Kisah Inspiratif Pengusaha Lokal: Dari Tukang Cuci Jadi Raja Oleh-Oleh Bali: Kisah Inspiratif Ajik Krisna

Kisah Inspiratif Pengusaha Lokal: Dari Tukang Cuci Jadi Raja Oleh-Oleh Bali: Kisah Inspiratif Ajik Krisna

Kisah Inspiratif Pengusaha Lokal: Dari Tukang Cuci Jadi Raja Oleh-Oleh Bali: Kisah Inspiratif Ajik Krisna. Bagi banyak orang, liburan terasa tidak lengkap tanpa membeli oleh-oleh. Apalagi, jika Anda berlibur ke Bali. Krisna Oleh-Oleh Bali (selanjjutnya disebut Krisna) adalah tempat terkenal untuk membeli oleh-oleh di Pulau Dewata.

Dirangkun dari website resmi krisnabali.co.id, Krisna merupakan pusat oleh-oleh Bali terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara. Krisna didirikan pada 2007. Sejak itu, Krisna berkembang pesat. Hingga saat ini, Krisna memiliki 31 outlet.

Kisah Inspiratif Pengusaha Lokal: Dari Tukang Cuci Jadi Raja Oleh-Oleh Bali: Kisah Inspiratif Ajik Krisna

Sejarah Krisna tak bisa dilepaskan dari Ajik Krisna. Ini adalah nama panggilan. Nama aslinya adalah Gusti Ngurah Anom. Ia lahir dan dibesarkan di daerah Tangguwisia, sebuah desa kecil di kecamatan Seririt, kabupaten Buleleng. Ia adalah bungsu dari tujuh bersaudara. Keluarganya miskin. Sejak kecil, Anom hiperaktif, bandel, agresif, lincah dan berwatak keras. Ia ingin semua permintaanya dikabulkan.

Saat akan melanjutkan pendidikan ke SMA, ayah Anom memanggilnya. Sang ayah mengatakan tidak sanggup lagi membiayai sekolah anaknya. Anom sangat kecewa dan marah. Kemudian, ia memutuskan pergi dari rumah, naik truk menuju Denpasar. Ia hidup seadanya. Namun, tekadnya tak pernah padam. Pekerjaan pertamanya adalah menjadi tukang cuci di Hotel Rani, sebuah hotel di Sanur. Ia bekerja dengan giat. Hasil kerjanya bagus. Ia bekerja di beberapa hotel di sekitar Hotel Rani.

Sayangnya, ia harus berhenti karena alasan kesehatan. Anom kemudian memutuskan untuk tinggal di rumah pamannya, seorang pengusaha konfeksi. Selama itu, ia membantu sang paman tanpa dibayar. Kemudian, ia bekerja di perusahaan konfeksi milik seseorang bernama Pak Sidharta. Ia kerap memberi pekerjaan jahitan di konfeksi pamannya. Selama bekerja di tempat Pak Sidharta, Anom diperlakukan sangat baik. Untuk membalas budi, ia bekerja sebaik-baiknya. Di sini, Anom belajar banyak hal dari Pak Sidharta, yang kebetulan juga rajin memotivasinya.

Baca :   PHK Karyawan Gen Z : Bagaimana Mengikis Stigma Gen Z?

Pada 1992, Anom membuka toko baju di Jalan Nusa Indah Denpasar. Ia memberi nama tokonya Cok Konfeksi. Anom rajin membangun jejaring dan mencari pesanan. Hasilnya tak sia-sia. Cok Konfeksi semakin maju.

Kemudian, Anom menggagas ekspansi usaha. Ia ingin membuat sebuah sentral oleh-oleh khas Bali. Isinya camilan dan kerajinan. Krisna dibuka pertama kali pada 16 Mei 2007. di Jalan Nusa Indah No. 77, Denpasar, Bali. Ia mulai merintis produksi kaus sebagai cendera mata khas Bali bergambar karikatur. Desain karikatur ini dibuat dengan melibatkan desainer terkenal . Insting bisnis Anom memang tajam. Kaus ini diminati masyarakat. Penjualannya melampaui target. Oleh-oleh lainnya juga tak kaah diminati. Mengingat antusiasme konsumen, Anom bertekat untuk terus mengembangkan bisnisnya. Ia lalu menggandeng rekanan dalam bidang properti di Jalan Nusa Kambangan, Denpasar, untuk bekerja sama mendirikan Krisna Oleh-Oleh Khas Bali yang kedua. Tempat parkir dan belanja lebih lapang. Plus rumah makan dan fasilitas lain yang nyaman seperti tempat ibadah.

Krisna kini punya tujuh outlet yang ada di Sunset Road, Tuban, Singaraja, Gianyar, Bypass Ngurah Rai, Nusa Indah, dan Nusa Kambangan. Selain itu, ada satu mini outlet bernama Krisna Samasta yang berlokasi di Jimbaran.

Baca :   Ada Apa dengan Brown Nosing?

Tidak hanya bisa ditemukan di Bali saja, saat ini wisatawan juga bisa menemukannya di Surabaya dan Kota Tua Jakarta. Adapun untuk jam operasionalnya sendiri mulai dari pukul 09:00 WITA hingga pukul 22:00 WITA. Segala kesuksesan ini tidak membuat Anom lupa diri. Ia aktif dalam kegiatan sosial, menbantu orang-orang yang kurang beruntung.

Sangat menarik megikuti perjalanan Ajik Krisna. Sejak kecil, hidupnya penuh tantangan. Ia berasal dari keluarga miskin. Cita-citanya untuk melanjutkan sekolah tak kesampaian. Namun, ia tak menyerah. Keputusannya untuk meninggalkan rumah guna mendapatkan kehidupan yang llebih baik mencerminkan tekatnya yang luar bisa. Perjalanan panjangnya, yang dimulai dengan pekerjaan-pekerjaan sederhana, membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan keuletan yang tinggi, seseorang bisa mengubah nasibnya. Perjalanan hidup Ajik Krisna mengajarkan kita bahwa kesulitan bukanlah penghalang untuk mencapai kesuksesan. Namun, kesulitanh, sebesar apapun, menjadi batu loncatan serta motivasi untuk meraih cita-cita.

Pengalaman bekerja di berbagai tempat, terutama di perusahaan konfeksi milik pamannya dan Pak Sidharta, telah menjadi guru terbaik bagi Anom. Melalui bimbingan mentor dan praktik langsung, Anom berhasil mengasah kemampuan dan pengetahuannya. Pelajaran lain yang dapat dipetik adalah kita tidak bisa semata-mata mengandalkan kemampuan sendiri. Seorang pengusaha sukses seperti Ajik Krisna pastilah pintar membina hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Menghargai dan menghormati mentor dan rekan kerja atau rekan bisnis menjadi fondasi bagi dibangunnya jaringan serta reputasi yang kuat.

Keputusan Anom untuk membuka Krisna pada 2007 menunjukkan bahwa ia memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan. Ia paham betul bahwa Bali adalah surganya pariwisata. Wisatawan bisanya mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang. Namun, bukan sembarang oleh-oleh, melainkan harus sesuatu yang khas Bali. Strategi pengembangan produk seperti kaus karikatur khas Bali mencerminkan pemahaman mendalam akan kebutuhan dan selera konsumen. Tak kalah penting adalah keyakinan bahwa saat mencari oleh-oleh, wisatawan butuh tempat yang nyaman. Sembari mencari, mereka perlu berehat dan bersantai, paling tidak sejenak. Maka, tempat yang nyaman menjadi penting. Dengan demikian, pengunjung akan betah berlama-lama di Krisna.

Baca :   Mendobrak Silo Mentality Melalui Mobilitas Talenta

Seorang pengusaha sejati tidak cepat berpuas diri dengan satu kesuksesan. Tak terkecuali Ajik Krisna. Tak heran bila ia melakukan perluasan usaha. Tidak hanya di Bali, tetapi juga di Surabaya dan Jakarta. Namun, tidak sekadar perluasan. Perluasan juga harus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan serta mengalkulasi risiko.

Keterlibatan Ajik Krisna dalam berbagai aktivitas sosial mencerminkan kepemimpinan yang berlandaskan nilai dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Ini sekaligus mendongkrak reputasi Krisna. Perusahaan tidak semata-mata mengejar keuntungan, tetapi juga peduli terhadap pemberdayaan masyarakat.

Kisah Inspiratif Pengusaha Lokal: Dari Tukang Cuci Jadi Raja Oleh-Oleh Bali: Kisah Inspiratif Ajik Krisna

Kategori; Business & Organization Transformation

#Krisna Oleh-Oleh Bali #Ajik Krisna Hotel Rani #konfeksi #Cok Konfeksi #karikatur #tantangan #mentor #pariwisata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait