TikTok for Recruitment: Can it Attract the Right Talent?

TikTok untuk Rekrutmen: Bisakah Memikat Talenta yang Tepat?

TikTok untuk Rekrutmen: Bisakah Memikat Talenta yang Tepat? Sejak TikTok diluncurkan, cara bercerita, berkreasi, dan menyampaikan pesan melalui video singkat berubah drastis. TikTok menjadi salah satu media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif. Menjelang akhir 2024, Indonesia menjadi negara dengan pengguna TikTok terbanyak di dunia. Demikian menurut Oberlo, seperti dikutip cnbcindonesia.com. Jumlahnya mencapai 157,6 juta. Indonesia melampuai negara lainnya seperti Amerika Serikat (120,5 juta), Brasil (105 juta), Meksiko (77,5 juta), dan Vietnam (65,6 juta).

Saat ini, TikTok tidak hanya dimanfaatkan untuk hiburan, tetapi juga mulai digunakan untuk keperluan bisnis dan manajemen organisasi. Salah satunya untuk merekrut karyawan. Namun, apakah TikTok benar-benar bisa menjadi sarana efektif untuk merekrut talenta unggul?

TikTok untuk Rekrutmen: Bisakah Memikat Talenta yang Tepat?

Beberapa perusahaan telah memanfaatkan TikTok. Salah satunya adalah Target Corporation (Target). Peritel asal AS ini menggunakan kampanye #TargetCareers di TikTok untuk memikat anak muda. Perusahaan yang didirikan pada 1902 ini menampilkan lingkungan kerja, manfaat kerja, dan pengalaman karyawan sehingga karyawan memiliki bayangan tentang bagaimana rasanya bekerja di sana. Contoh lainnya adalah Chipotle Mexican Grill meluncurkan kampanye #CareerChipotle untuk merekrut karyawan baru. Mereka memanfaatkan tren video pendek yang kreatif untuk menarik perhatian calon pelamar. Kampanye ini berhasil menciptakan banyak engagement. NASCAR tak ketinggalan memanfaatkan TikTok untuk merekrut. NASCAR adalah adalah perusahaan keluarga yang menyelenggarakan berbagai macam acara balapan. Saat ini NASCAR merupakan promotor penyelenggara balap mobil terbesar di Amerika Serikat (AS). NASCAR menggunakan TikTok untuk menjangkau generasi muda dengan video yang menampilkan pengalaman kerja di balik layar di dunia balap.

Baca :   PHK Karyawan Gen Z : Bagaimana Mengikis Stigma Gen Z?

Dibandingkan dengan media sosial lainnya, seperti Instagram, X (dahulu Twitter), dan Facebook, TikTok unik. Apa yang membuat perusahaan mengincar TikTok untuk dimanfaatkan dalam merekrut karyawan?

Anak Muda

TikTok kerap didentikan dengan generasi milenial dan generasi Z. Seperti kita tahu, kedua generasi ini makin mendominasi dunia kerja. Mereka juga gandrung dengan media sosial, apalagi yang dipandang segar dan dinamik seperti TikTok. Dengan menggunakan TikTok, perusahaan ingin dipandang mampu memahami kebutuhan, selera, dan aspirasi anak muda.

Alasan berikutnya terkait luasnya jangkauan serta spesifiknya sasaran. Minat pengguna menjadi dasar algoritma media sosial yang diluncurkan pertama kali pada 2016 itu. Karena itu, kontennya mudah menjangkau audiens yang tepat. Termasuk mereka yang sedang tidak mencari pekerjaan (baru) tetapi potensial dari sisi kualifikasi.

Konten kreatif menjadi alasan lain. Melalui TikTok, visi, misi, dan budaya perusahaan bisa disampaikan secara kreatif dan memikat. Ini tentu saja menaruk perhatian pencari kerja. Berbeda halnya dengan iklan lowongan tradisional yang bagi generasi Z banyak dipandang membosankan.

Baca :   Glass Cliff: Tantangan Kepemimpinan bagi Wanita dan Minoritas di Tengah Krisis

Lantas, bagaimanakah caranya perusahaan memanfaatkan Tiktok untuk merekrut karyawan? Pertama, memberi gambaran suasana kerja perusahaan. Dari sini, kandidat dapat memahami nilai-nilai serta budaya perusahaan. Ini dapat diketahui misalnya melalui video ayng menggambarkan kebiasaan dan aktivitas sehari-hari karyawan dalam perusahaan.

Melalui TikTok, perusahaan dapat membuat video yang lebih memikat untuk mengiklankan lowongan kerja. Jadi tidak hanya dalam bentuk teks. Dalam iklan tersebut, bisa digambarkan secara singkat posisi yang dibutuhkan, syarat-syarat, serta tugas dan tanggung jawab calon karyawan.

Karena diawali dengan TikTok, lanjutannya pun harus demikian. Begitulah menurut sebagian perusahaan. Artinya, iklan lowongan melalui TikTok harus ditanggapi kandidat melalui TikTok juga. Perusahaan meminta karyawan mengirimkan video Tiktok sebagai bagian dari seleksi. Dari video tersebut, perusahaan dapat menilai kompetensi calon karyawan.

Pertimbangkan Untung Ruginya

Ada sejumlah keuntungan memanfaatkan TikTok untuk perekrutan. Paling berharga adalah reputasi. Perusahaan akan dikenal sebagai tempat kerja yang kreatif, inovatif, dan progresif. Hal ini akan memperkuat employer branding perusahaan. Dalam bidang-bidang yang menuntut kreativitas tinggi seperti teknologi, media, desain, dan pemasaran, perekrutan melalui TikTok tepat. Melalui TikTok, perusahaan dapat melihat langsung proses dan hasil kerja kandidat. Dari sisi biaya dan waktu, juga lebih hemat.

Namun, memanfaatkan TikTok untuk merekrut juga memiliki kekurangan. Pelamar mungkin akan berlomba-lomba mengirimkan video kreatifnya untuk memikat perusahaan. Namun, seperti halnya perekrutan konvensional, tidak semuanya cocok dengan kebutuhan perusahaan. Bahkan bisa terjadi, calon karyawan lebih sibuk berkreasi dengan konten daripada menunjukkan kemampuannya bekerja sesuai posisi yang dibutuhkan perusahaan. Kerugian berikutnya, durasi video yang singkat tidak cukup bisa menggambarkan kemampuan kandidat. Faktorr demografis juga menjadi kendala. Seperti diketahui, kebanyakan pengguna TikTok adalah generasi muda. Dari sisi penguasaan teknologi, mereka memang lebih jago. Namun belum tentu dari segi pengalaman, khususnya untuk posisi tertentu. Sementara generasi di atas mereka tidak terlalu akrab dengan TikTok. Dari sisi kredibilitas, banyak perusahaan menganggap TikTok tidak sesuai untuk hal-hal yang “serius” atau “berbobot” seperti perekrutan. Masih banyak yang memandang TikTok sebagai media sosial untuk hiburan semata. Isinya “ringan-ringan” saja.

Baca :   Berjaya Tanpa PHK: Belajar dari Silver Queen

TikTok untuk Rekrutmen: Bisakah Memikat Talenta yang Tepat?

Kategori: Human Capital & Talent Management

#TikTok #rekrutmen #Target #Chipotle Mexican Grill

#NASCAR #konten kreatif #algoritma #reputasi #employer branding

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait