Sebagai entitas yang menguasai dan mengendalikan beberapa anak perusahaan, holding company memiliki struktur organisasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan tunggal. Tak hanya itu. Kebutuhan akan kepemimpinannya juga khas.
Dalam sebuah holding company, dibutuhkan pemimpin yang bisa menciptakan sinergi antarunit bisnis. mengelola konflik kepentingan, dan juga mengelola berbagai lini bisnis secara efektif. Karena itu, kepemimpinan di sini tidak hanya berfokus pada aspek operasional, tetapi lebih menekankan kecakapan dalam perencanaan strategis, penyelarasan visi, serta kemampuan memimpin lintas sektor organisasi.
Karakteristik Perusahaan
Struktur organisasi sebuah holding company secara umum memiliki sejumlah karakteristik, yaitu luasnya kewenangan tiap-tiap anak perusahaan untuk mengatur kegiatan harian operasionalnya masing-masing, anak-anak perusahaan yang berkecimpung dalam bisnis yang berbeda-beda, adanya kewajiban untuk mampu mmenghasilkan sinergi antarperusahaan, harus mampu mengalokasikan sumber daya, mengelola aset, dan menjalankan strategi investasi yang tepat.
Dengan karakteristik yang demikian itu, pemimpin holding company harus bisa menjalankan fungsi-fungsi strategis, memberi inspirasi lintas anak atau unit perisahaan, dan memastikan agar kewenangan dan pengendalian dilakukan secara seimbang.
Prinsip-Prinsip Kepemimpinan yang Dibutuhkan

Lantas, apa sajakah prinsip-prinsip kepemimpinan yang sesuai untuk holding company?
Pemimpin perlu memiliki kecakapan dalam merancang dan menjalankan strategi secara efektif. Hal ini mencakup kemampuan untuk menganalisis dinamika di luar perusahaan, mengembangkan diversifikasi bisnis yang berkelanjutan, serta membangun keunggulan yang mampu bertahan dalam persaingan jangka panjang. Pemimpin harus memiliki visi jangka panjang serta mampu mengomunikasikannya kepada orang-orang dalam holding company. Mereka juga harus mampu mengambil keputusan berbasis data, dan menjadi pemimpin perubahan yang efektif.
Contoh yang baik dalam hal ini adalah Temasek Holdings, sebuah grup perusahaan yang dimiliki pemerintah Singapura. Ho Ching, CEO Temasek pada 2002-2021, sukses mengembangkan Temasek dari investor lokal menjadi pemain global yang beroreintasi ke masa depan. Ia memperluas portofolionya ke wilayah dan industri baru, terutama di Tiongkok, India, dan pasar berkembang.
Di bawah kepemimpinannya, Temasek menjadi salah satu perusahaan investasi besar pertama yang menerbitkan laporan jejak karbon dan menetapkan target untuk netralitas karbon. Ia juga berinvestasi dalam teknologi iklim, bioteknologi, dan energi bersih jauh sebelum tren ini terjadi.
Kemampuan Seorang Pemimpin Holding Company
Pemimpin holding company harus mampu mengoordinasikan semua komponen dalam struktur organisasi. Mulai dari anak perusahaan, mitra strategis, hingga regulator. Tujuannya agar semua bergerak menuju arah yang sama sehingga tujuan tercapai.
Grup perusahaan memerlukan keseimbangan antara kemampuan memaksimalkan bisnis yang ditekuni saat ini dengan kemampuan mencetuskan dan mewujudkan inisiatif baru. Dalam hal ini, dibutuhkan pemimpin yang mampu menjalankan kedua hal tersebut, berani mencoba hal baru, menjaga kinerja portofolio, dan memberi ruang untuk inovasi seraya menjaga tata kelola.
Rumitnya struktur organisasi holding company membuka peluang terjadinya benturan kepentingan dan pelanggaran etika. Karena itu, pemimpin grup perusahaan harus benar-benar memegang teguh integritas dan menerapkan secara sungguh-sungguh prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, iindependensi, dan keadilan.
Saat ini, ketidakpastian global akibat perang tarif dan kondisi geopolitik di berbagai belahan dunia membayang-bayangi dunia usaha. Menghadapi situasi ini, sebuah holding company harus bisa menyesuaikan diri secara cepat. Pemimpin tidak boleh menutup diri terhadap kolaborasi lintas disiplin. Di samping itu, pemimpin harus membangun jejaring yang kukuh, baik di dalam maupun di luar grup perusahaan. Menghadapi situasi yang serba tidak pasti, pemimpin harus sigap dalam mengambil keputusan, menciptakan budaya kolaboratif dan pembelajaran lintas unit, dan luas dalam menyikapi perkembangan bisnis.
Tantangan

Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh pemimpin holding company. Salah satunya, budaya. Tiap-tiap anak perusahaan memiliki budayanya masing-masing. Pertentangan budaya menyulitkan grup perusahaan untuk mencapai cita-citanya.
Karena itu, pemimpin holding company harus menciptakan nilai-nilai inti yang menyatukan, seperti inovasi, integritas, atau customer-centricity. Apa yang dilakukan Investor AB, grup perusahaan asal Swedia yang dipimpin oleh Jacob Wallenberg, bisa menjadi contoh. Ia mengembangkan nilai-nilai bersama di semua anak perusahaan, dengan menekankan pada kepercayaan, desentralisasi, dan inovasi.
Bisa saja terjadi konflik antaranak perusahaan dalam grup perusahaan. Tiap-tiap anak perusahaan memiliki prioritasnya masing-masing. Untuk mengatasi hal ini, pemimpin holding company dituntut untuk menjadi mediator yang tepercaya. Pastikan bahwa setiap keputusan adalah yang terbaik bagi seluruh grup perusahaan.
Holding company yang berbisnis di berbagai negara menghadapi tantangan regulasi yang rumit. Pemimpinnya wajib memastikan seluruh operasi mematuhi hukum dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik.