Pelatihan Kerja

Tidak Harus Pelatihan Kerja, Begini Cara Cepat Meningkatkan Kompetensi Suksesor

Tidak sedikit organisasi yang mundur setelah ditinggalkan talenta-talentanya. Penyebab utamanya adalah pengganti yang tidak punya kemampuan setara dengan pendahulunya. Sering kali, masalah ini disebabkan oleh absennya sistem pelatihan kerja yang terstruktur untuk menyiapkan generasi penerus. Ini bukan hanya terjadi pada bisnis keluarga, tetapi juga organisasi lainnya.

Karena itu, jika ingin berumur panjang dan tetap berjaya, organisasi tidak hanya harus menyusun sistem suksesi, tetapi juga memastikan bahwa calon penerus benar-benar siap memikul tanggung jawab berbekal kemampuannya yang andal. Biasanya, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan pengganti. Misalnya, melalui program pelatihan kerja karyawan. Namun, adakalanya situasi memaksa organisasi mempercepat persiapan ini.

Lantas, Adakah cara meningkatkan kompetensi calon pemimpin dengan cepat, namun tetap efektif? Jawabannya: Ada! Begini caranya:

Identifikasi Ketrampilan yang Dibutuhkan

Jangan buru-buru mengadakan pelatihan kerja untuk menyiapkan generasi penerus di organisasi. Langkah awal meningkatkan kompetensi calon penerus jabatan adalah menentukan keterampilan terpenting untuk posisi yang akan dialihkan.

Karyawan tidak perlu mempelajari semua kemampuan sekaligus. Pembelajaran cukup berpusat pada 3–5 kompetensi kunci yang paling berpengaruh terhadap kinerja di posisi tersebut. Sebagai contoh, untuk peran direktur, prioritas bisa diberikan pada pengambilan keputusan strategis, kepemimpinan dalam mengelola perubahan, serta kemampuan memengaruhi organisasi.

Libatkan Incumbent

Pelatihan Kerja

Agar proses pelatihan kerja bisa berjalan optimal, libatkan pemegang jabatan saat ini (incumbent), atasan langsung, dan divisi SDM dalam melakukan pemetaan kompetensi. Data hasil penilaian kinerja dan potensi juga dapat digunakan untuk memastikan program pelatihan benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Baca :   Tarif Trump dan Kepemimpinan Krisis

Berikan Pengalaman Terjun Langsung ke Lapangan

Pelatihan kerja yang diadakan di dalam kelas bukanlah segalanya. Hasil penelitan menyebutkan pengalaman langsung berkontribusi sebesar 70 persen dalam pembelajaran. Interaksi sosial menyumbang 20 persen, dan pelatihan formal 10 persen. Apa artinya?

Agar proses pembelajaran lebih cepat, jangan terlalu mengandalkan pelatihan dalam kelas. Sebagai gantinya, berikanlah suksesor tugas-tugas yang menyerupai tantangan yang nantinya mereka hadapi. Misalnya, calon penerus untuk jabatan manajer pabrik dapat diberikan tanggung jawab memimpin proyek peningkatan efisiensi yang melibatkan berbagai departemen.

Dengan demikian, mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung, tetapi juga mengasah keterampilan kepemimpinan, pengambilan keputusan, serta kemampuan bernegosiasi.

Sediakan Sponsor

Salah satu cara paling cepat untuk mengalihkan pengetahuan dan budaya organisasi adalah mentoring. Di samping mentoring, penerus kerap membutuhkan sponsor. Dalam rangka pelatihan kerja, sponsor di sini maksudnya adalah orang yang membuka jalan dan dukungan politik dalam organisasi (politik yang dimaksud tidak terkait dengan pemerintahan di level negara).

Peran sponsor sangat penting. Mereka dapat memberikan pemajanan strategis kepada penerus. Tidak hanya itu, sponsor juga umumnya mampu mendorong pengembangan karier dengan membuka akses ke proyek-proyek penting.

Memberikan Umpan Balik yang Jujur dan Konstruktif

Salah satu faktor yang menghambat pengembangan kompetensi adalah kurangnya umpan balik yang jujur dan membangun selama proses pelatihan kerja. Oleh karena itu, organisasi perlu menerapkan sistem pemberian feedback secara berkala, baik dari atasan, rekan kerja, maupun bawahan.

Baca :   Kepemimpinan yang Relevan dalam Holding Company

Coaching

Coaching profesional memudahkan peningkatan kompetensi. Melalui coaching, calon penerus dapat mengevaluasi kekuatan dan area yang perlu dikembangkan. Seorang coach juga dapat membantu penerus menetapkan tujuan pembelajaran dalam suatu program pelatihan kerja.

Menanamkan Pola Pikir Growth Mindset

Dalam konteks kepemimpinan, pemimpin yang sukses bukanlah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang unggul. Pola pikirlah yang menentukan. Pola pikir bertumbuh (growth mindset), rasa memiliki, dan kelincahan adalah hal-hal yang harus ditanamkan sejak dini.

Untuk menanamkan pola pikir bertumbuh ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Misalnya cerita dari karyawan atau pemimpin senior, diskusi untuk becermin, serta pelatihan kepemimpinan yang berfokus pada nilai-nilai, etika, dan pengembangan kesadaran diri.

Mengadopsi Teknologi Digital

Jika digunakan dengan tepat dan bijak, teknologi sangat membantu pelatihan kerja. Platform e-learning interaktif, metode microlearning, dan simulasi digital dapat menjadi pendamping yang efektif untuk pembelajaran tatap muka. Manfaatkan Learning Management System (LMS) untuk memantau perkembangan belajar, menyajikan materi yang sesuai, serta mendukung pembelajaran mandiri.

Memanfaatkan AI

Saat ini penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) makin intens. IBM menggunakan AI dan analitik tingkat lanjut untuk memperkuat kerangka kerja perencanaan suksesi: data skala besar tentang kinerja karyawan, keterampilan, dan aspirasi karier untuk mengidentifikasi pemimpin berpotensi tinggi, dan menyelaraskan mereka dengan peran kepemimpinan di masa mendatang.

Analitik prediktif menyempurnakan proses ini lebih jauh, meramalkan kebutuhan kepemimpinan di masa mendatang untuk memungkinkan IBM membuat keputusan pengembangan bakat dan pelatihan kerja yang tepat. Pendekatan ini akan membuat jalur kepemimpinan dipersiapkan dengan baik dan tangkas untuk memenuhi tujuan strategis perusahaan yang terus berkembang.

Baca :   Post-Truth dan Echo Chamber dalam Keputusan Kepemimpinan

Tidak hanya mengandalkan Program Pelatihan Kerja Internal

Seorang pemimpin akan berkembang lebih cepat jika ia mau membuka diri terhadap sudut pandang dari luar.  Karena itu, pemimpin harus rajin-rajin mengikuti forum eksternal, seminar industri, diskusi panel, dan membangun jaringan profesional. Dengan cara ini, pemimpin lebih paham tren industri, tahu praktik-praktik terbaik yang bisa disesauikan, dan memperluas jejaring sehingga peran mereka di masa depan bakal optimal.

Organisasi harus menentukan batas waktu terkait kesiapan penerus. Contohnya, dalam enam bulan harus menyelesaikan rotasi di berbagai fungsi, atau dalam tiga bulan harus mampu memimpin sebuah inisiatif strategis.

keyword: pelatihan kerja

meta deskripsi: Banyak organisasi mundur karena suksesor tidak siap. Minimnya pelatihan kerja terstruktur menjadi penyebab utamanya.

Kategori: Leadership

#kompetensi    #suksesor         #suksesi           #keterampilan              #pengalaman               #pelatihan            #interaksi sosial                       #mentoring                  #sponsor          #coaching                    #feedback                        #growth mindset         #teknologi       #IBM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait