Kisah Bernard  Arnault : Mempertahankan Legasi Melalui Suksesi

Kisah Bernard  Arnault : Mempertahankan Legasi Melalui Suksesi

Ini kisah tentang Bernard  Arnault, CEO sekaligus Chairman LVMH, produsen barang-barang mewah terkenal di dunia asal Perancis. Pada usianya yang lebih dari 70 tahun, Bernard memiliki kekayaan hampir 200 Miliar Dolar AS, lima anak, dan sedang berupaya mencegah terjadinya perseteruan di antara anak-anaknya.

Agaknya, Bernard sadar bahwa suksesi dapat membuat bisnis keluarganya rentan. Perpecahan tentu berakibat fatal. Ia telah menyaksikan sendiri pertarungan berebut kuasa di banyak bisnis keluarga.

Diam-diam, ia telah membangun fondasi yang diharapkan dapat menjaga kekompakan keluarga. Inti dari fondasi tersebut adalah holding company, kepemilikan yang dibagi rata di antara kelima anaknya. Holding company ini punya wewenang untuk memengaruhi keputusan-keputusan strategis, yang berdampak pada LVMH. Ini merupakan kendaraan yang diharapkan dapat menyatukan para ahli waris bisnisnya serta menjamin kepemilikan LVMH tetap berada di tangan keluarga, paling tidak selama beberapa dekade mendatang. Meski demikian, Bernard belum mengumumkan rencana tentang siapa di antara kelima anaknya yang bakal menggantikanya sebagai CEO LVMH, bisnis yang ia bangun pada 1980-an sebagai hasil merger beberapa perusahaan.

Calon yang potensial adalah Delphine dan Antoine, anak Bernard dari pernikahan pertamanya; dan Alexandre, Frederic, dan Jean, anak-anaknya dari Helene Mercier, istri keduanya. Pesatnya pertumbuhan, ditopang oleh stabilnya permintaan global terhadap tak kurang dari 75 jenamanya, membuat LVMH menjadi perusahaan paling bernilai (most valuable company) di Eropa.

Baca :   Menjembatani Kesenjangan Generasi Menghadapi Talent Cliff

Spekulasi seputar pertarungan suksesi di LVMH menyeruak setelah Delphine dipromosikan untuk memimpin Christian Dior Couture ada Januari 2023. Pada saat bersamaan, Antoine menjadi CEO holding company utama. Keduanya telah menghabiskan beberapa dekade untuk membangun karier di LVMH. Ketiga saudara laki-laki mereka juga mulai menanjak posisinya di korporasi. Hal ini menimbulkan kesan terjadinya persaingan di antara mereka.

Bernard  Arnault sendiri belum ada niat untuk mundur dalam waktu dekat. Pada April 2022, ia mengatur kenaikan batas usia untuk perannya selama lima tahun, menjadi 80 tahun. Pengamat melihat ia masih sehat dan kuat. Bahkan ada yang memprediksi Bernard bakal menjadi CEO seumur hidup.

Sejauh ini, belum ada kabar tentang perselisihan atau ketidaksepakatan di antara anak-anak Bernard. Ini lantaran sang ayah masih mampu memimpin. Dengan kata lain, sang ayah masih kuat pengaruhnya.

Tahun lalu, Bernard menguraikan bagaimana kepemilikan LVMH kelak pascapendiri. Kemudian, ia mengatur ulang holding company-nya, Agache SE, untuk melindungi kepemilikan dan kendali keluarga.

Baca :   Pendekatan Human-Centric dalam Merekrut Karyawan

Agache mengendalikan Christian Dior SE, yang pada gilirannya memegang 41 persen LVMH. Secara keseluruhan, keluarga Arnault memiliki 48 persen modal saham LVMH dan memiliki hampir 64 persen hak suara, yang berarti peluang predator untuk menguasai perusahaan terbesar Eropa praktis nihil.

Meski anak-anak Bernard  Arnault telah aktif di bisnis keluarga, pada akhirnya hanya satu yang akan menjabat sebagai CEO. Dalam sebuah bisnis keluarga, seperti halnya LVMH, pastilah yang terbaik yang ingin dipilih.

Pertanyaannya, bagaimanakah memilih yang terbaik? Sebelum menentukan siapa orangnya, yang pertama-tama harus dirumuskan adalah kualifikasi yang harus ada dalam diri penerus. Ini harus disesuaikan dengan visi, misi, dan strategi bisnis keluarga.

Berikutnya, membuat daftar kandidat. Dalam membuat daftar kandidat ini, dapat dilihat kemampuan mereka dalam hal-hal hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan karyawan; minat (passion) mereka terhadap bisnis; kemampuan manajemen (management skills); dan kemampuan memimpin. Yang terakhir ini amat penting karena menjadi penentu maju mundurnya bisnis.

Selanjutnya, menugaskan mereka untuk memimpin proyek-proyek seperti mengembangkan dan mengenalkan produk baru dan sebagainya. Di samping menjalankan proyek, selayaknya dilakukan rotasi pekerjaan dan jabatan untuk tiap-tiap kandidat. Hal ini untuk memperkaya kompetensi mereka. Jika terdapat lebih dari satu kandidat, semuanya harus diberi kesempatan secara adil untuk membuktikan kemampuannya. 

Baca :   PHK Karyawan Gen Z : Bagaimana Mengikis Stigma Gen Z?

Sampailah pada tahap evaluasi. Dengan mengevaluasi kualitas tiap-tiap kandidat, dapat diperoleh gambaran lebih tajam tentang preferensi penerus yang diinginkan. Berdasarkan hasil evaluasi yang komprehensif, dapat ditetapkan orang terbaik yang akan menduduki tampuk kepemimpinan tertinggi. Bagi yang tidak terpilih, dapat ditawarkan posisi-posisi strategis di perusahaan untuk membantu pemimpin tertinggi. Untuk kepentingan ini, harus dipastikan mereka dapat bekerja sama dengan baik. Jika mereka tidak bersedia, dipersilakan memilih alternatif lain.

Melalui upaya terbaik memilih penerus, bisnis keluarga dapat melestarikan warisan keluarga (family legacy), dan pada saat yang sama menyiapkan bisnis meenyongsong era baru yang leebih menantang.

#bernardarnault       #LVVMH        #suksesi        #familylegacy           #christiandior

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait