Banyak orang masih menganggap kepemimpinan identik dengan gelar dan jabatan. Gelar dan jabatan memang penting, tetapi bukan yang paling penting. Terpenting adalah pengaruh, visi, dan kemampuan untuk menginspirasi dan membimbing orang lain menuju tujuan bersama. Keberhasilan dan kegagalan sebuah tim atau organisasi sangat ditentukan oleh kualitas pemimpin. Pemimpin yang baik akan membawa organisasi menuju kejayaan. Pun sebaliknya.
Lantas, perbedaan antara pemimpin baik dengan pemimpin buruk? Ada istilah bendera hijau (green flag), ada pula istilah bendera merah (red flag).
Bendera Hijau (Green Flag)
Menginspirasi, memberdayakan, dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga orang lain bisa berkembang. Inilah ciri-ciri pemimpin berkualitas green flag. Orang-orang rela, bukan terpaksa, mengikuti arahan dari pemimpin seperti ini.
Mengapa pemimpin green flag memiliki ciri-ciri di atas? Mereka memahami emosi diri sendiri dan orang lain. Pemimpin green flag juga pandai berempati, mendengarkan secara aktif, dan menanggapi kebutuhan tim mereka dengan pengertian dan kasih sayang. Mereka membuat anggota timnya merasa dihargai. Ini tentunya membuat orang lain bersemangat untuk berbuat yang terbaik
Pemimpin green flag bukan hanya visioner, melainkan juga pandai membagikan visinya kepada orang lain. Termasuk menjabarkan ekspektasinya kepada orang lain.
Pemimpin yang baik tidak sekadar jago memberikan perintah. Mereka menjadi contoh bagi orang lain. Mereka bersedia bertanggung jawab atas segala perbuatannya, seraya mengakui kesalahannya jika keliru. Terpenting, mereka memiliki integritas. Integritas menciptakan kredibilitas.
Pemimpin green flag menjadi mentor bagi orang mereka pimpin. Mereka membuka peluang pelatihan dan pengembangan bagi karyawannya. Pun, mampu menggali serta mengoptimalkan potensi orang lain.
Saat ini, perubahan berlangsung sebegitu cepatnya. Menghadapi situasi ini, pemimpin green flag tetap mampu menyesuaikan diri. Mereka senantiasa melihat segala tantangan, krisis, dan ketidakpastian sebagai peluang untuk berkembang. Dengan kata lain, mereka senantiasa percaya diri dan optimistis.
Bendera Merah (Red Flag)

Sedangkan pemimpin red flag memiliki ciri-ciri yang berlawanan dengan pemimpin green flag. Mereka tidak peduli dengan perasaan orang lain. Akibatnya, orang lain senantiasa merasa cemas dan terasing, merasa tidak memiliki tempat bersadar dalam organisasi. Di samping itu, mereka menetapkan tenggat yang tidak masuk akal, tak peduli meski orang lain kelelahan, dan hanya peduli pada hasil jangka pendek.
Pemimpin yang buruk pastilah seorang komunikator yang buruk pula. Mereka tidak transparan, tidak konsisten menetapkan ekspektasi, dan tidak mau menerima saran orang lain. Ini tentunya membuat orang bingung dan frustrasi.
Berkebalikan dengan pemimpin green flag, pemimpin red flag enggan bertanggung jawab jika keputusan dan tindakannya merugikan orang lain. Mereka malah mencari kambing hitam. Hal ini kemudian ditiru oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin red flag senang mengurusi hal-hal remeh-temeh. Mereka tidak percaya orang lain, kurang suka mendelegasikan tugas dan wewenang. Karyawan menjadi terkekang, tidak bisa berekspresi.
Pemimpin red flag biasanya tidak menyukai perubahan. Mereka berusaha menghalang-halangi perubahan. Mereka terobsesi dengan cara-cara lama. Hal ini tentunya menghalangi perkembangan karyawan dan organisasi.
Sikap pilih kasih sering ditunjukkan oleh pemimpin red flag. Mereka menganakemaskan orang tertentu tanpa pertimbangan objektif. Ini menimbulkan rasa iri hati dan ketidakkompakan.
Termasuk yang Manakah Anda?

Tentunya, semua pemimpin ingin dipandang sebagai pemimpin green flag. Tidak mau ada yang dianggap sebagai pemimpin red flag. Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu Anda menilai apakah Anda adalah pemimpin yang dibutuhkan tim.
Apakah anda pandai berempati dan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi? Atau orang-orang di bawah anda merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan anda? Apakah anda memiliki visi? Jika iya, apakah orang-orang di bawah anda sudah paham? Jika iya, berarti anda berhasil menyampaikannya secara jelas sehingga mereka mengerti.
Berikutnya, jika ada sesuatu yang salah, apakah anda mengevaluasinya? Jika memang anda yang bersalah, apakah anda dengan jujur mengakuinya? Atau justru anda mencari kambing hitam?
Sejauh mana anda peduli untuk mengembangkan tim anda? Misalnya berinvestasi untuk pembelajaran dan pelatihan? Selanjutnya, apakah anda mau dan mampu menyesuaikan diri? Apakah anda tahan banting? Atau Anda menerima perubahan dan membimbing tim Anda melewati tantangan dengan percaya diri?
Apakah anda mau mendengarkan setiap sudut pandang yang disampaikan anggota tim? Apakah nada hanya peduli hasil tanpa peduli proses dan kesejahteraan karyawan anda.
Barangkali anda belum menjadi menjadi pemimpin green flag yang sempurna. Atau Anda malah banyak memiliki ciri-ciri pemimpin red flag? Tentunya kita tak boleh berputus asa. Kepemimpinan adalah perjalanan, bukan tujuan. Agar bendera anda makin hijau, pertama-tama jangan segan-segan untuk meminta saran dari tim anda. Dengan cara ini, anda dapat mengidentifikasi ahal-hal yang sudah baik serta hal-hal yang harus ditingkatkan atau dihilangkan.
Menjadi pemimpin bukan berarti berhenti belajar. Malah sebaliknya, amda harus menjadi teladan bagi tim anda. Banyaklah membaca, mendengarkan podcast yang bermanfaat, dan mengikuti pelatihan.
Selanjutnya, Pekalah terhadap emosi tim anda. Berkomunikasikan secara jelas, terbuka, dan transparan. Jangan pernah menganggap remeh tim anda. Percayalah pada mereka, sediakan peluang bagi mereka untuk berumbuh. Jangan takut perubahan, tetapi kelolalah perubahan.
#red flag #green flag #pemimpin #visi #emosi #visioner #integritas #mentor #perubahan
Related Posts:
Leader Integrity When Tested: Valuable Lessons from the eFishery Case
The Real Challenge Behind Leaders’ Failure Handling Superstars
Dead Horse Syndrome: Recognizing the Right Time to Change in Leadership
Transformational Leadership vs Servant Leadership: Which one is More Relevant?
Leadership Without Position: The Real Impact of Shadow Leadership