Mengenal Istilah Initial Public Offering (IPO), Tujuan, dan Mekanismenya

Mengenal Istilah Initial Public Offering (IPO), Tujuan, dan Mekanismenya

IPO sendiri merupakan kondisi ketika emiten menjual sebagian sahamnya pada publik atau masyarakat umum. IPO bertujuan untuk mendapatkan dana tambahan untuk melancarkan operasional perusahaan atau mempercepat kegiatan ekspansi.

Istilah Initial Public Offering atau IPO mungkin tidak asing lagi di telinga. Namun, apa sih pengertian Initial Public Offering ini? Apa pula tujuan dan keuntungannya?

Pengertian dan Tujuan IPO

Dikutip dari artikel jurnal Proses Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia, IPO atau penawaran umum ini adalah istilah di mana suatu perusahaan atau emiten menawarkan dan menjual efek-efek yang diterbitkannya dalam bentuk saham kepada masyarakat secara luas.

Secara sederhananya, ia merujuk pada masa di mana perusahaan pertama kali melantai di bursa saham Indonesia (BEI)–guna melakukan penawaran saham perdana pada publik.

IPO ini sekaligus menjadi penanda di mana sebuah perusahaan swasta (PT tertutup) menjadi perusahaan publik (Tbk). Oleh karenanya, initial public offering ini juga sering disebut dengan go public.

Adapun tujuan dari IPO ini sendiri tak lain agar suatu perusahaan mendapatkan pendanaan atau modal dari luar, dalam hal ini investor. Oleh karena itu, umumnya, IPO ini dilakukan saat kondisi pasar saham cukup kondusif dan perusahaan terkait sedang bertumbuh, serta membutuhkan dana untuk ekspansi ataupun memenuhi biaya operasional bisnis.

Baca :   Blind Hiring: Reducing Bias in a Recruitment Process

Mekanisme IPO

Namun begitu, proses untuk menuju IPO ini tidaklah singkat. Rata-rata, suatu perusahaan memerlukan waktu antara 3 sampai 12 bulan untuk mempersiapkan go public.

Adapun hal pertama yang harus dipersiapkan adalah penunjukkan penjamin emisi efek atau underwriter yang mana bertugas membantu suatu perusahaan untuk IPO. Nantinya, ia turut mengevaluasi nilai perusahaan guna menentukan nilai saham yang akan dijual kepada publik.

Setelah melakukan penunjukkan underwriter, pihak perusahaan pun bisa mempersiapkan berbagai macam dokumen, seperti laporan keuangan beberapa tahun terakhir, profil perusahaan, rencana perusahaan ke depannya, opini hukum, untuk diajukan pada BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selanjutnya, pihak BEI akan mempelajari seluruh dokumen yang diajukan dan melakukan kunjungan ke perusahaan tersebut. Selain itu, BEI juga akan meminta pengurus perusahaan, underwriter, serta para profesional lainnya untuk mempresentasikan mengapa IPO tersebut perlu dilaksanakan.

Baca :   Kecerdasan Kolektif demi Organisasi yang Transformatif

Nantinya, jika perusahaan memenuhi persyaratan, maka Bursa Efek Indonesia akan memberikan persetujuan prinsip berupa Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Saham.

Langkah selanjutnya, perusahaan perlu Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukung, seperti prospektus, kepada OJK. Apabila izin dari OJK telah dikeluarkan, maka perusahaan bisa mempublikasikan prospektus ringkas di media dan melakukan penawaran awal (bookbuilding).

Kemudian, perusahaan pun bisa melakukan penawaran umum kepada publik, serta melakukan pencatatan dan perdagangan saham di BEI. BEI lalu akan memberi persetujuan dan mengumumkan pencatatan saham perusahaan, serta kode saham (ticker code) perusahaan guna keperluan perdagangan saham di Bursa.

Adapun masa penawaran umum saham kepada publik biasanya dilakukan selama 1-5 hari kerja.

Berikut ini adalah 3 poin penting istilah dalam IPO yang harus Anda ketahui.

1. Go Public

Go Public adalah istilah untuk perusahaan publik yang menawarkan dan menjual sebagian sahamnya kepada publik serta mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Go Public sendiri memiliki manfaat di antaranya untuk memperoleh sumber pendanaan baru, memberikan keuntungan kompetitif untuk pengembangan usaha, serta melakukan akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui penerbitan saham baru.

Baca :   Pendekatan Human-Centric dalam Merekrut Karyawan

2. Prospektus

Prospektus merupakan dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh emiten. Dokumen ini biasanya disiapkan setelah berdiskusi dengan Penjamin Pelaksana Emisi. Prospektus terdiri dari informasi serta fakta-fakta penting mengenai emiten dan efek yang ditawarkan dalam bentuk penawaran umum. Selain itu, proses pencatatan kepada Bursa, persyaratan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK dan pemasaran yang dapat mempengaruhi keputusan investor juga seringkali membutuhkan adanya prospektus.

3. Bookbuilding Bookbuilding atau masa penawaran awal bertujuan untuk mengetahui minat calon investor terhadap efek yang ditawarkan. Pada masa bookbuilding, harga masih berupa rentang. Investor menyampaikan minat pemesanan sesuai keinginan dalam rentang harga yang telah ditentukan. Semakin tinggi minta investor, harga saham perdananya akan ditawarkan lebih tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait