jabatan.

4. Bentuk kebijakan anti diskriminasi

Cara berikutnya yang bisa dipraktikan guna mengatasi glass ceiling adalah membentuk kebijakan antidiskriminasi di kantor.

Hal satu ini bisa kamu usulkan pada pihak HRD atau atasan di tempat kerja. Tujuannya tentu untuk mencegah berbagai perilaku yang sifatnya diskriminatif, termasuk glass ceiling.

Namun, pastikan dulu bahwa kamu sudah membaca dasar hukum yang berlaku terkait diskriminasi di dunia kerja sebelum mengusulkannya.

Baca :   Ada Apa dengan CSR (Corporate Social Responsibility)?

5. Penyuluhan seputar bias dan stereotip gender

Mengadakan penyuluhan seputar bias dan stereotip gender juga bisa menjadi cara yang ampuh untuk atasi glass ceiling di kantor.

Sama halnya seperti kebijakan anti diskriminasi, kegiatan satu ini bisa kamu usulkan kepada pihak HRD di kantor.

Di acara ini, kamu bisa undang pakar atau aktivis kesetaraan gender dan membicarakan bahaya stereotip serta diskriminasi di tempat kerja.

Langkah seperti ini dapat menjadi pengetahuan baru bagi karyawan untuk tidak membeda-bedakan rekan atau atasannya berdasarkan gender belaka.

6. Tentukan target dalam karier

Melansir Hoistup, salah satu cara paling ampuh untuk atasi glass ceiling di kantor adalah dengan menentukan target karier.

Di sini, tetapkanlah tujuan yang jelas dan kembangkan keterampilan yang kamu butuhkan untuk mendaki hierarki perusahaan.

Fokus pada tujuan SMART yang spesifik (specific), terukur (measurable), dapat dicapai (achievable), relevan (relevant), dan terikat waktu (time-bound).

Dengan memiliki target, kamu akan lebih siap untuk menghadapi potensi risiko yang akan hadir.

Namun, penting untuk diingat bahwa seberapa keras pun kamu bekerja, kegagalan adalah bagian yang tak terhindarkan dalam dunia kerja.

Kuncinya adalah untuk tidak merasa insecure dan terus belajar dari kesalahan yang kamu buat.

Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai glass ceiling beserta efek-efek yang dirasakan oleh karyawan.

Tak bisa dimungkiri, glass ceiling adalah sebuah fenomena yang harus segera dihilangkan. Sebab, siapa pun berhak mendapat jabatan tertinggi sesuai kemampuannya.

# glass ceiling

#pengertian glass ceiling

#dampak glass ceiling

#mengatasi glass ceiling

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait